Istirahat kali ini, Elvina hanya mengaduk ngaduk makanannya saja . Pikirannya melayang kemana mana, memikirkan Riyan dan juga Risky.
Entah kenapa ia malah jadi ikut memikirkan Risky , ia masih memikirkan tentang Risky dan Indira. Padahal itu bukan urusannya.
Ingin menanyakan langsung pada Indira tapi ia ragu.
"Dimakan kali Na itu kasian makanannya dianggurin" ucapan Kaila membuyarkan lamunannya.
"Iya masa cuma diaduk aduk" Indira ikut menyahut.
Elvina hanya tersenyum tanpa membalas ucapan mereka.Ia langsung memakan mie ayam nya.
"Eh Na, itu Riyan bukan si?" pertanyaan Kaila membuat Elvina langsung tersedak.Dengan sigap Indira memberi nya minum.
Setelah selesai, Elvina langsung membalikan badan nya, dan benar saja, disana Riyan bersama duo R dan Risky sedang berjalan ke arahnya.
Tapi raut wajah Riyan berbeda, tidak seperti biasanya. Ia seperti sedang gelisah, ada yang disembunyikan nya.
Senyum Elvina langsung mengembang,kala Riyan sampai didepan nya.
"Hai" sapanya.
"Hai" sapa Elvina balik, entah kenapa jadi malah canggung seperti ini.
Riyan langsung duduk di samping Kaila atau lebih tepatnya didepan Elvina.
"Maaf ya beberapa hari ini aku ngga ngabarin kamu dan juga engga balas pesanmu".
"Engga papa".
Lihatlah, Elvina dengan mudahnya mengatakan engga papa. Padahal dalam hati banyak sekali pertanyaan untuk Riyan tapi ia urungkan setelah melihat raut wajah kekasihnya.
Riyan hanya diam. Elvina merasa ada yang tidak beres dengan Riyan, tidak biasanya ia diam saja.
"Ada apa?" Elvina bertanya dengan lembut sembari menggenggam tangan Riyan yang berada diatas meja.
Interaksi mereka berdua tidak luput dari pandangan Risky, ia merasa terbakar cemburu. Tapi sebisa mungkin ia harus bisa menahannya agar tidak lepas kendali.
"Sabar" ucap Indira pelan tepat ditelinganya.
Risky hanya mengangguk,ia langsung mengalihkan tatapannya menghadap ke depan.
"Engga papa" dusta Riyan. Ia berusaha tersenyum untuk meyakinkan Elvina. Padahal dalam hati ia sudah risau.
"Kalau ada sesuatu bilang ya" ucap Elvina.
"Iya sayang, oiya nanti pulang sekolah sama aku ya. Aku pengin ajak kamu jalan jalan, menghabiskan sisa waktu aku sama kamu".
Elvina bingung dengan ucapan Riyan, apa maksudnya menghabiskan sisa waktu?. Elvina sudah berfikiran yang macam macam. Bahkan perasaannya sampai tidak enak.Seperti akan terjadi sesuatu nantinya.
^^^
Pulang sekolah, Riyan langsung mengajak Elvina untuk berjalan jalan di mall.
Riyan akan mengajak Elvina ke timezone,ia benar benar ingin menghabiskan sisa waktunya bersama Elvina.
Sudah berbagai macam permainan yang mereka mainkan.
"Mau coba bermain basket?" tawar Riyan.
"Em boleh" jawab Elvina senang.
"Ayo" Riyan langsung menggenggam tangan Elvina menuju tempat bermain basket. Nyaman kata itulah yang Elvina rasakan sekarang.
"Coba masukin bisa ngga" Riyan berkata dengan nada mengejek.
"Bisa lah" kesal Elvina, ia mengambil bola basket dan memasukannya tapi sayang bolanya hanya menyentuh pinggiran ring.
Riyan langsung menertawakan kekasihnya itu.
"Katanya bisa, liat nih" Riyan mempraktekan cara memasukan bola ke dalam ring, dan hap! bola masuk dengan sempurna.
Elvina mendengus kesal, ia tetap mencoba tapi tetap saja gagal.
Riyan menoleh ke arah Elvina, ternyata ia sedang cemberut. Riyan tersenyum tipis, ia merasa gemas dengan Elvina.
Akhirnya Ia mendekat dan berdiri tepat dibelakang Elvina, tubuh mereka hampir bersentuhan.
"Eh" Elvina memekik kaget.
"Aku ajarin ya, kasian pacar aku gak bisa bisa" ucap Riyan.
Ia langsung memegang tangan Elvina yang sudah memegang bola basket dari belakang, ia mempraktekan bagaimana caranya.
Bukanya fokus Elvina malah melihat ke arah tangan nya, hatinya berdegup kencang. Tapi ia langsung kembali untuk fokus.
Hap! bola masuk kedalam ring.
"Yey" Elvina berteriak kegirangan. Ia langsung berbalik dan memeluk Riyan. Tentu saja Riyan kaget, tapi ia tetap membalas pelukan kekasihnya itu.
Riyan benar benar menikmati pelukan nya, ia pasti akan rindu dengan Elvina, rindu omelan nya, rindu tingkah gemas nya. Ia berharap bisa terus bersama Elvina. Ia benar benar menyayangi dan sangat mencintai nya.
Elvina langsung melepas pelukan nya.
"Laper" rengeknya, Riyan mengacak pelan rambut Elvina dan langsung menggandeng tangan Elvina untuk mencari tempat makan "yuk,cari makan".
Setelah berkeliling, mereka berdua menemukan tempat makan, tidak terlalu ramai tempatnya. Mereka berdua langsung duduk dan memesan makanan.
Riyan hanya memesan minum saja. Ia sedang tak ingin makan apa apa, hatinya belum tenang, masih ada sesuatu yang harus ia katakan pada Elvina.
Sebenarnya Riyan tak tega memberi tau hal ini, tapi ini keharusan. Ia menunggu Elvina selesai makan, baru ia akan berbicara.
Semoga ini keputusan terbaiknya, ia tak mau Elvina tersakiti terlalu dalam nantinya kalau ia terus menunda nunda.
Lebih cepat lebih baik bukan?.
"Udah?" tanya Riyan setelah menyadari Elvina meletakan sendoknya.
"Udah, ugh kenyang " ucapnya sembari mengelus perutnya.
"Pulang yuk" ajak Elvina.
"Nanti dulu ada yang aku mau omongin sama kamu, ini penting".
Entah kenapa Elvina merasa akan ada sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi.
"Apa?" tanya Elvina penasaran.
"Aku mau kita udahan sampai sini aja Na" ucap Riyan dengan sangat terpaksa.
"M-maksud kamu?" Elvina tentu saja kaget.
"Kita putus!".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments