rumah baru

Ini sudah hari kedua setelah Nala sadar , kini Nala masih berada di rumah sakit, kata dokter dia hanya memerlukan istirahat yang cukup.

Nala pingsan selama 3 hari, Nala tak menyadari hal itu, yang dia tahu hanyalah dia sedang tertidur sebentar saja.

"Nala, udah mendingan?" ucap hidan sembari membawa sebuket bunga di tangannya

"Iya kak, bentar lagi juga aku bakalan pulang kak"ucapnya dengan wajah datar

"Maaf yah, kakak baru bisa jenguk sekarang soalnya kakak banyak urusan di OSIS"ucap hidan sembari tersenyum.

Nala melihat ke arah hidan yang sudah berada di hadapannya, rasanya dia ingin menanyainya sesuatu sebelum suara pintu terbuka.

"Kak, kata perawatnya kakak pulangnya sore" ucap dini sambil berjalan masuk, di ikuti oleh seorang pria yang benar-benar membuat ku kesal beberapa hari ini.

"Ngapain lu disini hidan...? Dia udah mau pulang itu nggak perlu minta sumbangan hahaha" ucap Raka sembari tertawa

Nala kesal dengan Raka, bisa-bisanya di saat seperti ini dia malah tertawa dan mengejeknya, apa kah dia tak pernah punya masalah? makanya dia selalu saja membuat orang-orang kesal padanya.

"Gue pulang dulu yah Nala, malas ada bocah freak ini disini" ucap hidan sembari menaruh buket Lalu beranjak keluar.

"Halah bilang aja lu malas ketemu orang ganteng kayak gue" ucap Raka menyombongkan diri,

"Gue keluar dulu yah, mau nyusul Arya takut kesasar dianya" ucap raka berlalu pergi

"Kak Nala, berhutang banyak cerita sama dini"ucap dini sembari duduk di sampingnya

"Hutang cerita apa?"ucapnya dengan wajah datar

"Yah hutang cerita pacar kakak itu siapa?. Kak Arya itu baik banget idaman gitulah dia juga yang selalu temani kakak disini pas dini harus pulang ataupun sekolah, terus cowok yang bawakan kakak buket itu juga, nggak kalah ganteng dan kelihatannya juga baik banget,.dan kak Raka dia itu paling ganteng diantara kedua cowok itu tapi dia itu freak kak, jokes nya dia itu jokes bapak-bapak, tapi kayak nya dia cukup populer yah kak soalnya tiap dini jalan Ama kak Raka pasti ada aja orang random yang nyapa kak Raka"ucap dini panjang lebar

"Kak Arya nggak sekolah?"tanyanya dengan wajah datar

"Iya kak kata kak Arya kasihan kakak kalo sendiri jadi dia ijin sakit gitu kak" ucap dini

"Makanya kemarin yang jagain kakak, kak Raka soalnya kak Arya ijinnya udah banyak" lanjut dini.

Mendengar perkataan dini membuat Nala merasa kalo Arya sangat peduli padanya, tatapan dan perkataan Arya juga sangat tulus, Nala rasa dia tak akan salah jika mempercayainya lagi.

Tak lama pintu terbuka menampilkan Arya dan kak Raka dengan plastik hitam yang ada di kedua tangan mereka, yang dia yakini berisikan makanan dan minuman yang mereka beli di luar sana.

Arya menaruh plastik hitam itu di dalam atas meja yang memang sudah di siapkan pihak rumah sakit.

"Besok nala jgn sekolah dulu yah takutnya kondisi Nala belum cukup baik"ucap Arya sembari tersenyum

"Apaan yang belum baik tadi pagi gue lihat dia kayang" ucap Raka

Nala melihat ke arah Raka dengan malas, dan menoleh ke arah Arya.

"Aku udah mendingan kak, aku bisa kok sekolah besok" ucapnya dengan wajah datar

"Tapi Nala jangan dipaksain, kakak nggak mau kamu kenapa-napa"ucap Arya dengan wajah khawatir

"I'm fine" ucapnya final

Dini dan Arya kini pergi menemui perawat, meminta keterangan tentang kepulangannya.

