Elvina berlari di sepanjang koridor sekolah dengan tergesa gesa, sampai ia tak sengaja menabrak bahu seorang siswi yang berada didepan nya. Hingga siswi tersebut terhuyung ke depan dan hampir jatuh.
Tapi untung saja dengan sigap Elvina menahan lengannya. Alhasil siswi tersebut bisa menyeimbangkan tubuhnya kembali.
"Eh maaf ya, gue lagi buru buru soalnya, jadi gak sengaja nabrak lo",ucap Elvina tak enak.
Siswi tersebut langsung menoleh, betapa terkejutnya ia," eh lo Nana kan?",tanyanya dengan sumringah. Ia tak salah lihat kan?. Karena ia masih sangat ingat bagaimana wajahnya.
Elvina hanya mengerutkan keningnya. Yang tau nama panggilan Nana hanya orang terdekatnya saja. Tetapi kenapa siswi ini bisa tau ,begitulah yang ada dipikiran Elvina.
"Gue Elvina,kenapa lo bisa tau nama panggilan gue. Padahal yang tau hanya orang terdekat gue,kita juga baru pertama kali ketemu".
Siswi yang diajak bicara oleh Elvina hanya diam. Pikirannya bercabang kemana mana. Salah satunya, Apa Elvina melupakannya? atau hanya berpura pura?.
"Na ,lo gak kenal gue?", tanyanya memastikan.
Elvina hanya menggeleng.
"Lo murid baru disini kan?. Makannya gue gak tau lo siapa" ,ujar Elvina.
"Gue In-", ucapannya terpotong karena teriakan seseorang.
"Nana cepet masuk. Bentar lagi upacara",teriak sahabat Elvina yaitu Kaila dari seberang koridor.
"Iya bentar", sahut Elvina. Ia langsung menoleh kembali ke arah siswi tadi.
"Eh sorry ya, gue masuk kelas dulu. Lain kali kita kenalan. Eh tapi lo udah kenal gue si" ,ucap Elvina cengengesan . Tanpa menunggu balasannya, Elvina langsung melenggang pergi.
Siswi tersebut masih setia berdiri ditempat sembari melihat Elvina yang sudah perlahan menjauh .
" Gue harus cepet cepet kabarin dia" ,monolognya. Ia langsung membuka ponselnya dan mengetikan sesuatu dan langsung mengirimkan nya.
Setelah selesai ia langsung melanjutkan jalannya menuju ruang kepala sekolah. Memang benar ia adalah murid baru disini.
...^^^...
Di lain tempat,tepatnya di Jakarta,seorang pemuda sedang duduk bersantai di rooftop sekolah. Ia menghembuskan asap rokoknya. Pikirannya sekarang lagi kalut. Untung saja tidak ada yang memergoki dirinya sedang merokok. Bisa gawat kalau sampai ketahuan guru.
Sebenarnya ia bukan perokok aktif, merokok hanya akan ia lakukan ketika sedang banyak pikiran saja.
"Ky, lo mau bolos?",tanya seorang pemuda dibelakangnya. Yang tak lain adalah teman dekatnya.
Merasa ada yang mengajaknya berbicara. Pemuda yang tadi dipanggil Ky akhirnya menoleh,tetapi hanya sekilas. Ia tetap melanjutkan kegiatan merokoknya.
Pemuda dibelakangnya hanya menghela nafasnya kasar. Ia tahu apa yang sedang ada dipikiran sahabatnya ini. Ia akhir nya ikut duduk disebelahnya.
"Sampai kapan lo kaya gini Ky, lo masih berlarut larut dalam kesedihan", ujarnya sembari menyenderkan kepalanya pada sofa usang yang mereka berdua duduki.
Namun yang diajak bicara belum mengeluarkan suaranya.
"Risky!. Lo denger gue ngomong gak si", bentak sahabat nya.
"Denger",singkat pemuda yang bernama Risky.
"Risky yang gue kenal itu bukan kaya gini. Risky yang gue kenal itu anaknya ceria,cerewet sama orang orang terdekat,bukan Risky yang pendiam, apa apa melampiaskan sama rokok",omelnya. Ia memang sudah berteman dengan Risky sejak kecil, jadi ia paham bagaimana sifat Risky.
"Lo gak tau apa yang gue rasain Den!. Risky yang dulu udah hilang dibawa oleh dia. Gue bener bener ngerasa kehilangan!", ucap Risky dengan nada tingginya.
"Lo masih punya gue, tempat lo berbagi keluh kesah",ujar pemuda yang dipanggil Den oleh Risky.
"Gue cuma mau ketemu dia Den", lirih nya.
"Tapi dia udah jauh. Gak ada yang tahu kabarnya. Bahkan sahabat nya yang ada disini aja pada ngga ada yang tahu kabarnya. Ini udah berapa tahun si Ky, lo harus bisa membuka hati lo supaya lo gak terus terus stuck sama dia aja", ucapan dari sahabatnya tersebut justru malah membuat Risky emosi.
Risky mengepalkan satu tangannya. Ia langsung membuang rokoknya dan menginjaknya dengan kasar.
"Jaga ucapan lo Deni!. Sampai kapan pun gue gak bakal buka hati buat orang lain. Gue cuma mau dia. Liat aja gue bakal bisa dapetin dia kembali", ucapnya dengan nafas yang memburu menahan emosi.
Deni mengangkat tangannya pertanda ia menyerah. Percuma saja ia memberikan saran kepada Risky.
"Oke oke sekarang terserah lo aja. Apapun yang lo lakukan gue bakal dukung, selagi itu bisa membuat Risky yang dulu balik lagi",lebih baik mengalah, Deni tau bagaimana sahabatnya ini, kalau sedang emosi itu menakutkan.Ia tak mau dijadikan samsak hidupnya. Ibaratnya ia mending cari aman saja.
Drrt..drrt..drrt
Ponsel Deni tiba tiba berbunyi. Ia langsung membukanya. Dan ternyata pesan tersebut berasal dari kekasihnya.
Deni membaca pesannya dengan tatapan tak percaya. Ia bahkan berulang kali mengucek matanya, siapa tahu ia memang salah lihat.
Risky yang melihat gelagat aneh dari sahabatnya hanya memandang dengan tatapan bingung ,"kenapa lo?",tanyanya.
Deni langsung menoleh kearah Risky sembari menyerahkan ponsel nya agar Risky bisa membaca sendiri. Risky yang membaca nya pun langsung tersenyum senang."apa gue bilang",ujarnya. Tanpa memperdulikan Deni, Risky langsung beranjak pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Grace gishele
bagus thorr
2020-09-08
2
Yhu Nitha
like n rate5
2020-09-07
0