Part 4

Setelah merasa kesakitan, Elvina langsung jatuh pingsan. Siswa yang berada dikantin akhirnya ikut membantu membopong nya menuju UKS.

Elvina kini sedang diperiksa dokter, yap dokter yang dulu menangani Elvina. Kaila langsung menghubungi nya, ia takut terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu, untung saja ia menyimpan nomor teleponnya.

Sedangkan Indira yang tidak tahu apa apa, hanya mampu diam. Ia merasa bersalah, ini semua pasti salahnya.

Kaila sedari tadi hanya berjalan mondar mandir didepan pintu uks. Sedangkan Indira hanya terduduk lesu di bangkunya.

"Kenapa dokter Aland lama banget si",gerutunya tak sabar.

"La", panggil Indira pelan.

Kaila langsung menoleh, ia sampai lupa ternyata disini masih ada Indira. Kaila langsung berjalan mendekati nya dan langsung duduk disebelahnya.

"Gue mau tanya sama lo. Sebelumnya apa yang lo omongin sama Elvina sampai dia merasa kesakitan kaya gitu", Kaila sudah tidak tahan untuk tidak bertanya masalah ini. Ia juga merasa ada yang tidak beres mengenai kedatangan Indiran yang seolah sudah kenal lama dengan Elvina

"Gue gak bilang aneh aneh La. Gue cuma nyeritain kisah gue sama Nana sewaktu SMP", jawabnya.

"Lo sebenarnya siapa si? ",tanya Kaila penasaran.

"Gue Indira S-", belum sempat Indira menyelesaikan ucapannya, Kaila langsung menyela.

"Gue tau lo Indira. Maksud gue, lo ada hubungan apa sama Elvina?".

"Gue sahabat dekat Nana sewaktu SMP",ujarnya.

"Eh bentar tadi lo bilang, lo cuma menceritakan kisah lo sama Elvina waktu SMP", Indira hanya mengangguk.

"Pasti ada yang lain soalnya ngga mungkin cuma gara gara itu Nana bisa pingsan", tuduh Kaila.

Lagi lagi Indira hanya mengangguk.

"Apa aja yang lo bilang sama Elvina".

"Gue cuma bilang masalah Risky".

"Risky cinta pertamanya kan?",Indira mengangguk lagi.

Sampai sini Kaila paham, apa yang menyebabkan Elvina begitu kesakitan seperti tadi. Ia lantas menyenderkan kepalanya pada tembok dengan lesu. Pasti Elvina terlalu berfikir keras untuk mengingat sesuatu.

Kalau saja kedua orang tua Elvina tahu,pasti mereka langsung panik. Dengan susah payah mereka menyembunyikan dari Elvina. Tapi dengan mudah Indira memberi tahukan. Memang ini bukan salah Indira. Kaila tau, Indira tak tahu apa apa perihal keadaan Elvina.

"Asal lo tahu", ucap Kaila pada Indira, tapi tatapannya tetap mengarah ke depan.

Indira hanya menoleh.

"Elvina dulu pernah mengalami kecelakaan,karena ia nekat mengendarai motor ayahnya. Kecelakaan yang Elvina alami menyebabkan dia amnesia. Namun seiring berjalannya waktu, amnesia yang Elvina alami berangsur membaik.Dia pun sudah mulai bisa mengingat teman temannya di SMA. Tapi untuk kejadian dua tahun lalu, Elvina masih belum bisa mengingatnya. Gue gak tau kejadian apa, tapi om Fajrin mewanti wanti gue supaya gak pernah menyinggung masalah itu. Dan bilang kalau gue jangan pernah menyebut nama Risky".

Indira langsung terdiam, matanya sudah berkaca kaca. Sekarang ia tahu kenapa Elvina tak mengenalinya.

"Mungkin Risky yang lo bilang dengan yang om Fajrin katakan adalah orang yang sama", Kaila terus saja bercerita. Kaila tahu, Indira sekarang sedang menahan untuk tidak menangis. Ia juga merasa sedih mengenai keadaan sahabat nya itu

"Jadi gue minta tolong sama lo, jangan sebut sebut nama itu lagi atau bahas masalah yang lalu dan jangan memaksa Elvina untuk terlalu berfikir keras mengingat ", pinta Kaila dengan memohon.

Indira hanya mengangguk patuh, lidahnya cukup kelu untuk mengeluarkan suaranya.

"Biarin Elvina ingat dengan sendirinya",ucap Kaila lagi.

"Maaf La" ,cicit Indira.

Kaila langsung tersenyum,ia langsung menghadap dan menepuk pelan bahu Indira, "gak usah minta maaf, gue maklumin karena lo awalnya gak tahu apa apa".

"La".

Obrolan mereka berdua terpaksa berhenti karena panggilan dokter Aland. Kaila langsung bangkit diikuti Indira disebelahnya.

"Gimana keadaan nya dok? ", tanya Kaila tak sabaran.

"Elvina sekarang sedang istirahat,saya minta tolong agar tidak membuat Elvina terlalu berfikir keras untuk mengingat sesuatu. Biarkan Elvina mengingat nya secara perlahan dan kamu tenang saja tidak ada hal yang harus dikhawatirkan ", jelas dokter Aland.

Kaila hanya mengangguk dan langsung mengucapkan terimakasih. Dokter Aland pun pamit untuk kembali ke rumah sakit. Kaila dan Indira langsung masuk kedalam untuk mengecek keadaan sahabatnya. Baru saja Indira menutup pintunya dan berjalan mendekat kearah Elvina.

Brak

Suara pintu yang dibuka secara kasar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!