Hari ini adalah hari libur,bagi kebanyakan orang,hari libur pasti digunakan untuk bermalas malasan dan bangun siang,apalagi remaja seusia Elvina.
Tapi tidak untuk Elvina,ia sudah bangun pagi sekali untuk membantu bunda nya. Rumah Elvina memang belum ada asisten rumah tangga. Jadi semua pekerjaan rumah diurus oleh Nadin.
Elvina sekarang sedang membantu Nadin memasak, sekalian belajar katanya.
"Itu diaduk dulu sayang" ujar Nadin.
"Iya bun" jawab Elvina sembari mengaduk sayur sopnya. Sedangkan Nadin sedang memasak ayam goreng.
"Itu biarin aja dulu, sekarang kamu ulek cabenya. Makan tanpa sambel itu berasa kaya ada yang kurang" ucap Nadin terkekeh.
"Siap bunda". Elvina mengulek cabenya dengan penuh semangat.
"Bunda" teriak Elina dari arah kamarnya.
"Udah bangun aja tuh anak" sahut Elvina.
"Iya sayang bunda didapur" balas Nadin dengan berteriak juga.
"Na, kamu tolong jagain Elina dulu ya. Ini biar bunda yang selesein".
Elvina mengangguk. Ia mencuci tangan terlebih dahulu.
"Kakak, El mau makan puding" ujarnya.
"Mau puding ya,sebentar. Kakak mau ke bunda dulu ya" ucapnya lembut sembari mengelus rambut adiknya penuh sayang.
"Bun" panggil Elvina.
"Kenapa Na?" Nadin menjawab tanpa menoleh kearah Elvina.
"El, katanya minta puding tuh".
"Pudingnya abis,kamu beli dulu gih disupermarket depan. Sekalian beli keperluan lainnya".
"Iya bun" Elvina sudah bersiap untuk membalikan badannya.
"Eh bentar, tolong ajak El sekalian ya".
Elvina hanya mengangguk.Ia berjalan ke arah adiknya untuk mengganti pakaian nya .
"Yuk" ajak Elvina pada adiknya untuk pergi ke supermarket. Mereka berdua akan berjalan kaki tentunya. Mumpung udara masih segar. Toh Elina juga tak menolaknya.
Sesampainya di Supermarket mereka berdua segera masuk kedalam untuk membeli kebutuhan nya.
"Ayo El, kakak udah selesai". Bukan nya menjawab, Elina malah berlari didalam supermarket dan tak sengaja menabrak seorang pemuda.
"Aduh El, jangan lari lari .Jatuh kan" Elvina membantu adiknya berdiri.
"Maafin adik saya ya mas" ucap Elvina menunduk sopan.
"Nana kan? " merasa terpanggil,Elvina mendongak.
"Lo-".
"Fajar" ucapnya.
"Maaf ya Na gue ngga jujur kalau gue itu Risky,gue terpaksa pakai nama tengah gue" batin nya.
"Oh jadi nama lo Fajar" jawab Elvina. Risky hanya mengangguk kaku.
"Maafin adik gue ya tadi".
"Gak papa Na" ucapnya tersenyum tipis. "Mau pulang bareng?" tawarnya.
"Ngga usah, rumah gue deket kok".
"Iya udah tapi lain kali harus mau ya"pintanya.
Elvina tersenyum.
"Kakak" cicit Elina.
"Kenapa sayang?" tanya Elvina serasa menunduk menatap adiknya.
"Pulang".
"Ternyata adik lo udah besar ya" sahut Risky.
Elvina hanya diam,maksud dari kata kata Risky itu apa, ia seakan sudah kenal Elvina lama. Tentu saja sudah, tapi Elvina belum mengingatnya.
Apakah Risky salah satu orang dimasalalu Elvina pikirnya. Ya, Elvina tau dia sedang amnesia, tapi ia tak bisa mengingat apapun mengenai si Risky.
Tiba tiba kepala Elvina pusing karena terlalu keras untuk berfikir.Ia lantas memengangi kepalanya.
Semua gerak gerik Elvina, tak pernah lepas dari pandangan Risky "lo kenapa Na?" tanyanya dengan sangat khawatir.
"Gak papa".
"Gue anterin pulang aja ya".
"Gak usah, makasih ya.Gue duluan" Elvina langsung menggandeng tangan adiknya untuk membayar dan langsung pulang.
Sedangkan Risky hanya terus memandangi punggung Elvina sampai Elvina benar benar keluar dari supermarket.
"Gue kangen banget sama lo".
"Tapi gue bakal sabar buat dapetin lo lagi".
