Seorang pemuda sedang duduk di rooftop sembari memegang bola basket. Dia adalah Riyan, si ketua basket,dia bukan bad boy ataupun good boy, apalagi si playboy. Entah sebutan apa yang cocok untuknya. Parasnya yang tampan memang selalu menjadi incaran para siswi di sekolahnya,apalagi saat bermain basket. Namun sayang nya Riyan sudah mempunyai pujaan hati nya.
Gubrak.
Riyan yang sedang memantulkan bola basketnya lantas menoleh. Ternyata suara tersebut berasal dari kedua teman nya yang tak lain adalah Rizal dan Rayhan . Ia menatap kedua nya dengan malas. Pasti akan ada drama lagi.
Pasalnya saat memasuki rooftop, Rayhan tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri,sehingga menyebabkan dirinya oleng dan jatuh menimpa Rizal yang berada di depan nya.
"Sakit woy",Rizal menjerit kesakitan.
"Iya-iya maaf, gue ngga sengaja", Rayhan langsung bangkit. Ia membersihkan bajunya yang kotor. Sama hal nya dengan Rizal. Ia juga melakukan hal yang sama.
Sedangkan Ryan sedari tadi hanya memandang aneh pada tingkah sahabatnya. Entah kesialan atau apa, ia mempunyai sahabat absurd seperti mereka.
Tapi tidak apa apa, setidaknya Riyan cukup terhibur dengan mereka. Tanpa memperdulikan mereka, Riyan melanjutkan aktivitas nya untuk memainkan bola basketnya.
Rizal langsung mendekat ke arah Ryan diikuti Rayhan dibelakang nya.
"Yan",panggil Rizal.
"Hem",sahut Ryan cuek.
"Yan", panggil nya lagi.
Tak.
Rayhan langsung memukul pelan kepala Rizal ,"kelamaan lo, tinggal bilang aja" ,katanya sebal.
Sedangkan Rizal hanya merintih kesakitan,pukulan yang diberikan Rayhan sebenarnya cukup keras. Tapi bagi Rayhan segitu adalah pelan. Hellow! pelan aja bikin sakit apalagi yang keras. Bisa hilang ingatan kayaknya, Rizal emang seperti itu suka melebaykan sesuatu.
" Mau ngomongin apa si sebenarnya", ucap Riyan.
"Gini Yan, tadi gue pas jalan dikoridor sama si curut-".
"Eh siapa yang lo bilang curut hah".
"Ya lo!".
"Stop! " teriak Riyan. Ia tidak terlalu suka orang yang bertele tele. "Cepet lanjutin", paksanya.
"Pas gue lagi dijalan gue gak sengaja denger bisik bisik tetangga. Eh! maksud gue bisik bisik para siswa lagi ngomong kalau Elvina pingsan dikant-" ,namun belum selesai Rizal menjelaskan , Riyan langsung berlari meninggalkan mereka berdua. Ia bahkan melempar asal bola basketnya.
Baik Rayhan maupun Rizal hanya mengelus dadanya menghadapi sikap Riyan.
"Selalu seperti ituuuuu", pekik Rizal karena ia kaget tangannya ditarik begitu saja oleh Rayhan untuk segera berlari mengejar Riyan.
Brak.
Riyan membuka pintu UKS dengan kasar. Ia cukup khawatir dengan keadaan kekasihnya itu, Sedangkan dibelakangnya tampak Rizal dan Rayhan yang sedang ngos-ngosan karena berlari lumayan jauh.
"Lo lari pake jurus naruto hah!", kesal Rizal.
"Iya jurus seribu bayang", sahut Rayhan asal.
"Untung bukan seribu sayang",celetuk Rizal.
"Diem!",bentak Riyan pada keduanya. Ia langsung melangkah mendekati Elvina. Mendengar bentakan Riyan, baik Rizal maupun Rayhan langsung bungkam. Saling senggol menyenggol menyalahkan.
Kaila maupun Indira hanya berdiri sembari menenangkan jantungnya yang berdegup kencang karena terkejut. Jujur saja mereka kaget atas aksi Riyan. Untung saja pintunya tidak rusak.
"Kenapa bisa kaya gini La? ",tanya Riyan pada Kaila.
Kaila hanya menelan salivanya, ia cukup takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Masalahnya Riyan belum tau tentang masa lalu Elvina, apalagi perihal Risky.
"E-m semua salah gue, karena gue. Awww" Indira merintih kesakitan karena kakinya tiba tiba diinjak oleh Kaila. Ia melotot ke arah Indira,seolah mengatakan untuk diam saja jangan bicara yang sebenarnya. Untung saja Indira paham.
"Salah lo?. Emang lo ngapain pacar gue?".
"Eh gue baru liat lo, lo murid baru ya? ", tanya Rizal menimpali.
"Jawab gue" ,bentak Riyan. Indira hanya mengumpat dalam hati. Bisa bisanya Elvina mempunyai kekasih seperti Riyan. Si tukang emosi!.
"Eughh",lenguhan dari Elvina, langsung membuat Riyan kembali mendekat kearahnya. Kaila dan Indira langsung bernafas lega. Setidaknya mereka bisa lolos dari Riyan untuk kali ini.
"Sayang",panggilnya lembut. Elvina hanya mengerjapkan matanya.
"Ada yang sakit? ", tanya Riyan penuh perhatian. Senyum tipis terbit begitu manisnya dibibir Elvina. Dengan perlahan ia menggeleng. Riyan langsung bernafas lega.
"Kalau ada yang sakit bilang ya", ucap Riyan sembari mengelus rambut Elvina dengan sayang.
"Mulai deh si Riyan jadi bucinnya Elvina", bisik Rizal pada Rayhan. Rayhan hanya mengangguk menanggapi. Ia memandang Elvina dengan tatapan sulit diartikan.
"Pulang aja yuk, aku anterin. Jadi kamu bisa istirahat dirumah". Elvina hanya menggeleng,"ngga usah pulang".
"Pulang aja gak papa Na. Ntar gue izinin ke guru",sahut Kaila. Lagi lagi Elvina menggeleng.
Rayhan yang sedari tadi diam pun akhirnya angkat bicara,"pulang Na!", tegas nya. Semua orang disana hanya menatap heran ke arah Rayhan . Tumben sekali Rayhan seserius ini, namun berbeda dengan Riyan, ia tak terlalu peduli. Ia kembali memfokuskan tatapannya ke arah kekasihnya itu.
Dan pada akhirnya Elvina mengangguk patuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments