Keesokan harinya Risky sudah siap untuk berangkat ke Bandung, ia baru saja selesai memasukan barang bawaannya kedalam mobil milik Daddy nya.
Tapi Risky tidak akan ikut berangkat dengan orang tuanya. Ia akan mengendarai motornya sendiri. Toh yang terpenting Risky sudah tau alamat rumah barunya. Sebelumnya Risky juga sudah mengurus kepindahan sekolahnya.
"Ayo son kita berangkat",ajak Gilang.
"Daddy duluan aja, Risky nanti nyusul",balasnya. Gilang hanya mengangguk,ia lantas memasuki mobilnya.
"Hati hati dijalan ya sayang. Jangan ngebut", ucap Siska lembut sembari mengelus rambut putranya dengan sayang.
"Siap Mom", jawab Risky,ia langsung mengecup pipi sebelah kanan Mommy nya.
Interaksi antara anak dengan istrinya tak luput dari pandangan Gilang didalam mobil. Ia merasa geram, akhirnya Gilang sengaja membunyikan klakson mobilnya dengan keras. Entahlah Gilang memang pencemburu bahkan dengan anaknya sekalipun.
"Ya udah Mommy masuk dulu, Daddy mu sudah sangat marah" ,ucap Siska terkekeh.
Sedangkan Risky hanya melirik sebentar ke arah Daddy , " dih sama anak sendiri aja cemburu". Gilang hanya menatapnya tajam.
"Apa Dad?", tanyanya garang.
"Tidak".
"Udah sana berangkat, Daddy pasti seneng kan Risky gak satu mobil sama kalian", ucap Risky.
"Oh tentu dong", jawab Gilang senang.
"Iya lah kan bisa berduaan",cibirnya.
"Itu kamu tau".
"Udah udah, kalian nanti lama lama berantem ayo cepat berangkat" ,lerai Siska. Tak lama kemudian Gilang menyalahkan mesin mobil nya dan berlalu meninggalkan pelataran rumahnya.
Sebelum berangkat, Risky menyempatkan menghubungi Deni sahabatnya. Tapi tak kunjung mendapat balasan.
"Aish, lagi ngapain tuh bocah", desisnya. Risky terus berusaha menghubungi nya. Tak berselang lama sambungnya terhubung dan terdengar suara grasak grusuk.
"Hallo".
"Abis ngapain lo, lama banget angkatnya".
"Woi bro lo gak liat sekarang jam berapa?".
Risky lantas melihat jam ditangan kirinya, ternyata baru pukul 9 pagi.
"Jam 9".
"Itu tau, jam segitu kan belum istirahat".
"Tumben masuk kelas lo".
"Gue kan anak rajin".
"Halah".
"Cepet gak usah basa basi, apa tujuan lo ngehubungi gue .Soalnya gue lagi ditoilet,nanti anak anak pada curiga gue kelamaan, dikira lagi boker".
"Gue mau pamitan sama lo, gue mau berangkat ke Bandung ".
"Udah gitu doang? ".
"Doain kek, supaya selamat sampai tujuan terus bisa ketemu pujaan hati gue".
"Yaya udah gue doain".
"Gak ikhlas banget si lo. Oh iya gue minta nomor pacar lo dong".
"Buat apa? . Mau nikung gue ya lo? dasar gak elit banget ,mau nikung tapi minta nomernya langsung ke pacar nya".
"Bacot, cepet nanti kirim".
"Ja-".
Panggilan langsung diputuskan sepihak oleh Risky. Telinganya terasa panas mendengar omongan Deni. Ia terkadang seperti perempuan.Risky juga tau sekarang pasti Deni sedang mengumpatinya.
Ponsel Risky berbunyi kembali pertanda ada notifikasi masuk yang berasal dari Deni.Ia hanya membacanya tanpa berniat membalasnya. Risky hanya menyimpan nomor ponsel milik kekasih sahabatnya itu.
Setelah selesai, Risky memasukan ponselnya kedalam saku jaketnya,ia juga membenarkan letak tas di punggungnya. Tak lupa ia memakai helm full face nya.
Risky langsung menyalakan mesin motornya,ia mengendarainya dengan kecepatan rata rata. Selama perjalanan pun ia terus tersenyum dibalik helm full face nya. Entahlah mungkin dia tidak merasa kram pada bibirnya karena terus tersenyum.
Yang ada dipikirannya sekarang adalah supaya Risky bisa cepat bertemu dia ,seseorang yang selalu ada dihatinya.
"Aku pasti menemukan mu sayang" ,batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments