Tok. Tok. Tok.
"Iya bi, sebentar!" Rocky buru-buru melilitkan handuknya dipinggang, lalu tergesa-gesa keluar dari kamar mandi untuk membukakan pintu kamarnya.
Ceklek.
"Sok-sok'an pake ketuk pintu segala, biasanya juga--"
Rocky seketika membeku, demikian pula dengan Lisa yang tengah berdiri tepat dihadapannya saat pandangan mereka saling bertemu.
Laki-laki itu mengira mbok Inem yang datang, karena sebelum tiba dikamarnya ia sempat memesan jamu hangat pada asisten rumah tangga mereka itu.
"K-kamu, ngapain kesini?" akhirnya Rocky yang lebih dulu bersuara, setelah beberapa detik mereka saling pandang.
"Iya Mas. Mami menyuruhku tidur dikamar Mas mulai malam ini," Lisa menurunkan pandangannya kehanduk Rocky, upaya dirinya untuk menghindari tatapan laki-laki yang telah berstatus suaminya.
"Oh begitu," datar Rocky. Namun didalam hati, ingin rasanya ia melonjak kegirangan mendengar keputusan sang mami lewat isterinya itu.
"Masuklah--, Upss!"
Rocky terkaget, ujung handuk yang ia simpul asal-asalan terlepas saat memundurkan langkahnya, dan handuk yang melindungi bagian tubuhnya melorot laju kelantai tanpa sempat ia tahan.
"Hmfh!" Lisa spontan membekap wajahnya, ikut terkaget. Tidak menduga bisa melihat pemandangan keramat dihadapannya.
"M-m-maaf," gadis itu berbalik, seluruh tubuhnya seketika gemetar dengan jantungnya yang jedak-jeduk tidak karuan didalam sana.
Rocky yang sempat speechless karena kejadian tidak terduga itu berusaha bersikap tenang.
"Tidak perlu minta maaf. Kamu beruntung bisa melihat penampakan makhluk gaib itu. Masuklah," Rocky berusaha bersikap tenang.
"Hei burung Rangkong, ngapain juga buru-buru menampakan wujudmu? Bikin malu saja," rungutnya didalam hati. Ingin rasanya menyentil karena gemes, tapi tak tega.
Rocky gegas memungut handuknya yang tergeletak dilantai, memasangnya kembali dengan cepat lalu kembali melihat Lisa yang masih membelakanginya.
"Ngapain mematung disitu? Buruan masuk, pintunya mau ditutup."
"I-iya Mas," Lisa berbalik, tapi masih membekap wajahnya.
"Lepasin tanganmu? Apa yang kamu takutkan? Apa mau aku perlihatkan lagi, heuh?" tegur Rocky, merasa terganggu dengan tingkah Lisa.
"Ng-nggak, j-jangan Mas," sahut Lisa gugup, sambil menurunkan tangan dari wajahnya. Benar saja, laki-laki itu sudah mengenakan handuknya, tapi jantungnya masih saja jedak-jeduk, sulit sekali meredakannya.
"Lihat langkah kakimu, nanti tersandung," tegur Rocky lagi, melihat Lisa yang masih gugup dan gemetaran melintas dihadapannya.
"Selamat malam mas Rocky, ini jamu hangatnya. Maaf sedikit lama, tadi Mbok lagi dipanggil kanjeng Mami sebentar," mbok Inem datang mendekat.
"Tidak apa Mbok, berikan padaku saja. Mbok bisa kembali dan langsung istirahat," Rocky mengambil alih nampan dari tangan mbok Inem.
"Baik Mas, kalau gitu--, saya pamit ya Mas," lalu gegas berbalik untuk pergi.
"Mbok!" panggil Rocky lagi.
"Iya mas," mbok Inem menghentikan langkahnya, lalu membalikan tubuhnya.
"Ada yang mas Rocky butuhkan lagi?" tanyanya kemudian.
"Terima kasih sudah membuatkan jamunya dua Mbok," sambil melihat dua gelas diatas nampan yang ia pegang.
"Oh itu, kanjeng Mami yang pesan buatkan satu lagi untuk non Lisa, Mas. Itu jamu khusus yang rutin non Lisa minum setiap malam Mas," ujarnya memberi tahu.
Mendengarnya, Rocky segera mendekatkan dua gelas itu ke wajahnya. Ia memang merasakan ada aroma berbeda dari satu gelas lainnya, tidak seperti jamu pegal linu yang biasa ia minum disaat lelah berkerja seharian.
"Aromanya aneh ya mbok," komentarnya, dengan wajah mengkerut.
"Namanya juga jamu Mas," mbok Inem terkekeh melihat raut majikan mudanya.
"Ya sudah, mbok boleh pergi. Terima kasih ya Mbok," ucapnya sambil tersenyum.
"Sama-sama Mas, Mbok pergi dulu ya," pamit wanita itu, lalu kembali membalikan tubuhnya dan bergegas pergi.
Ceklek. Klik.
Rocky menutup pintu sekalian menguncinya. Lalu membawa nampan ditangannya menuju nakas disisi tempat tidur.
"Minum salah satu jamu itu. Awas jangan sampai salah, karena salah satunya adalah jamu perkasa untukku," Rocky yang memang suka usil sengaja menakuti isterinya itu sambil berlalu menuju salah satu lemari pakaiannya.
Lisa kembali berbalik, saat melihat Rocky secara sengaja melorotkan handuknya begitu saja didepan lemari pakaian. Pria seperti apa yang telah menikahinya ini? Batinnya, merasa ngeri sendiri.
"Kenapa masih mematung disitu?" Rocky berjalan mendekat, begitu selesai mengenakan piyamanya.
"I-itu Mas, a-aku-nya tidur dimana?" gugup Lisa.
Rocky mengernyitkan dahinya sesaat.
"Memangnya kamu lihat disini ada berapa tempat tidur?"
"S-satu Mas," sahut Lisa masih gugup.
"Ya udah, tidur disitu saja," Rocky mengambil gelas jamu miliknya dan meneguknya hingga tandas, lalu meletakannya kembali disamping gelas jamu milik Lisa yang sudah kosong duluan. Ia jadi penasaran, jamu apa sebenarnya yang diminum isterinya itu rutin setiap malam seperti yang dikatakan mbok Inem.
"Sepertinya kamu sengaja salah meminum jamu perkasa-ku," ucap Rocky sambil naik ketempat tidur, dan menyelinap masuk ke selimut tebalnya.
Lisa mendelik kaget, bola matanya kian membulat besar menatap tak percaya pada Rocky yang tengah menatapnya pula.
"Tidak mungkin Mas, aku sudah hafal aroma jamu kesuburan yang biasa Mami berikan padaku," ungkapnya jujur.
Rocky tertawa didalam hati, umpannya sudah dimakan bulat-bulat oleh gadis belia nan polos itu, kini rasa penasarannya sudah terjawab.
"Benarkah? Baiklah, kita lihat saja reaksi jamunya malam ini. Kamu bisa seperti binatang buas yang mencabik-cabik kasur kita."
Rocky masih terkekeh didalam hati, ia sengaja menakuti perempuan itu hanya untuk melihat bulatan besar bola matanya yang pernah menjadi buly-annya.
"Kalau begitu, sebaiknya aku kembali kekamarku saja Mas, dari pada memporak-porandakan kamar rapi Mas ini," pelan Lisa, termakan omongan Rocky. Gadis itu sudah membayangkan bagaimana menyeramkan dirinya bila benar apa yang dikatakan suaminya itu.
"J-jangan! Tidak boleh!" Rocky gegas bangkit dari dalam selimutnya, khawatir bila Lisa benar-benar meninggalkan kamarnya seperti katanya tadi.
"Mami bisa marah, bahkan menghukumku dengan kejam. Disangkanya aku yang mengusirmu," imbuhnya lagi beralasan.
"T-tapi bagaimana kalau yang dikatakan mas Rocky itu benar?" masih dengan raut cemasnya.
"Jangan khawatir, nanti aku suruh mbok Inem membuatkan jamu penangkalnya."
"Apa ada penangkalnya?" Lisa menatap Rocky untuk memastikan.
"I-iya, ada," jawabnya asal.
"Berikan aku sekarang saja Mas. Sebelum aku menjadi buas seperti hewan," masih merasa cemas dan ngeri membayangkannya.
"J-jangan sekarang, diminumnya kalau bereaksi saja, kalau tidak--, ya tidak perlu," Rocky mulai pusing sendiri dengan kebohongannya.
"Sudahlah, malam sudah semakin larut. Berbaringlah disini, lalu cepatan tidur," sambil menepuk sisi kosong disebelahnya.
Tidak banyak bicara, Lisa menurut. Gadis itu membaringkan tubuhnya dengan sangat hati-hati didalam selimut tebal milik Rocky.
"Pejamkan matamu," titah Rocky, masih duduk ditempatnya, memandangi Lisa yang berbaring kaku disebelahnya, merapatkan kelopak mata besarnya.
"Isteri pintar," ujarnya pelan, lalu ikut berbaring. Sesaat ia memandangi jam dinding kamar yang berdetak teratur, perlahan-lahan merangkak menuju pukul 12 malam kurang dari sepuluh menit lagi.
Doa tulusnya didalam hati, berharap setelah pukul 12 malam ini, Lisa tidak berubah kewujudnya semula, saat awal mereka bertemu beberapa minggu lalu.
Bersambung...👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
idih pamer ni si rocky 🤦
2024-07-22
1
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
apa itu burung rangkong thor? 😆🤭
2024-07-22
1
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
kukira makhluk gaib itu saiton,eh rupanya benda pusaka 😆😆
2024-07-22
1