Dirly memelankan laju mobil yang ia kemudikan saat melihat pagar kokoh kediaman keluarga Colin sudah terlihat didepan mata.
Sebagai seorang warga yang sejak kecil berdomisili di kotamadya yang makmur ini, tentu saja Dirly tahu banyak tentang keluarga Colin yang sangat terpandang itu. Jonathan Colin, ayah dari Mathias Colin dan juga Grasse Colin adalah walikota pilihan rakyat.
Jadi tidak sulit baginya untuk mengetahui alamat Grasse walau gadis itu tidak mengatakan padanya.
"Sepertinya--, hadiahnya sangat istimewa," Dirly membantu menurunkan barang yang telah dikemas rapi dari bagasi mobil untuk diangkut oleh security.
"Iya kak. Aku membelikan maket rumah mewah dua lantai untuk pacarku yang berulang tahun. Semoga saja nanti setelah lulus kuliah, aku bisa berkerja dan menghasilkan uang sendiri untuk membeli hadiah yang benaran."
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
"Kak Daniel kenapa?" Grasse dan Lisa dibuat panik. Grasse berinisiatif memijat tengkuk Dirly sementara Lisa mengambil sebotol air mineral dari dalam mobil.
"Ini, cepat diminum Kak," sodor Lisa cepat.
Kedua gadis itu memperhatikan jakun Dirly yang berlomba naik turun kala sedang mereguk minumannya hingga tandas.
"Bagaimana?" Grasse masih menatap cemas wajah Dirly, begitu pula dengan Lisa.
"Ucapan jujurmu sudah membuatku patah hati Grasse," jujur Dirly dengan kulit wajah dan bola matanya yang sedikit memerah, sambil mengusap air mata yang tanpa sengaja keluar disudut kelopak matanya saat ia terbatuk-batuk tadi.
Lisa dan Grasse spontan terbahak, lalu memukul pelan punggung Dirly. Seakrab itu memang, karena pembawaan Dirly yang supel membuat keduanya merasa nyaman dengannya.
"Aku sedang tidak bercanda, aku serius ini. Kalau kalian berdua pernah mendengar tentang cinta pada pandangan pertama, begitulah suasana hatiku saat pertama bertemu dengan Grasse tadi."
Mendengarnya, Lisa dan Grasse kian terbahak. Ucapan blak-blakan Dirly membuat keduanya semakin yakin bila laki-laki itu memang hobi bercanda.
Sementara security yang membawa masuk barang Grasse ikut tersenyum lebar, sebagai sesama pria mata keranjang, ia tahu ucapan Dirly bukanlah candaan semata.
"Baiklah, kalau kak Daniel baik-baik saja, aku masuk dulu. Atau kak Daniel mau masuk dulu untuk berkenalan dengan calon Mama mertua? Karena calon Papa mertua lagi dinas, kalaupun pulang tidak kerumah ini, tapi kerumah dinasnya," Grasse memberi tawaran dengan nada ikut bercanda, sambil melirik kearah Lisa yang sedari tadi belum menyelesaikan tawanya.
"Terima kasih untuk tawarannya Grasse. Sepertinya aku harus mempersiapkan diri kalau mau berkenalan dengan calon mertua, tidak boleh datang dengan tangan hampa, Bunda bisa marah besar," selorohnya lagi.
Grasse dan Lisa kembali terbahak, Dirly memang paling bisa membuat kedua gadis itu terus tertawa senang mendengar candaan manisnya.
"Baiklah, kami pamit dulu Grasse. Kasihan kak Daniel, takut dia terkena masalah kalau tidak segera kembali kekantor," Lisa segera memeluk sahabat karibnya itu sebelum masuk ke mobil.
"Terima kasih Lis, kak Daniel juga, udah jauh-jauh anterin si tuan putri ini pulang," Grasse melambaikan tangannya saat Dirly membunyikan klakson.
Sebelum melajukan mobil yang ia kemudikan meninggalkan hunian mewah keluarga Colin, Dirly tetap menyempatkan diri memberi kedipan nakalnya pada Grasse yang kembali tertawa sendiri melihatnya.
"Kak, antarkan aku ke restoran Nusantara," gumam Lisa yang duduk disebelah Dirly, setelah mobil mereka melaju cukup jauh meninggalkan rumah Grasse.
"Mau pesan makanan?" tanya Dirly, menoleh sebentar pada Lisa lalu kembali fokus pada jalan didepannya. Seingatnya mereka baru saja makan siang bersama saat di restoran Mall tadi.
"Tidak, aku berkerja disana."