Setelah berkata seperti itu, Risky langsung pergi ke kasir untuk membayar pesanan mommy nya.
^^^
Elvina pulang dengan tergesa gesa, entah kenapa setiap berdekatan dengan Risky tadi, hatinya seperti ada gejolak aneh, seperti ada perasaan rindu. Tapi rindu apa?, Mereka baru pertama kenalan.
Sudahlah memikirkan itu malah semakin membuat kepalanya pusing.
Ia masuk kedalam rumah sembari menenteng kresek belanjaan bersama adiknya.
"Bunda" teriak Elina dengan girang. Sedangkan Elvina hanya terkekeh.
"Jangan lari lari, nanti jat-".
Bruk.
Belum selesai Elvina berucap, Elina malah sudah jatuh tengkurap diatas lantai.Namun anehnya bukan nya menangis, Elina malah tertawa.
Elvina jadi merasa takut,apakah yang ia lihat didepannya adalah adiknya?.
"Loh ngapain tengkurap disitu nak" Nadin datang dari arah dapur.
"Jatuh tuh bun, udah Nana ingetin biar gak lari eh bandel si" jawab Elvina,ia langsung berjalan kearah dapur,sedangkan Nadin membantu putrinya untuk berdiri.
Elvina langsung berkutat di dapur untuk membuatkan puding untuk adiknya. Setelah selesai ia menaruhnya didalam kulkas.
Elvina keluar dari dapur sudah tidak mendapati adik serta bundanya. Mungkin dikamar adiknya.
Akhirnya Elvina langsung berjalan menuju kamarnya sendiri. Rebahan mungkin enak pikirnya. Lagipula semua pekerjaan rumah sudah selesai.
Ceklek.
Elvina masuk kedalam kamar dan menutup pintunya kembali,ia langsung berjalan kearah kasur empuknya.
Elvina tiduran dengan telentang,pandangannya menatap langit langit kamarnya. Ternyata membosankan juga liburan seperti ini hanya tiduran dikasur.
Ia lantas mengambil ponselnya yang tergeletak diatas nakas. Elvina akan menghubungi Kaila sahabatnya untuk main kerumah.Mengapa cuma Kaila? karena Elvina tidak terlalu dekat dengan Indira. Meskipun Indira berkata bahwa dia adalah sahabat dekat Elvina semasa SMP, tapi Elvina tak mengingatnya sama sekali.
Baru saja membuka lockscreen ponselnya, Elvina sudah mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal.
+6285791***
Sv ya Na, gue Fajar:).
Fajar lagi, Fajar lagi. Ia merasa pusing dengan apapun yang berhubungan dengan dia. Elvina masih bingung dengan dirinya sendiri. Siapa sebenarnya Fajar?. Ada hubungan apa dengan dirinya?.
Elvina akan mencari tau sendiri,ia akan menjawab semua pertanyaan dalam otaknya. Tanpa membalas nya, Elvina langsung menyimpan nomornya.
Baru saja Elvina mencari nomor Kaila dikontak hpnya, tiba tiba ponsel nya berbunyi lagi,ada notifikasi pesan baru.
+6285791***
Ngga dibales Na. Sibuk ya?.
Elvina
Iya.
Hanya kata iya yang Elvina balaskan. Bukannya ia tak suka, ia hanya berjaga jaga. Fajar adalah orang baru dihidupnya. Tapi anehnya,Fajar itu seakan akan orang lama dihidupnya. Jelas lama Fajar dan Risky adalah orang yang sama, teman semasa smp sekaligus cinta pertamanya.
Setelah membalas pesannya, Elvina langsung mendial nomor Kaila.
"Hallo Na. Ada apa?".
"Kerumah si, gue gabut".
"Ok".
Kaila langsung mematikan sambungan telefonnya sepihak.
Elvina berdecak sebal. Tak berselang lama.
"Elvina" Kaila berteriak.
Elvina kaget, cepat sekali Kaila datang. Ia langsung turun kebawah. Bukan cuma Kaila ternyata, disana ada Indira juga.
"Cepet banget lo datangnya" ucap Elvina setelah sampai di bawah.
"Iya kebetulan,pas lo telfon.Gue lagi dijalan ya langsung aja" jawab Kaila.
"Oiya kebetulan banget Indira lagi sama gue jadi ya sekalian aja".
Elvina hanya ber-Oh ria.
Tidak apa la, ada Indira. Mungkin lebih banyak teman lebih baik.
Elvina langsung teringat, waktu Indira menceritakan perihal masa SMPnya. Mungkinkan ia tau sesuatu. Nanti Elvina akan cari tau lewat Indira saja.
Ia akan memecahkan sumber kebingungan nya selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments