3. Bukan Gadis Pelunas Hutang

Tok! Tok! Tok!

Lisa masih menyandarkan punggungnya dibelakang pintu kamar pribadinya buru-buru menghapus air matanya dengan kedua punggung tangannya.

Drama acara makan malam yang telah usai 1 jam yang lalu masih terus terbayang dalam benaknya, betapa malunya dirinya berada ditempat yang salah, tapi ia tidak tahu bagaimana caranya melarikan diri dari kerumitan hidupnya saat ini.

Ceklek.

"Nyonya," Lisa sedikit membungkukan tubuhnya, meniru apa yang dilakukan semua asisten rumah tangga dirumah itu pada sang nyonya rumah, saat dilihatnya Marta berdiri tepat didepan pintu kamarnya.

"Sayang, panggil Mami. Bukankah sudah berkali-kali Mami mengingatkanmu akan hal itu?" lembut Marta.

"T-tapi Nyonya, saya tidak pantas memanggil seperti itu. S-saya hanya gadis pelunas hutang ayah," lirih Lisa pelan, berusaha menyembunyikan suara paraunya yang baru selesai menangis sambil sedikit menundukan wajahnya.

"Jangan pernah berkata seperti itu lagi Lisa, Mami tidak pernah menganggapmu sebagai gadis pelunas hutang ayahmu," sambil menyentuh lembut pundak gadis yang menunduk dihadapannya.

"Boleh Mami masuk?"

"T-tentu saja Nyo--"

"Panggil Mami," potong Marta.

"I-iya Ma-mi," canggung Lisa.

"Mami tidak perlu meminta izin. Ini rumah Mami," imbuhnya masih terdengar canggung memanggil nyonya rumah dengan sebutan demikian, lalu menepikan tubuhnya untuk memberi ruang pada Marta memasuki kamarnya.

Marta tersenyum mendengarnya, ia menepuk lembut punggung Lisa sambil berlalu masuk melewati calon menantunya itu.

"Kamu benar, Sayang. Ini memang rumah Mami, tapi kamar ini sekarang milikmu. Jadi, Mami--, dan siapapun yang akan masuk wajib meminta izin pada pemiliknya," pandangan Marta mengitari seluruh sudut kamar.

"Kamu suka kamar ini, Sayang?" Marta berbalik, menatap Lisa yang membuntutinya dari belakang.

"Suka," singkat Lisa, ikut mengedarkan pandangannya pada kamar mewah nan luas yang menjadi hunian barunya saat ini.

"Syukurlah," Marta kembali tersenyum lembut. Lalu melangkah menuju deretan lemari pakaian.

"Kemarilah Lisa," panggil Marta.

Gadis itu gegas mendekat.

"Ini lemari khusus pakaian tidur," sambil mendorong pintu lemari kearah kanan hingga terbuka lebar, memperlihatkan isi didalamnya yang tertata rapi. Semerbak wangi pakaian seketika menabrak indera penciuman, membuat Lisa memejamkan matanya sesaat menikmati wangi yang berhembus keluar dari dalam lemari.

"Mami tau ini adalah gaun kesayanganmu, peninggalan dari ibundamu," sambil menyentuh gaun yang dikenakan Lisa pada bagian pinggang gadis itu.

"Setelah ini, Mami tidak memperkenankanmu mengenakannya lagi, simpanlah di lemari itu," menunjuk satu lemari etalase yang berdiri kokoh disudut ruang kamar.

"Kamu bisa melihatnya bila merindukan ibundamu. Bila kamu mengenakannya lagi, Mami khawatir kamu akan merusak peninggalan ibumu ini. Lihat, bagian pundak kirinya saja sudah koyak seperti ini," sambil memperhatikan gaun Lisa yang bolong lumayan lebar didaerah pundaknya.

Lisa hanya mengangguk pelan, merasa malu karena sang nyonya rumah melihat gaun tuanya yang robek, dan ia tidak punya kain yang sama untuk menambalnya, sehingga membiarkannya menganga seperti itu.

"Nah, ini gaun pesta. Kamu bisa memilihnya saat menghadiri pesta keluarga, kolega, atau semacamnya," Marta mendorong satu pintu lemari disebelahnya lagi.

Lisa berdecak kagum didalam hati, gaun-gaun pesta yang indah dan mewah itu pasti sangat mahal harganya, batinnya.

Setelah puas memperlihatkan gaun-gaun pesta pada calon menantunya, Marta beralih pada etalase yang memamerkan beragam sepatu, dan sesekali meraihnya dan mencocokannya pada kaki Lisa.