Ckriiiit....!
Dirly menginjak pedal remnya mendadak, untung saja ia berada dijalur lambat hingga tidak mengganggu pengendara lainnya.
"Apa? Bagaimana bisa? Ah, maaf. Nona tidak apa-apa?" begitu melihat kepala Lisa hampir membentur dashboard.
"Tidak apa-apa Kak," Lisa kembali membenarkan posisi duduknya.
Setelah memastikan anggota keluarga majikannya itu memang aman, Dirly kembali melajukan mobil yang ia kendarai menuju restoran ibunya, sesuai permintaan Lisa.
"Aku perlu banyak belajar tentang kehidupan," imbuh Lisa lagi.
"Dan di Mall tadi, untuk kedua kalinya aku melihat dengan jelas kalau mas Rocky masih jalan dengan aktris cantik itu."
Dirly menoleh sejenak, mendapatkan Lisa sedang menatap lurus kedepan dengan ekspresi datar. Ia memang tidak tahu banyak tentang gadis itu, apalagi asal usulnya, karena dihari pernikahannya yang sakral itu, sama sekali tidak terlihat satupun keluarganya yang hadir.
Dengan melihat cara Rocky memperlakukan gadis itu, Dirly yakin bila Lisa sedang tidak baik-baik saja.
...***...
"Sebenarnya saya sangat tidak nyaman memperkerjakan menantu Nyonya disini," Ribka memandangi Lisa yang tengah sibuk mengantarkan makanan ke meja-meja pengunjung bersama para karyawannya yang lain.
"Tidak perlu merasa seperti itu bu Ribka. Saya dan Lisa punya alasan, dan kamipun sudah sepakat sehingga saya mengizinkan dia ikut ibu berkerja disini."
Marta tersenyum tipis, turut memandangi menantunya dari kejauhan.
"Kita sudah semakin tua, merekalah penerus kita. Jadi mereka harus belajar ilmu apapun dari kita, itulah warisan yang tidak bisa direbut oleh siapapun."
"Hanya saja-- ,tolong jangan biarkan dia berkerja terlalu lelah. Traumatisnya dimasa lalu belum sembuh benar, dia bisa meracau saat tidur, apalagi sedang demam tinggi."
Ribka kembali menoleh pada Marta. Nyonyanya itu memang sudah berkisah banyak tentang anak menantunya itu, sehingga dirinya bisa memahami sepenuhnya ucapan wanita itu.
...***...
"Sampai kapan kamu berhubungan dengan perempuan itu?" Dirly menatap Rocky yang baru saja menyelesaikan tanda tangannya pada daftar alat berat yang akan mereka kirim dua hari lagi.
"Perempuan mana yang kamu maksud?"
"Kamu tahu siapa yang aku maksud, Rocky."
"Heuh!" Rocky tersenyum miring.
"Kita tidak jauh berbeda, bahkan pacar-pacarmu lebih banyak dari padaku. Tapi kamu seakan mau mengajariku?" ucapnya tidak senang, ia sudah cukup lelah hari ini main umpet-umpetan dari Lisa.
"Kelakuan kita berdua memang tidak jauh berbeda, tapi status kita sudah berbeda, Rocky. Kamu sudah menikah, sedangkan aku belum. Aku masih bisa memilih siapapun gadis diluaran sana selama belum ada ikatan pernikahan. Sedangkan kamu? Kamu sudah tidak boleh Rocky," berusaha memberi nasihat.
"Itu semua karena Mami yang tergesa-gesa menikahkanku. Aku sukanya sama Angelia, itu sebabnya sampai sekarang kami masih berhubungan. Jadi kamu tidak perlu ikut campur urusan pribadiku," Rocky bangkit dari duduknya, mengambil sebotol minuman dingin bersoda dari dalam lemari pendingin lalu mereguknya dengan rakus.
Dirly tidak bicara lagi, ia bangkit dari duduknya, merapikan berkas-berkas yang telah ditanda-tangani Rocky sebelumnya lalu membawanya pergi.
"Lisa melihatmu bersama Angelia saat kalian di Mall tadi siang," ungkap Dirly didepan pintu. Detik berikutnya, ia menutup pintu ruangan atasannya itu dibelakangnya.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Indah Dewi
Si Rocky pengen aku tempeleng kali pala nya ya/Panic/
2024-06-27
1
Indah Dewi
ga papa dir selagi janur kuning belum melengkung masih bisa di rebut kok/Facepalm/
2024-06-27
1
Indah Dewi
Udah waspada pas baca judulnya/Facepalm/
2024-06-27
1