SPP 6

Kirana mulai membuka amplop usai mengantarkan minuman pada suaminya. Sementara Devian mulai membuka ponsel untuk melihat istrinya yang berada di dalam kamar. Ya, di kamar Devian juga dipasang CCTV. Kejahatan tidak tahu tempat bukan? Maka dari itu untuk berjaga-jaga, kamar juga dipasang CCTV. Siapa sangka hal itu berguna untuk saat seperti ini. Dia telah melarikan diri sebelum istrinya melihat jawabannya. Namun dia juga penasaran akan reaksi Kirana.

Kirana mulai membuka lembaran yang dilipat dan membaca satu persatu jawaban yang ditulis suaminya. Ekspresi yang dia tunjukkan berubah-ubah membuat Devian tersenyum dan kadang tertawa.

Begini jawaban yang ditulis oleh pak suami atas pertanyaan Bu istri.

Apa makanan kesukaan Mas? Makanan kesukaan Mas yaitu memakan kamu.

Kirana mengerucutkan bibirnya membaca jawaban suaminya yang ajaib.

"Apaan coba jawab kayak gini" kesal Kirana. Tentu saja hatinya dongkol setengah mati. Niat hati ingin tahu segalanya tentang pak suami, eh malah si do'i jawabnya main-main.

Apa makanan yang Mas tidak suka? Makan selain kamu.

"Astaga. Udah kebelet kawin apa di bos ini?" dumel Kirana. Tentu saja masih dengan ekspresi kesal dan bibir lohannya.

Adakah makanan yang membuat Mas alergi? Asal denganmu aku tidak akan alergi.

"Huft" hanya itu yang bisa Kirana lakukan.

Apa minuman kesukaan Mas? Minuman yang berasal dari bibirmu.

"Mas Dev" teriak Kirana kesal.

"Dasar mesum" pipi Kirana merona. Sementara sang empu yang membuat ulah tengah terbahak-bahak di ruang kerjanya.

Apa minuman yang Mas tidak suka? Minuman yang bukan berasal dari bibirmu.

Rona merah yang tadi belum hilang sepenuhnya bertambah saat membaca jawaban selanjutnya. Semakin merahlah pipi Kirana. Dan semakin terbahak pula Devian di tempat persembunyiannya.

Adakah minuman yang membuat Mas alergi? Asal berasal dari bibirmu aku tidak akan alergi.

Kirana kini salah tingkah dan menutupkan lembar itu di mukanya. Dia menghela napas menetralkan detak jantung yang berpacu lebih cepat dari biasanya. Seulas senyum terukir di bibir Kirana dan menular pada Devian yang masih mengamati tingkah istrinya.

Apa warna kesukaan Mas? Warna yang ada pada dirimu.

"Memangnya aku pelangi apa" kini Kirana kembali kesal.

Apa warna yang Mas tidak suka? Warna selain yang ada padamu.

"Emangnya aku berwarna. CK. Dasar" masih kesal.

Apa genre film kesukaan Mas? Asal menonton bersamamu, semua genre Mas pasti suka.

"Awas aja kalau diajak nonton nggak mau"

Apa genre film yang Mas tidak suka? jika tidak menonton bersamamu, semua genre Mas tidak suka.

Apa nama tempat kesukaan Mas? Tempat dimana ada kamu.

Lagi-lagi senyum simpul terukir dan semburat merah muncul di pipinya.

Apa nama tempat yang Mas tidak suka? Tempat yang tidak ada kamu.

Kirana merasa disayang oleh suaminya dengan jawaban yang terlihat seperti rayuan gombal.

Apakah ada tempat yang sering Mas kunjungi? Dulu tidak ada tapi sekarang ada yaitu hatimu.

Boleh ge-er nggak sih kalau jadi Kirana?

Apa pakaian kesukaan Mas? Apapun pakaian yang kamu siapkan.

"Kode ini"

Apa pakaian yang Mas tidak suka? Pakaian yang disiapkan oleh selain kamu.

"Aku bakal jadi istri yang baik" tekad Kirana. Kirana menyimpulkan bahwa suaminya ingin dilayani dalam segala hal.

Hal apa yang Mas sukai? Melihat senyummu.

Kirana tersenyum dan bergumam.

"Aku akan selalu tersenyum untukmu, Mas"

Devian selalu bahagia kala melihat senyum istrinya saat membaca jawabannya. Bukan tanpa alasan Devian menjawab pertanyaan dari sang istri demikian. Dia ingin istrinya lebih ekspresif dan banyak bicara. Sebenarnya Devian suka pada wanita yang cerewet seperti mamanya. Dengan demikian dia merasa diperhatikan. Meskipun begitu, Devian juga bisa merasakan perhatian dari istrinya walau dengan cara yang berbeda.

Hal apa yang tidak Mas sukai? Melihat air matamu jatuh.

Kirana terharu saat membaca jawaban ini. Dia merasa berharga dan dilindungi oleh suaminya. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca. Melihat istrinya hendak menangis, Devian buru-buru kembali ke kamar.

"Dek" panggil Devian. Melihat Devian di depan matanya, air mata Kirana justru jatuh setelah sedari tadi dia tahan.

"Jangan menangis. Kan aku sudah tulis kalau aku paling nggak suka lihat kamu nangis" ucap Devian seraya menyeka air mata di pipi Kirana. Bukannya berhenti menangis, Kirana malah semakin tergugu. Devian meraih istrinya dan memeluknya dengan sayang.

"Te ri ma ka sih" ucap Kirana terbata-bata karena tangisnya.

"Aku akan menjaga dan membahagiakan kamu. Aku janji" mendengar janji suaminya, Kirana semakin tergugu dan semakin erat memeluk Devian.

"Kita jalani sama-sama dan pelan-pelan. Oke?" Kirana mengangguk dalam dekapan Devian. Mereka cukup lama dalam kondisi saling berpelukan. Mereka baru melepaskan diri saat Kirana mulai tenang.

"Mau lanjut baca?" tanya Devian lembut. Kirana menatap suaminya yang terlihat makin tampan dimatanya.

"Kenapa jawabnya begini?" Devian tersenyum dan membelai pipi Kirana dengan lembut.

"Karena itu dari hatiku" Kirana tersenyum dan kembali melihat jawaban suaminya.

Mas punya hobi apa? Memandang wajahmu yang ayu.

Kirana tertunduk malu saat jawaban yang hendak ia baca malah dijawab suaminya.

"I ini kena pa jawabnya begitu?'" cicit Kirana masih menunduk malu. Devian hanya tersenyum menanggapi cicitan Kirana.

Apa impian Mas? Membahagiakan kamu.

Kirana sudah kembali berkaca-kaca. Namun dia tidak berhenti untuk membaca.

Apa harapan Mas? Selalu bersamamu.

Apa harapan Mas tentang hubungan kita? Membangun keluarga kecil bahagia hingga menghadap sang pencipta.

"Mas serius soal ini semua?" tanya Kirana tak percaya. Devian mengangguk.

"Ya, mari kita bangun keluarga kecil bahagia " Kirana mengangguk dan tersenyum bahagia. Harapan rumah tangga antara dirinya dan suami ternyata tak jauh berbeda. Sama-sama ingin rumah tangga yang bahagia.

Berapa no. WA Mas? 08233280xxxx. Jangan lupa di save.

Devian kembali melihat kertas yang dibawa istrinya dan menunjuk soal terakhir.

"Ini aku juga jujur. Udah aku kasih pesan juga" Kirana melihat arah jari Devian dan tertawa. Devian terpana melihat tawa istrinya. Istrinya ini sungguh cantik saat tersenyum apalagi tertawa seperti itu.

"Iya. Langsung aku save" ucap Kirana menarik kesadaran Devian dari pesona istrinya. Kirana mengambil ponselnya dan mengetik nomor yang ditulis Devian.

"Kamu beri nama apa?" tanya Devian kepo.

"Nih" tunjuk Kirana melihatkan ponselnya pada Devian.

"♥️IMAMKU♥️" baca Devian dan langsung tersenyum lebar. Kirana merasa bahagia melihat senyum suaminya yang terlihat senang hanya dengan nama di ponselnya.

"Aku calling" Kirana menekan tombol call dan berdering lah ponsel sang suami. Munculah nama yang membuat Kirana tersanjung sekaligus tersipu.

"💖 CINTAKU 💖"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nah loh. Si Devian bisa AE jawab pertanyaan si Bu Is.

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

awalnya krna trpaksa tp devian dan kirana mau mnjalani dg iklas semoga bahagia sllu

2024-03-12

2

Afrin Khoiriyah

Afrin Khoiriyah

Si Devian niat banget emang ya?

2024-03-10

2

Amalia Putri

Amalia Putri

wah author pinter baget bikin yang baca senyam senyun sendiri ama baper lanjut semanga thor.

2024-03-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!