Gadis belia itu hanya menurut, tanpa banyak bicara melihat betapa bersemangatnya sang nyonya rumah menjelaskan ini dan itu padanya. Baginya , ini seperti mimpi. Tidak pernah ia membayangkan dirinya ada diposisi seperti ini. Diperlakukan begitu istimewa oleh seorang wanita sekelas Marta.

"Sudah larut, kamu pasti lelah. Beristirahatlah, Lisa. Besok Mami akan mengajarimu lagi beberapa hal sedikit demi sedikit," Marta melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10 lewat 5 menit.

"Ma-mi," panggil Lisa lirih dan sedikit sungkan, saat Marta melangkah didepannya menuju pintu keluar.

"Ada apa, Sayang," Marta berbalik, menampilkan senyum lembutnya menatap Lisa yang masih canggung berhadapan dengannya.

"Saya gadis berparas jelek, dan hanya lulusan SMU. Keluarga sayapun orang miskin, sehingga saya harus berada disini sebagai pelunas hutang Ayah," Lisa merundukan kepalanya sambil meremas tangannya sendiri.

Walau ia tahu Marta tidak menyukai bila ia mengulang perkataan itu lagi, tapi ia harus melakukannya untuk menegaskan tujuannya berada dirumah itu.

Marta yang melihatnya sengaja memberi kesempatan gadis itu mengatakan apa yang ada dalam benaknya.

"Jadi, tidak ada yang bisa saya banggakan tentang diri saya. Saya bersedia berkerja apa saja dirumah ini, seperti memasak, mencuci pakaian, mencuci peralatan dapur, bersih-bersih rumah, bersih-bersih taman, pekarangan, menyabit rumput liar dan semacamnya. Asal jangan--" Lisa menjeda ucapannya sebentar, dan Marta tetap menanti kelanjutannya dengan sabar.

"Asal jangan menikah dengan pak Rocky. K-kami tidak setara, Mami. Saya tidak pantas, saya pantasnya menjadi pelayan saja. Bahkan--, menjadi pelayan rumah ini saja sebenarnya saya merasa tidak pantas pula," ungkapnya sadar diri.

Marta memajukan langkahnya mendekati Lisa yang masih merunduk. Kedua tangannya menyentuh lembut pundak gadis belia yang baru menginjak 18 tahun itu setelah kelulusannya tahun ini.

"Mami yang merasa kamu pantas untuk Rocky, Sayang," memandang Lisa yang tengah menunduk.

"Tentang dirimu, Mami sudah tau semua. Bagaimana ibundamu meninggal, ayahmu--maaf--yang seorang penjudi dan pemabuk itu, ibu tirimu yang memaksamu berkerja keras membanting tulang untuk menghidupi mereka," Marta mendesah pelan diujung kalimatnya, lalu kembali menyunggingkan senyum terbaiknya untuk menghibur gadis belia yang merasa rendah diri itu.

"Lihat Mami, Sayang."

Lisa mendongak pelan, menemukan senyum hangat wanita berwajah keibuan itu.

"Kamu itu cantik, hanya kamu tidak menyadarinya. Ikut Mami," Marta menarik pergelangan tangan Lisa, membawanya menuju meja rias yang tidak jauh dari mereka berdiri dan mendudukan gadis itu pada kursi.

"Perhatikan wajahmu dipantulan cermin ini, Sayang."

Lisa menurut, ia melihat pantulan wajahnya dan dan wajah Marta yang berdiri dibelakangnya.

"Perhatikan matamu, Sayang. Bola matamu yang besar ini sangat indah, bersih dan bening seperti bayi, dihiasi bulu-bulu mata lentik yang keriting secara alami. Dan alismu tertata rapi tanpa harus dirapikan penata rias."

Lisa mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali.

Ia tidak mengerti, kalau matanya yang sering jadi bahan ejekan gadis bermata belo, karena memiliki ukuran yang lebih lebar dan memanjang tidak seperti orang kebanyakan pada umumnya mendapat pujian dari Marta.

"Hidungmu ini sangat mancung," lanjut Marta sambil menyentuh pucuk hidung Lisa yang mencuat tinggi.

"Serasi dengan bibir mungilmu," menatap bibir kecil Lisa lalu tersenyum tipis kala gadis itu merundukan wajahnya, berusaha menyembunyikan semburat merah diwajahnya.

"Dan rambutmu ini--, Mami suka melihatnya," sambil membelai lembut rambut ikal bergelombang yang hitam legam itu.

"Apakah kamu pernah menonton Film Brave?" tanya Marta masih membelai lembut rambut Lisa, gadis itu kembali mendongak, menatap wajah Marta dari pantulan cermin.

