Saat ini,Risky telah sampai di rumah barunya yang ada di Bandung, ia langsung saja merebahkan tubuhnya dikasur, badan nya lumayan pegal. Meskipun jaraknya tidak jauh. Tapi tetap saja, apalagi Risky hanya istirahat sebentar selama perjalanan.
"Risky kamu ngga makan siang dulu nak",ucap Mommy nya dari luar pintu kamar nya.
"Iya sebentar Mom",Risky bangkit dari tiduran nya, ia langsung membuka pintu.
"Ayo, makan sama sama", ajak Siska.
Risky hanya mengangguk,ia turun dari kamar nya bersama Siska. Setelah sampai dibawah mereka langsung bergabung di ruang makan bersama Gilang.
Selama makan siang, mereka tidak ada yang membuka pembicaraan. Sudah aturan nya kalau sedang makan tidak boleh mengobrol,itu semua atas perintah Gilang.
Selesai makan, Risky langsung ikut bergabung bersama Gilang diruang keluarga sembari bersantai menonton televisi. Sedangkan Siska sedang berada didapur untuk mencuci peralatan makan. Karena mereka baru pindah jadi belum ada asisten rumah tangga yang bekerja.
"Mau sekolah dimana kamu?", tanya Gilang.
"Sebentar Dad,Risky mau mikir dulu",ucapnya.
"Kebanyakan mikir kamu", cibirnya.
Sedangkan Risky hanya mendengus, ia bangkit meninggalkan Gilang untuk mengambil ponselnya yang ia tinggal dikamar.
Risky langsung saja mendial nomor kekasih Deni, untuk menanyakan sesuatu yang sangat penting. Dering pertama tidak diangkat. Ia terus saja mencoba sampai dering ke lima.
"Hallo,ini siapa? ".
"Hallo Ra, gue Risky temennya Deni".
"Oh iya Ky, ada apa?".
"Btw,gue sekarang udah pindah ke Bandung dan lagi nyari sekolah, lo sekolah dimana? . Gue mau pindah ke sekolah lo aja" .
"Gue di SMA Cempaka".
"Oke deh thanks".
"Lo-" .
Risky langsung mematikan sambungan telepon nya.Sudah jadi kebiasaan dirinya selalu saja seperti ini. Bukan nya tidak sopan, Risky malas untuk berbasa basi lagi. Ia melempar ponselnya ke atas kasur begitu saja dan bergegas turun kebawah untuk menemui Daddy nya.
"Dad", panggilnya. Gilang dan Siska kompak menoleh.
"Kenapa?".
"Aku udah nentuin mau daftar sekolah dimana",ujar Risky sembari duduk disofa single.
"Oh ya bagus dong,dimana emang nya",Siska ikut menyahut.
"SMA Cempaka",jawabnya dengan mata yang berbinar. Bagaimana tidak senang ,sebentar lagi apa yang menjadi rencananya akan terwujud. Risky berharap ini adalah awal yang bagus.
"Kenapa gak sekolah di SMA Tunas Bangsa, lebih deket dari rumah juga".
"Engga mau Dad, pokoknya Risky mau disana aja",tegasnya tidak mau dibantah.
"Baiklah, nanti Dad urus".
"Makasih Daddy" ,senyum Risky langsung mengembang. Ia sudah tak sabar untuk segera masuk sekolah, tentu saja ia tak sabar untuk bertemu Elvina. Ah rasanya Risky sudah sangat merindukan nya.
Setelah berbincang tadi, Risky langsung kembali ke kamarnya. Lagipula Gilang sudah mengusir nya, katanya ia ingin bermesraan dengan istrinya.
"Ck! dasar tidak tau umur" batin Risky kesal.
Risky tidur terlentang diatas kasur, ia menatap langit langit kamarnya, Risky rindu suasana dulu, rindu kebersamaan dengan nya. Risky bahkan sampai sekarang tidak tau apa yang menyebabkan Elvina pergi menghindari nya,dan memutuskan hubungannya sepihak.
Dan Risky akan mencari tau sendiri.
...^^^...
Bel pulang sekolah telah berbunyi,semua siswa berbondong bondong menuju parkiran untuk pulang . Berbeda dengan Elvina, ia sedang berdiri di depan kelasnya sembari menunggu Riyan. Mereka janjian ingin pulang bersama. Mereka memang tidak satu kelas.
"Lo mau nungguin Riyan, Na?",tanya Kaila disebelahnya. Jika kalian bertanya dimana Indira. Indira sudah pulang sejak tadi, karena ia akan ada acara keluarga.
Elvina mengangguk,ia membenarkan letak tas dipunggung nya.
"Ya udah deh gue ikut nemenin lo", Kaila berkata lagi.
"Lo pulang duluan aja gak papa kali La" ,jawab Elvina.
"Gak ah, nanti lo sendirian lagi".
Elvina terkekeh ,"disini masih banyak anak anak tuh".
"Beneran nih gak papa gue tinggal?",tanyanya memastikan.
Elvina mengangguk mantap.
"Ya udah deh, hati hati ya Na",Kaila langsung beranjak pergi.
"Harusnya gue yang bilang hati hati sama lo", teriak Elvina. Kaila hanya mengacung kan jempol nya dari kejauhan.
Selepas kepergian Kaila, Elvina hanya memainkan ponselnya. Lumayan lama juga ternyata Riyan datangnya,tidak biasanya seperti ini.
Elvina terkejut saat ada seseorang yang menepuk bahunya. Untung saja ponselnya tidak jatuh.
"Ayo pulang Na",ajaknya tiba tiba.
Elvina masih setia berdiam ditempat. Ia cukup terkejut sebenarnya.
"Na", panggilnya.
"Hah" ,kesadaran Elvina sudah kembali,"gimana Ray?" ,tanyanya kikuk. Sebenarnya Elvina masih cukup canggung dengan Rayhan.
Ya, Rayhan. Jadi orang yang menepuk bahunya adalah dia. Melihat Rayhan,Elvina jadi ingat perkataan Rayhan di perpustakaan. Tapi seperti nya Rayhan biasa saja, bahkan dia tak menyinggung masalah itu lagi.
"Ayo pulang", Rayhan mengulangi ajakan nya.
"Gue pulang sama Riyan, lo duluan aja", tolaknya tak enak.
Rayhan hanya terkekeh," Riyan masih ada urusan sama basket,jadi dia nyuruh gue anterin lo".
"Kenapa dia gak chat gue",heran nya.
Rayhan mengangkat bahunya acuh. Ia langsung berjalan mendahului Elvina. Tapi Elvina tak bergerak sama sekali, ia masih setia ditempatnya.
Merasa tak ada yang mengikuti dibelakang, Rayhan berhenti sejenak dan menoleh.
"Ngapain masih disitu, buruan pulang. Udah mendung tuh", setelah berkata demikian, Rayhan langsung melanjutkan langkahnya tanpa menunggu jawaban Elvina.
"Eh iya Ray", Elvina langsung berlari menyusul Rayhan yang sudah duduk diatas motornya.
"Buruan naik",ujar Rayhan.
Karena motor Rayhan tinggi, jadi Elvina kesulitan untuk menaikinya,tiba tiba saja Rayhan mengulurkan tangan nya kearah Elvina, namun Elvina hanya memandangnya saja.
"Ck! buruan pegang tangan gue",Rayhan berdecak sebal. Dengan ragu ragu Elvina menerima uluran tangan nya, alhasil ia bisa naik dan duduk dijok belakang.
Sebelum melajukan motornya, Rayhan menyerahkan jaket pada Elvina terlebih dahulu,"buat apa? ",tanya nya.
"Paha lo".
Merasa paham, Elvina langsung menutup pahanya menggunakan jaket itu.
Rayhan langsung mengendarai motornya dengan kecepatan rata rata,sesekali ia mengenang kebersamaan nya dengan Elvina dulu,namun Rayhan sadar akan posisinya saat ini, ia sudah tidak bisa terlalu dekat dengan Elvina.
Baru setengah perjalanan,ternyata hujan turun dengan derasnya , Rayhan langsung membelokan motornya didepan ruko yang kebetulan sudah tutup.
"Berhenti dulu gak papa kan Na?",tanya Rayhan setelah turun dari motornya diikuti Elvina.
"Gak papa Ray,lagian deres juga ini".
Rayhan menoleh ke arah Elvina, ternyata ia sedang menggosokan kedua tangan nya pertanda ia kedinginan.
"Pake aja jaket gue Na, gue tau lo kedinginan kan".
"Gak usah deh Ray, gue gak papa" tolaknya.
Rayhan mencebik kesal, "ternyata lo masih keras kepala ya". Tentu saja Rayhan tau bagaimana sifat Elvina, ia lebih dulu mengenal Elvina daripada Riyan.
Rayhan merebut jaket ditangan Elvina dan langsung memakaikan nya pada tubuh mungil Elvina. Meskipun sedikit basah terkena percikan air hujan.
Elvina hanya diam mendapatkan perlakuan seperti itu. Bahkan parfum yang Rayhan pakai masih sama seperti dulu. Jelas sekali Elvina tau.
Suasana nampak mendadak canggung. Hanya suara gemricik air hujan.
"Elvina!" . Rayhan maupun Elvina kompak menoleh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments