Part 6

Jakarta

Risky sedari tadi hanya mondar mandir didalam kamar, ia ingin mengatakan pada daddy nya bahwa ia ingin pindah dan bersekolah di Bandung.

Tapi ia ragu,pasti Mommy nya itu akan melarangnya. Apalagi alasannya hanya untuk bertemu seseorang.

Seseorang yang mengisi hatinya sampai sekarang. Alasan konyol yang pastinya langsung ditolak mentah mentah.

"Gimana ini",monolognya.

"Usaha dulu aja lah. Urusan hasil mah belakangan",Risky begitu yakin.

Ia lantas membuka pintu kamarnya dan berlalu turun, baru saja sampai di pertengahan tangga. Samar samar Risky mendengar obrolan orang tuanya. Risky akhirnya berhenti sejenak,untuk mendengarkan.

"Sepertinya kita bakal pindah ke Bandung",ucap Gilang-Daddy Risky.

"Loh kenapa?",tanya Siska-Mommy Risky.

"Aku harus ngurus perusahaan yang disana. Jadi mau tidak mau kita harus pindah kesana sayang,kalau harus bolak balik Jakarta Bandung setiap hari rasanya aku engga sanggup. Jadi jalan satu satunya kita pindah kesana. Perusahaan disini biar orang kepercayaan aku yang mengurus nya".

"Tapi kasian Risky, dia harus pindah sekolah juga. Dia udah kelas 12 loh",ucap Siska.

"Risky bisa aja tinggal disini dan masih sekolah disini. Lagipula Jakarta-Bandung kan tidak terlalu jauh. Kita juga bisa sesekali menengok nya".

Risky yang mendengar semua obrolan orang tuanya tentu sangat bahagia. Ia tak perlu harus memohon keinginan nya harus dituruti. Tapi ia tak suka perkataan akhir Daddynya. Risky tetap akan ikut ke Bandung,apapun alasannya.

"Risky mau ikut kalian ke Bandung," celetuk Risky sembari berjalan ke arah mereka berdua.

Mereka berdua langsung mengarahkan atensinya pada Risky."Kamu nguping?",

"Daddy aja yang ngomongnya kenceng banget",sahut Risky enteng.

"Jadi kapan kita pergi ke Bandung Dad?",tanya Risky tak sabaran.

"Besok berangkat, tapi cuma Daddy sama Mommy".

"Eh apaan itu Dad,Risky tetap ikut, gak mau tau".

"Sayang, kamu udah kelas 12 masa mau pindah sekolah juga",ucap Siska lembut mencoba memberi pengertian.

"Mom, anakmu ini Pinter, pasti bisa cepat menyesuaikan diri", jawab Risky.

"Ada hubungan apa pinter dengan menyesuaikan diri," cibir Gilang.

"Diem Dad!".

"Ya udah kita besok pindahnya bertiga", Siska memutuskan. Lama lama ia juga tak tega meninggalkan Risky sendirian di Jakarta. Sedangkan suaminya langsung melotot tak percaya.

"Say-" ,Siska langsung mengisyaratkan bahwa ia tak ingin dibantah.

Dalam hati, Risky sudah bersorak kegirangan. Sebentar lagi keinginannya segera terwujud.

"Tunggu aku sayang" batin Risky.

"Iya udah sana kamu beres beres barang yang mau kamu bawa" ,perintah Siska.

"Siap Mom" ,ucap Risky senang. Ia berlari kecil menaiki kamar sembari bersenandung. Perasaannya sedang senang.

...^^^...

Malam harinya Elvina sudah bersiap untuk pergi menyanyi di cafe ayahnya. Elvina memang berbakat dalam bernyanyi. Jadi kalau ada waktu luang ia pasti akan menyanyi di cafe ayahnya,menghibur pengunjung yang datang. Ayahnya juga tak keberatan, ia mendukung apa yang menjadi hobi Elvina. Elvina akan pergi bersama Riyan.Kekasihnya itu sudah sering menemani Elvina untuk bernyanyi.

Untuk masalah tadi disekolah, Elvina meminta pada Riyan untuk menyembunyikan nya dari orang tua Elvina. Ia tak mau membuat mereka khawatir. Ia juga belum mengatakan yang sejujurnya pada Riyan.

Sebenarnya Riyan tetap akan mengatakan nya tapi Elvina mengancam tidak akan berbicara lagi pada Riyan. Akhirnya Riyan menuruti.

Dan beruntungnya Riyan sudah tidak membahas perihal masalah tadi. Elvina sebenarnya masih bingung ada apa dengan nya, ketika Indira menceritakan masa lalunya dan juga cinta pertamanya. Elvina langsung merasakan sakit dikepalanya.

"Siap sayang?" ,pertanyaan Riyan membuyarkan lamunan Elvina.

"Siap" ,balas Elvina sembari tersenyum . Riyan lantas terkekeh dan mengacak pelan rambut kekasihnya.

Mereka berdua memang berpacaran sudah cukup lama. Sebenarnya banyak yang menaruh perasaan pada Elvina, termasuk orang yang terdekatnya yang selalu ada disamping Elvina kala dirinya sedih.

Selama perjalanan mereka berdua hanya diam, Elvina hanya menyenderkan kepalanya pada punggung Riyan,ia memeluk erat pinggang kekasihnya. Sedangkan Riyan hanya fokus mengendarai motornya, sesekali tangannya mengelus punggung tangan Elvina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!