Suasanya diperjalanan nampak sunyi, hanya suara hujan yang terdengar. Elvina kini sudah duduk manis didalam mobil,tentu saja bersama Riyan , orang yang memanggil Elvina tadi adalah kekasihnya sendiri.
Riyan langsung menyuruh nya untuk pulang bersamanya,sebenarnya Elvina tak tega meninggalkan Rayhan sendiri, tapi Rayhan juga turut andil memaksanya untuk pulang.Alhasil Elvina menuruti.
Sebelum nya ia juga sudah berterima kasih pada Rayhan karena telah mengantar nya, meskipun belum sampai rumah.
Bahkan Elvina sampai lupa, jaket Rayhan masih melekat ditubuhnya.Riyan juga tidak mempermasalah kan.
Apa kalian bertanya mengapa Riyan tak cemburu melihat kedekatan Elvina dengan Rayhan yang notaben nya adalah sahabat nya?. Tentu saja tidak cemburu, selagi mereka tidak melakukan hal hal yang melebihi batas dari seorang teman, Riyan tak melarangnya. Ia tak pernah mengekang Elvina untuk berteman dengan siapa pun. Lagipula Riyan percaya pada Rayhan karena ia sahabatnya.
Mungkin kalian beranggap Riyan tipikal cowo yang bodo amat,namun nyatanya tidak. Ia adalah tipikal cowo yang sedikit posesif,ingat hanya sedikit .
Meskipun ia membebaskan Elvina berteman dengan siapapun,kalian harus tau tapi itu hanya berlaku untuk teman perempuan ,kalau untuk laki laki tentu saja Riyan akan turut andil dalam memilih mana yang benar benar ingin berteman dengan kekasihnya atau hanya sekedar modus belaka.
Tapi ada satu hal yang tidak Riyan tau mengenai hubungan Rayhan dengan Elvina. Cukup mereka saja yang tau.
Baik Elvina maupun Rayhan itu sangat kompak untuk menyembunyikan nya. Toh menurutnya itu tidak terlalu penting.
Sedari tadi Elvina terus saja diam, ia hanya mengeratkan jaket milik Rayhan. Matanya terus memandang jendela samping nya.
Riyan juga sama halnya, ia hanya fokus mengendarai mobilnya.
"Sudah sampai", Elvina mengedarkan pandangannya dan ternyata benar ia sudah sampai didepan rumah.
Riyan segera mengambil payung dijok belakang dan langsung turun untuk membukakan pintu mobilnya.
Ia berjalan bersama Elvina dengan posisi tangan kiri memegang payung dan tangan kanan nya memeluk bahu Elvina.
"Mau mampir dulu?", tanya Elvina setelah sampai diteras rumahnya.
"Boleh deh" ,jawab Riyan kebetulan ia iuga ingin mampir.
Baru saja mereka berdua masuk , mereka sudah disambut suara cempreng milik Elina ,adik dari Elvina.
"Kakak", ucapnya histeris dan langsung berlari ke arah Riyan bukan Elvina. Ya, Elina sangat dekat dengan Riyan memang.
"Baju kakak basah sayang tuh sampe celana nya", Riyan mencoba melepaskan pelukan Elina dikaki nya. Sedangkan Elina langsung mencebik kan bibir nya kesal. Riyan hanya mengacak pelan rambut Elina dan langsung mencium pipinya dengan gemas.
Elvina dan Nadin hanya terkekeh melihat tingkah Elina. Ngomong ngomong keluarga Elvina sudah mengetahui hubungan mereka berdua.
"Ayo duduk dulu nak Riyan", ajak Nadin.
"Iya tan", Riyan langsung duduk disofa. Sedangkan Elvina sudah berada dikamarnya untuk mengganti pakaian nya, karena seragam Elvina lebih basah daripada Riyan. Tentu saja jaket Rayhan ikut basah.
Berbicara soal Rayhan, Elvina jadi tidak tega,pasti Rayhan pulang nya hujan hujanan tanpa menggunakan jaket, karena jaketnya ia pakai. Kebetulan juha Rayhan tidak membawa jas hujan.
Elvina berharap semoga Rayhan tidak jatuh sakit nantinya, sepertinya besok ia akan meminta maaf dan mengembalikan jaketnya.
Elvina langsung keluar dari kamar mandi setelah mencuci jaket milik Rayhan.
Ia turun langsung ke arah dapur untuk membuat kan teh, untuknya dan untuk Riyan. Karena ia tau pasti Nadin sedang kerepotan mengurus Elina yang sedak aktif aktifnya.
"Nih diminum dulu teh angetnya", Elvina menyodorkan teh hangat pada Riyan.
"Makasih sayang", jawabnya sembari tersenyum manis.
...^^^...
Malam hari nya, Risky tak bisa tertidur. Ia sungguh tak sabar untuk hari esok. Kalian bertanya ada apa hari esok? tentu saja Risky akan bersekolah disekolah baru nya.
Yang membuat ia tak bisa tidur adalah ia terus memikirkan Elvina. Risky berharap semoga ia masih bisa mengenali wajah nya atau suara nya. Risky berfikir bagaimana sekarang keadaan Elvina.
Risky iseng membuka akun instagram nya, ia mengetikan nama Elvina yang selalu mengganggu pikiran nya.