Nala kini hanya berdua dengan Raka didalam kamar rawat, hal itu yang membuatnya sangat malas, Raka sedari tadi sibuk memainkan game online di ponselnya dan Nala? Dia sibuk membaca buku

"Mata Lo nggak sakit apa baca buku Mulu"ucap Raka memecahkan keheningan

Nala melihat ke arah Raka lalu menggelengkan kepala dan kembali membaca buku.

"Gue cuman mau kasih saran ada baiknya lo jangan sering-sering baca buku, takutnya mata Lo rusak"ucap Raka

Tak lama pintu terbuka menampilkan dini dan Arya, mereka datang sembari tersenyum di ikuti oleh seorang perawat di belakang mereka.

Perawat itu melepaskan infus ditangan Nala lalu tersenyum manis padanya

"Untuk obatnya sudah di urus sama pacar kamu yah" ucap dokter itu padanya

Pacar? Siapa yang dia maksud? Teman saja Nala tak memilikinya apa lagi seorang pacar dan apa keuntungan nya jika kita memiliki pacar? Nala bahkan berfikir untuk tidak menikah melihat kedua orang tuanya yang bercerai dan memilih hidupnya masing-masing.

"Em.... makasih suster tapi saya bukan pacarnya saya cuman temannya"ucap Arya sembari tersenyum

Teman? Ini pertama kalinya Nala mendengar seseorang yang menganggapnya sebagai temannya, Nala berfikir tak ada alasan untuknya tak mempercayai Arya.

...**********...

Nala kini telah sampai dirumah, mereka dia antar pulang oleh Raka menggunakan mobilnya.

"Makasih yah kak Raka dan kak Arya"ucap dini sembari tersenyum ke arah mereka

"Iya sama-sama din"ucap Arya membalas senyuman dini

"Lo nggak mau ngomong apa-apa gitu kayak adek Lo" ucap Raka sembari melihat ke arahnya

Nala hanya membalas tatapan Raka, lalu mengangguk dan segera beranjak pergi dari situ tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Cih..... inilah yang bikin gue malas Ama tuh anak ngomong aja nggak bisa" ucap Raka kesal

"Maaf kak Nala yah kak, dia emang begitu semenjak kejadian itu"ucap dini sambil menunduk

"Nggak apa-apa kok dini, kak Arya paham Raka juga cuman bercanda kok"ucap kak sembari tersenyum.

Tak lama mereka berdua meninggalkan rumah, Nala melihat mobil mereka beranjak dari balik pagar, sebenarnya Nala ingin mengucapkan kata itu tapi mulutnya serasa terkunci, dia benar-benar menutupi diri dari orang-orang hingga dia sangat sulit untuk berkata terimakasih dan maaf.

"Non Nala udah pulang bibi khawatir banget sama non Nala, non Nala mau bibi masakin apa hari ini"ucap bi inah penuh semangat padanya

Nala melihat ke arah bi Inah dan menggelengkan kepala, Nala tak merasa lapar sekarang Nala hanya ingin segera masuk ke dalam kamar, karena dia melihat mobil orang itu terparkir tepat di halaman rumah.

Nala pergi meninggalkan BI Inah sendiri di bawah, sesampainya di dalam kamar, Nala langsung mengunci pintu kamarnya, Nala duduk di tepi kasur melihat ke arah lemari buku, dia berjalan perlahan ke lemari buku itu, membukanya dan mengambil sebuah buku yang sudah lama dia simpan buku peninggalan nenek.

Lembar demi lembaran aku buka hingga aku terfokus pada 1 halaman yang membuatku penasaran halaman itu bertuliskan (luka pada hati bisa disembunyikan oleh cinta yang tulus) aku bertanya apa maksud dari tulisan itu apa itu luka hati?

Selama ini sakit yang selalu aku rasakan berada di bagian hati tapi itu tak pernah mengeluarkan darah apakah luka hati itu luka yang tak berdarah?

Dan apa itu cinta yang tulus?

Jika mamah dan papah saja bisa pisah itu artinya tak ada ketulusan bukan, dan papah berani menyentuh ku itu juga bukan ketulusan

Semua orang berkhianat padaku itu juga bukan ketulusan

Mengapa dunia ini penuh dengan kebohongan mengapa kita hidup harus memiliki tujuan dan mengapa kita harus menemukan cinta yang tulus mengapa?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!