"Eum--, yang ibunya berubah jadi beruang itu?" Lisa balik bertanya untuk memastikan, karena ia pernah menontonnya dilayar televisi.

"Iya, benar," sahut Marta, dan disambut anggukan oleh Lisa yang mengingat Film animasi itu.

"Bila diperhatikan, kamu mirip dengan pemeran gadis berambut merah yang bernama Merida itu. Gadis srikandi, pemberani, dan menjadi pahlawan bagi kerajaan yang dipimpin ayahnya," ungkap Marta, kembali tersenyum lembut.

Lisa hanya termenung, ia yakin itu hanya kata-kata penghiburan dari sang nyonya rumah yang begitu baik sejak awal mereka bertemu dua tahun lalu. Ia tidak menyangka bila wanita kaya itu yang menebusnya dari para dept collector yang selalu mendatangi keluarganya dengan gaya mereka yang beringas.

"Baiklah, tidurlah sekarang. Besok kita lanjutkan lagi," Marta mencium lembut pucuk rambut Lisa lalu beranjak dari belakang gadis itu.

"Terima kasih banyak atas kebaikan Ma-mi," Lisa buru-buru menyusul untuk mengantar hingga didepan pintu.

Marta tersenyum mendengarnya seraya mengangguk.

"Sama-sama, Sayang. Tidurlah yang nyenyak," Marta melambai lalu menarik handle pintu dan keluar.

"Rocky?!" kaget Marta begitu pula Lisa dibelakangnya, kala melihat putranya itu menyandarkan pundaknya didinding, didekat pintu kamar Lisa.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

👁Zigur👁

👁Zigur👁

pengertian nih mami martha

2024-07-17

1

Authophille09

Authophille09

Si Rocky keciduk😂

2024-06-20

2

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋

🌹🐠untukmu thor

2024-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Disangka Calon Pembantu
2 2. Petaka
3 3. Bukan Gadis Pelunas Hutang
4 4. Berbiji Mata Besar
5 5. Hari Pernikahan
6 6. Janji Suci Pernikahan
7 7. Sindiran
8 8. Makhluk Gaib
9 9. Rocky Sudah Menikah
10 10. Tidak Takut Hilang
11 11. Disangka Acting
12 12. Bukan Rahasia
13 13. Racauan Dalam Tidur
14 14. Apa Aku Mirip Ayah?
15 15. Siapa Aku Mas?
16 16. Malaikat Yang Baik Hati
17 17. Perlu Bukti
18 18. Tidak Rela
19 19. Jiwa Marketing Dirly
20 20. Pria Mata Keranjang
21 21. Tidak Perlu Berdusta
22 22. Panas Hati
23 23. Seorang Pekerja Pantas Menerima Upahnya
24 24. Mengungkap Kisah
25 25. Pertemuan Mathias, Martha, dan Gusman
26 26. Terungkap
27 27. Dipecat
28 28. Bukan Pengemis Cinta
29 29. Dua Brandalan Cinta
30 30. Abang dan Adik
31 31. Lebih Dari Pacar
32 32. Laki-Laki Pengganggu
33 33. Selera Jelek
34 34. Nasihat Riani
35 35. Masih Menyangkal
36 36. Menahan Emosi
37 37. Eksekusi
38 38. Pindah
39 39. Kabar Duka
40 40. Pengakuan Cemburu
41 41. Melamar
42 42. Aku Bukan Kakak
43 43. Kedatangan Audrey
44 44. Calon Kakak Ipar
45 45. Undangan Makan Malam
46 46. Kita Belum Selesai
47 47. Memberi Kesempatan
48 48. Sin ting
49 49. Punya Abang, Hasil Kesalahan Papi
50 50. Baru Sadar Kamu Mas?
51 51. Masih Malu
52 52. Demi si Bohay
53 53. Ibu Peri
54 54. Si Rangkong vs Ulet
55 55. Royal Suite
56 56. Terungkap
57 57. Takut Tertular
58 58. Si Rangkong Sehat?
59 59. Gombal
60 60. Raja Singa!
61 61. Tamparan
62 62. Kamu Takut?
63 63. Aku Suamimu
64 64. Breaking News
65 65. Meladeni Nyali
66 66. Saya Cinta Sama Dia
67 67. Keselip
68 68. Hari Pernikahan Dirly Dan Grasse
69 69. Marta Sakit
70 70. Kerumah Sakit
71 71. Kanker
72 72. Peace Kakak!
73 73. Mimpi Buruk
74 74. Masih Ada Harapan
75 75. Permohonan Maaf Audrey
76 76. Operasi Berhasil
77 77. Semoga Jera
78 78. Semanis Cokelat
79 79. Nyanyian Asmara
80 80. Marta Sadar
81 81. Menagih Janji
82 82. Kangen Mathias
83 83. Keponakan Mapan dan Tampan
84 84. Punya Keunggulan Tersendiri
85 85. Versi Kita
86 86. Aku Yakin Ini Adalah Cinta
87 87. Nafkah
88 88. Cemas
89 89. Gangster Kampus
90 90. Asin!
91 91. Akhirnya Ku Menemukanmu
92 92. Berbaikan
93 93. Tiga Wanita
94 94. Saran Rocky
95 95. Hari Pernikahan Mathias Dan Clara
96 96. Pesta Joget
97 97. Tetaplah Disisiku
98 98. Takut sama Size-nya
99 99. END
Episodes