Tapi sialnya akun nya terkunci, dan Risky harus mengikuti nya terlebih dahulu. Tapi ia ragu, berulang kali jari nya ingin memencet tombol follow tapi Risky langsung menariknya kembali.
"Aargghhh, udah lah gue tidur aja",monolog nya.
Risky langsung mematikan lampu kamar nya, dan menghidupkan lampu tidur nya. Ia segera menarik selimutnya.
...^^^...
Ke esokan paginya Risky sudah bangun dan sudah siap dengan seragam baru nya. Siska yang baru saja memasuki kamar putranya berniat untuk membangunkan nya hanya terdiam di depan pintu.
Memang tidak ada hal hal yang aneh di dalam, tapi yang bikin heran adalah putranya yang sudah siap sepagi ini. Biasanya Siska harus teriak teriak dulu. Risky biasanya tipikal anak yang susah untuk dibangunkan.
Tapi lihatlah sekarang, Risky sudah berdiri di depan kaca, sembari membenarkan rambutnya agar terlihat rapi ,padahal rambutnya sudah sangat sangat rapi dan jangan lupakan pula bibirnya yang selalu menyunggingkan senyuman,sesekali bersenandung ria.
Risky bahkan belum menyadari Siska sudah berjalan mendekati nya.
"Risky" ,Siska menepuk pelan bahu anaknya. Risky bahkan tidak bergerak sama sekali.
Mungkin dia sedang melamun pikir Siska.
"Risky", panggil nya lagi lebih keras. Risky mengerjapkan matanya, ia segera menoleh kebelakang.
"Eh Mommy" ,ucapnya cengengesan.
Siska hanya memandangnya bingung. Merasa ada yang berbeda dengan Risky.
"Tumben udah rapi, terus ngapain tadi senyum senyum didepan kaca? ", tanyanya menyelidik.
"Emang ada yang salah?", bukannya menjawab, Risky malah melontarkan pertanyaan.
"Ya engga si, tapi aneh aja gitu, kamu biasanya susah dibangunin", jawab Siska.
"Ah apa si Mommy,anak nya bangun nya cepet ngomong, bangun nya telat apalagi".
"Ya ngga gitu juga si, ya udah, cepat turun kebawah sarapan dulu", ajak Siska. Risky mengambil tasnya terlebih dahulu kemudian mengikuti Siska dari belakang.
Sesampainya diruang makan, Risky langsung duduk dikursinya, begitu pula dengan Siska dan tak lama kemudian Gilang sudah bergabung. Seperti biasa mereka sarapan dengan tenang.
"Risky udah selesai Mom,Dad. Mau langsung berangkat aja, takut telat",pamitnya.
Setelah berpamitan Risky langsung bergegas membuka garasi untuk mengambil motor nya. Ia mengendarai motornya dengan tiada hentinya terus tersenyum. Tersenyum bahagia pastinya.
Namun entah bagaimana reaksi Risky nanti saat disekolah. Apakah masih bisa tersenyum atau tidak.
Sesampainya Risky disekolah,ia mengedarkan ke sekelilingnya. Masih cukup sepi ternyata. Risky baru sadar ternyata dia terlalu bersemangat sampai tidak melihat jam dan ini masih terlalu pagi.
Pantas saja tadi ekspresi kedua orang tuanya seperti itu, ternyata ini penyebabnya. Mungkin mereka heran dengan tingkah nya kali ini.
Risky langsung melangkah menuju ruang kepala sekolah.
"Permisi",ucap Risky didepan pintu yang kebetulan sudah terbuka.
"Masuk",perintah kepala sekolah.
Risky langsung masuk menghampiri nya.
"Selamat pagi pak, perkenalkan saya Risky".
"Oh yang anak baru itu ya? ",tanyanya.
Risky hanya mengangguk.
"Baiklah kamu tunggu disini dulu, nanti saya panggil wali kelas kamu untuk mengantarkan ke kelas".
Cukup lama Risky menunggu dan sekarang sudah pukul 07.00 , tepat bel masuk berbunyi. Risky sudah berjalan ber iringan dengan bu Weni selaku wali kelasnya.
Mereka berdua berdiri tepat di depan kelas 12 Ips 1. Suasana didalam ternyata sangat berisik,tapi begitu bu Weni masuk semua langsung diam.
"Baiklah anak anak, ibu kesini cuma mau ngenalin murid baru aja. Silahkan masuk", ucapnya.
Risky langsung berjalan masuk kedalam kelas. Suasana mendakak rame karena teriakan siswa perempuan pastinya.
"Ayo perkenalkan namamu dulu".
Risky mengangguk, " perkenalkan nama gue Risky Fajar Prambudi. Salam kenal" ,ucapnya singkat.
"Baiklah tidak usah basa basi,langsung saja Risky kamu duduk dengan Riyan, dia yang duduk dipojok itu", tunjuk bu Weni.
Sedangkan orang yang duduk di bangku nomor dua dari belakang menatap nya kaget.
"Apakah dia Risky yang sama" ,gumamnya. Tapi ia langsung menggelengkan kepalanya. Nama Risky itu kan banyak.
"Risky".
"Riyan".
Samar samar ia mendengar acara perkenalan Risky dengan Riyan. Tak lama kemudian si Rizal ikut menyahuti, "gue Rizal dan ini Rayhan" . Rizal langsung menabok lengan Rayhan. Sedangkan Rayhan, ia hanya tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments