SPP 18

Dimas menatap Devian tak percaya. Abang yang tidak pernah dekat dengan wanita mau menikah begitu saja. Dan perempuan itu adalah Kirana. Wanita yang jauh dari ekspektasi Dimas.

"Terimakasih telah kabur waktu itu sehingga aku dan Kirana menikah," ucap Devian tulus. Andaikan waktu itu Dimas tidak kabur, Devian mungkin tidak akan tertarik dengan Kirana. Hanya saling sapa dan selesai.

"Abang nggak menyesal?" tanya Dimas tanpa ada niatan apapun.

"Hem, awalnya sih enggak. Tapi sepertinya sekarang aku menyesal," jawab Devian dengan senyum simpul. Kirana memicingkan matanya memindai Devian.

"Menyesal kenapa?" tanya Dimas sejujurnya dia juga terkejut dengan jawaban Abangnya.

"Kenapa nggak kenal dari dulu gitu. Unik gini, gemes aku " ucap Devian. Tangannya mengacak rambut Kirana.

"Ish, jahil," kesal Kirana. Rambutnya menjadi berantakan dan itu tidak disukai Kirana. Biasanya Devian hanya mengelus saja, namun hari ini malah mengacak-acaknya.

"Sekarang aku harus gimana Bang?" tanya Dimas. Semua fasilitasnya telah diambil dan tidak menyisakan satu pun. Itu sebagai hukuman untuk Dimas karena melarikan diri waktu itu.

"Kamu benar-benar tidak punya penghasilan selain dari warisan keluarga?" tanya Devian. Dimas menggelengkan kepalanya. Dimas pikir kartunya aman-aman saja karena selama masa pelarian, kartunya dapat dia gunakan. Meskipun Dimas cerdik, namun keluarganya lebih cerdik. Mereka sengaja tidak mencari keberadaan Dimas tapi malah mencari keberadaan Risma. Aneh memang, tapi itulah kenyataannya.

Keluarga Dimas berpikir akan nasib Dimas diluaran sana, bagaimana kalau kartunya dibekukan. Maka dari itu, hukuman untuk Dimas dipending dan terlaksana sekarang.

"Kalau begitu mulailah bekerja di kantor," jawab Devian. Dimas melemas dan menghela napas. Sungguh dia sangat malas jika berurusan dengan berkas. Makanya dia membiarkan Abangnya untuk menangani kantor.

"Kalau kamu ingin memiliki pemasukan sendiri, ya bekerja. Kamu kira uang akan datang sendiri," omel Devian.

"CK, kenapa sekarang Abang cerewet sekali," keluh Dimas. Mau tak mau dirinya memang harus terjun ke kantor. Para orang tua yang mencuri dengar percakapan mereka tersenyum. Akhirnya si Dimas mau juga membantu mengurus kantor.

Ya, semua masalah akan memberikan hikmah setelahnya. Begitu juga dengan pelarian Dimas. Setelah melarikan diri, pada akhirnya Dimas mampu keluar dari jerat Veronika dan mau bekerja di kantor. Fasilitasnya akan kembali padanya jika Risma telah kembali atau ditemukan. Semakin cepat ketemu semakin baik. Itu juga bagian dari hukuman.

Bicara soal Veronika, keluarga Anggara sudah memblokir semua kantor di kota ini. Begitu juga dengan keluarga Santosa. Hery dibuat tak berkutik oleh keluarga Dimas. Veronika dan keluarga Santosa terpaksa pindah ke luar kota kalau ingin hidup damai. Orang tua Hery sangat marah mengetahui anaknya menyinggung keluarga Anggara. Usaha yang dia pertahankan selama ini hilang sia-sia karena anak bodoh mereka sendiri. Dan mereka memaksa Hery untuk menikahi Veronika karena terbukti bahwa bayi yang dikandungnya adalah cucu mereka.

...----------------...

Suasana kantor sedikit berbeda bagi Kirana. Sejak diumumkannya dirinya sebagai istri CEO, perlakuan orang kantor memang berbeda. Yang awalnya cuek jadi menyapa. Sejujurnya Kirana lebih suka mereka yang seperti biasa.

"Ada apa, Bu Bos?" tanya Meta.

"Aku benci keadaan seperti ini. Banyak muka yang kulihat," sebal Kirana. Sekarang dia mulai sedikit banyak bicara dan tentu saja teman-temannya semakin senang.

"Sudah resiko tahu. Kamu mau terus sembunyi akhirnya banyak cabe-cabean yang dekati suami kamu," ucap Meta.

"Enak aja," sentak Kirana.

"Makanya kamu harus keluar dari zona nyaman kamu dan masuk pada zona suami kamu," saran Meta. Kirana mengangguk semangat dan siap mengusir penjajah hati suaminya.

Siang ini berbeda dengan biasanya. Jika biasanya Devian yang menghampiri Kirana, namun kali ini Kiranalah yang menghampiri Devian.

"Belum selesai, Mas?" tanya Kirana. Ketika dirinya masuk, suaminya masih berkutat dengan berkas.

"Eh, Sayang. Tumben?" tanya Devian heran.

"Nggak apa-apa. Kenapa?" tanya Kirana menatap Devian sengit.

"Nggak kenapa-kenapa," jawab Devian memilih aman.

"Ayo makan siang," ajak Kirana.

"Oke." Devian berdiri dan mengulurkan tangannya pada Kirana. Kirana tersenyum dan menyambut uluran tangan suaminya dengan senang.

"Mau makan apa?" tanya Devian lembut.

"Apa ya?" Kirana nampak berfikir. Kemudian dia menatap suaminya.

"Mas pengen apa?"

"Pengen kamu, boleh?" goda Devian. Blush. Devian berhasil membuat pipi Kirana merona.

"Mas ih. Ditanya beneran juga," omel Kirana. Bibirnya mengerucut sebal namun malah terlihat imut dimata Devian.

"Mas juga jawabnya beneran," jawab Devian kemudian dia tergelak karena Kirana semakin mengerucutkan bibirnya. Devian sangat senang menggoda istrinya. Devian menyadari bahwa kodrat wanita adalah mengomel. Maka dari itu Devian sering membuat Kirana kesal hanya untuk mendengar omelan Kirana. Karena pada saat Kirana mengomel, dia akan semakin banyak bicara.

"Ayo kita beli gado-gado. Mas mau kan?" Kirana memilih mengalihkan fokus dari pada terus digoda oleh suaminya.

"Em, boleh,"

Akhirnya mereka memilih warung yang menjual gado-gado. Devian juga mulai terbiasa dengan tempat-tempat makan yang biasa Kirana kunjungi.

Waktu terus berlalu dan Kirana serta Devian sudah selesai bekerja. Keduanya pulang dan melakukan giat pribadi. Mereka kembali berkumpul diruang makan untuk makan malam. Devian menjadikan kesempatan ini untuk ijin kembali ke apartemen. Sudah beberapa hari mereka tinggal di mansion sejak sidang Dimas dan Veronika. Keluarga Devian menahan Kirana dengan dalih ingin mengenal lebih dekat dengan istri Devian.

Devian dan Kirana sudah kembali ke apartemen. Devian melirik istrinya yang sedang merapikan barang bawaannya. Tidak banyak yang mereka bawa. Hanya merapikan tas dan barang-barang kecil lainnya. Devian memilih membersihkan diri lebih dulu. Kirana menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup. Kemudian dia menyiapkan pakaian Devian. Ketika Devian keluar, ganti Kirana yang masuk. Kirana tidak lupa membawa pakaian gantinya. Devian mendengus ketika melihat istrinya memilih ganti pakaian dalam kamar mandi. Dia merebahkan tubuhnya dan memainkan ponsel sembari menunggu istrinya selesai.

Sementara Kirana di kamar mandi sedang melihat dirinya dalam cermin. Dia menghembuskan napasnya berulang-ulang kali. Malam ini dia akan menyerahkan sepenuhnya jiwa raganya pada suami tercinta. Dia dengan ragu membuka pintu kamar mandi dengan pelan. Devian menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka meskipun pelan. Matanya berbinar saat melihat istrinya keluar dengan wajah malu-malu dengan pakaian haram. Namun percayalah pakaian haram bagi Kirana akan menjadi pakaian wajib bagi Devian. Devian bangkit dengan semangat dan menghampiri Kirana. Kirana hanya mampu menunduk ketika Devian berdiri tepat di hadapannya.

"Sudah siap rupanya," ucap Devian. Dia meraih dagu Kirana dan menaikkannya hingga tatapan keduanya bertemu.

"A-aku su-sudah suci," gagap Kirana. Sungguh malam yang menegangkan baginya. Kirana menelan ludahnya susah payah ketika melihat suaminya memandang dirinya penuh damba. Dia jadi salah tingkah ketika tatapannya bertemu dengan tatapan suaminya.

Devian menarik tangan Kirana lembut dan mengikis jarak antara keduanya. Kemudian Devian menarik pinggang Kirana posesif ketika jarak sudah sangat dekat. Jakunnya naik turun menahan hasrat yang siap meledak kapan saja. Kirana reflek mengalungkan tangannya pada leher Devian ketika pinggangnya ditarik Devian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Devian udah siap belah duren. Namun.....

...****************...

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.

2024-04-05

1

Wati_esha

Wati_esha

Jadi nih nikahnya Heri & telkomsel?

2024-04-05

1

Wati_esha

Wati_esha

😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊🥰

2024-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!