Updated 99 Episodes

1
1. Disangka Calon Pembantu
2
2. Petaka
3
3. Bukan Gadis Pelunas Hutang
4
4. Berbiji Mata Besar
5
5. Hari Pernikahan
6
6. Janji Suci Pernikahan
7
7. Sindiran
8
8. Makhluk Gaib
9
9. Rocky Sudah Menikah
10
10. Tidak Takut Hilang
11
11. Disangka Acting
12
12. Bukan Rahasia
13
13. Racauan Dalam Tidur
14
14. Apa Aku Mirip Ayah?
15
15. Siapa Aku Mas?
16
16. Malaikat Yang Baik Hati
17
17. Perlu Bukti
18
18. Tidak Rela
19
19. Jiwa Marketing Dirly
20
20. Pria Mata Keranjang
21
21. Tidak Perlu Berdusta
22
22. Panas Hati
23
23. Seorang Pekerja Pantas Menerima Upahnya
24
24. Mengungkap Kisah
25
25. Pertemuan Mathias, Martha, dan Gusman
26
26. Terungkap
27
27. Dipecat
28
28. Bukan Pengemis Cinta
29
29. Dua Brandalan Cinta
30
30. Abang dan Adik
31
31. Lebih Dari Pacar
32
32. Laki-Laki Pengganggu
33
33. Selera Jelek
34
34. Nasihat Riani
35
35. Masih Menyangkal
36
36. Menahan Emosi
37
37. Eksekusi
38
38. Pindah
39
39. Kabar Duka
40
40. Pengakuan Cemburu
41
41. Melamar
42
42. Aku Bukan Kakak
43
43. Kedatangan Audrey
44
44. Calon Kakak Ipar
45
45. Undangan Makan Malam
46
46. Kita Belum Selesai
47
47. Memberi Kesempatan
48
48. Sin ting
49
49. Punya Abang, Hasil Kesalahan Papi
50
50. Baru Sadar Kamu Mas?
51
51. Masih Malu
52
52. Demi si Bohay
53
53. Ibu Peri
54
54. Si Rangkong vs Ulet
55
55. Royal Suite
56
56. Terungkap
57
57. Takut Tertular
58
58. Si Rangkong Sehat?
59
59. Gombal
60
60. Raja Singa!
61
61. Tamparan
62
62. Kamu Takut?
63
63. Aku Suamimu
64
64. Breaking News
65
65. Meladeni Nyali
66
66. Saya Cinta Sama Dia
67
67. Keselip
68
68. Hari Pernikahan Dirly Dan Grasse
69
69. Marta Sakit
70
70. Kerumah Sakit
71
71. Kanker
72
72. Peace Kakak!
73
73. Mimpi Buruk
74
74. Masih Ada Harapan
75
75. Permohonan Maaf Audrey
76
76. Operasi Berhasil
77
77. Semoga Jera
78
78. Semanis Cokelat
79
79. Nyanyian Asmara
80
80. Marta Sadar
81
81. Menagih Janji
82
82. Kangen Mathias
83
83. Keponakan Mapan dan Tampan
84
84. Punya Keunggulan Tersendiri
85
85. Versi Kita
86
86. Aku Yakin Ini Adalah Cinta
87
87. Nafkah
88
88. Cemas
89
89. Gangster Kampus
90
90. Asin!
91
91. Akhirnya Ku Menemukanmu
92
92. Berbaikan
93
93. Tiga Wanita
94
94. Saran Rocky
95
95. Hari Pernikahan Mathias Dan Clara
96
96. Pesta Joget
97
97. Tetaplah Disisiku
98
98. Takut sama Size-nya
99
99. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!