SPP 13

Cinta memang penuh misteri. Namun satu yang membuat cinta menjadi indah yaitu ketulusan. Cinta memang bukan makhluk yang berwujud. Namun cinta dapat dirasakan oleh hati. Dan hanya hati yang memiliki ketulusanlah yang bisa merasakan arti sesungguhnya dari sucinya cinta.

Ketulusan Devian yang menerima nasibnya dan pernikahannya. Begitu juga Kirana. Meskipun mereka menikah karena menyelamatkan harga diri keluarga, namun keduanya menjalani dengan ikhlas dan tidak ada niat mempermainkan pernikahan. Allah menganugerahkan rasa cinta yang datang begitu cepat sebagai hadiah untuk hambaNya. Baik Devian ataupun Kirana menjadikan tragedi sebagai takdir yang harus mereka jalani. Mungkin memang seperti itulah jalan mereka harus bersatu. Devian mempercayai bahwa Kirana adalah jodoh yang sudah Allah tulis dalam nasibnya di lauhul mahfudz. Begitu juga dengan Kirana. Dia meyakini bahwa dirinya diciptakan sebagai tulang rusuk suaminya.

Devian maupun Kirana sama-sama mau saling menerima baik dan buruk dari pasangannya. Mau belajar untuk mengerti dan saling mendukung satu sama lainnya. Terbukti bagaimana Devian selalu menemani Kirana selama operasi dan pemulihan. Bagaimana Kirana menghargai semua yang Devian lakukan hingga siap menyerahkan jiwa dan raganya untuk mengabdi pada sang suami. Surga seorang istri berada pada suami.

...----------------...

Kirana sangat bahagia karena Devian mengajaknya ke pantai. Masih dengan pakaian kerjanya, Kirana berlari ke sana ke sini tanpa alas kaki. Entah kapan terakhir Kirana merasa bebas seperti ini. Devian tersenyum senang melihat istrinya yang begitu gembira. Devian tidak menyangka bahwa Kirana akan seantusias itu ketika tiba di pantai.

"Bahagiamu sederhana, Sayang," gumam Devian. Senyumnya tidak pernah luntur melihat tawa istrinya. Entah apa yang ditertawakan Kirana, Devian tidak mau tahu. Apapun itu asal bisa membuat Kirana bahagia, dia tak peduli.

Devian menghampiri istrinya yang sudah mulai menyentuh air. Kirana terlihat seperti anak kecil saat bermain air. Devian tersenyum smirk dan menarik Kirana yang sedang asyik bermain tanpa menyadari kedatangannya.

"Aaaa," teriak Kirana saat tangannya ditarik Devian. Kirana jatuh dalam dekapan Devian dan langsung dikunci olehnya.

"Mas iiih," kesal Kirana namun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kamu melupakanku," bisik Devian di telinga Kirana membuatnya meremang.

"Mana ada," elak Kirana. Dia terus berusaha lepas dari dekapan suaminya. Devian tidak peduli dengan usaha Kirana. Dia malah memanfaatkan momen tersebut. Dia mengecup leher Kirana dengan lembut. Kirana meremang dan langsung berhenti berontak. Otaknya tiba-tiba blank dan baru tersadar saat dirinya merasa geli.

"Mas, geli," rengek Kirana. Bukannya berhenti justru Devian semakin dalam hingga stempel cinta nampak di lehernya.

"Aah," desah Kirana. Devian tambah semangat dan sudah ada tiga jejak cinta yang ada di leher Kirana.

"Kita check-in," ucap Devian serak. Gairahnya sudah sampai di ubun-ubun dan tentu saja dia ingin merasakan surga dunia, kata orang-orang.

Belah duren dimalam hari. Paling enak sama kekasih. Dibelah bang dibelah. Ayo bang silahkan dibelah. Asyik.

Kirana berbalik dan menatap suaminya. Pandangan Devian satu dan mengunci Kirana.

"Check-in?" tanya Kirana.

Devian menatap bibir Kirana dengan intens. Sudah lama dia ingin merasakan benda kenyal itu. Tanpa menghiraukan pertanyaan Kirana, Devian menyambar bibir Kirana dan melahapnya dengan rakus namun tetap lembut. Kirana yang awalnya terkejut akhirnya mengikuti nalurinya dan terhanyut dalam permainan Devian. Lenguhan Kirana membuat Devian semakin bersemangat. Mereka lupa bahwa mereka masih berada di pantai hingga deburan ombak menyadarkan keduanya.

"Mari lanjut di kamar," ajak Devian dengan suara serak.

"Tapi, Mas"

"Kenapa? Kamu belum siap?" tanya Devian memotong ucapan Kirana.

"Bukan begitu," jawab Kirana ragu.

"Bukankah kamu tadi bilang sudah memasrahkan jiwa ragamu?" tuntut Devian. Ada rasa kesal dihatinya. Bagaimana tidak kesal kalau hasrat sudah diujung tanduk, tapi Kirana malah menolaknya.

"Iya, ku tahu. Tapi."

"Tapi apa lagi Kirana?" geram Devian.

"Tapi aku sedang datang bulan," cicit Kirana takut-takut. Apalagi baru pertama kalinya dia melihat suaminya kesal padanya.

Gubrak. Devian seolah terhempas dari langit. Saat dirinya akan bisa terbang ke surga, namun malah terhalang bulan yang datang tiba-tiba.

"Maaf," ucap Kirana tak enak hati. Dia menunduk, takut suaminya semakin kesal.

"Haah. Sudahlah. Masih ada lain kali," ucap Devian pasrah. Kirana merasa kasihan dan menawarkan cara lain.

"Mau aku bantu cara lain?" tawarnya.

"Emangnya kamu tahu cara lain itu?" tanya Devian sebenarnya excited dengan tawaran istrinya.

"Emm, nggak tahu sih. Mas tahu?" tanya Kirana menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ha..ha..ha... Kamu menawarkan sesuatu yang kamu sendiri nggak tahu. Istriku ini benar-benar luar biasa." Devian tergelak dengan kepolosan istrinya. Kekesalan yang tadi menggunung seolah runtuh hanya dengan tingkah sederhana Kirana. Kirana sendiri justru tidak paham kenapa suaminya tertawa.

"Memang salahnya dimana?" monolog Kirana dalam hati.

"Sudah nggak usah dipikirkan. Kita pulang atau kemana?"

"Mas sudah nggak pengen?" tanya Kirana polos.

"Astaga. Kenapa masih bahas itu?" Devian menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan pola pikir istrinya.

"Kita beli baju dan ganti pakaian. Setelah itu makan" ucap Devian tanpa menghiraukan pertanyaan Kirana. Kirana mengerucutkan bibirnya karena merasa diabaikan. Devian gemas dengan tingkah Kirana yang baru dia tahu bahwa istrinya bisa bertingkah seimut itu. Devian mengecup bibir Kirana sekilas.

"Jangan di maju-majuin itu bibir kalau tidak mau aku sikat," bisik Devian. Langsung saja Kirana melipat bibirnya ke dalam. Devian menggenggam tangan Kirana sepanjang jalan menuju toko baju.

...----------------...

Meskipun tidak jadi belah duren, Namum Devian tetap melakukan check-in. Devian ingin kencan pertamanya berjalan lancar.

Malam ini Devian mengajak Kirana jalan-jalan menikmati pemandangan malam hari. Keduanya senantiasa bergandengan dan berjalan dengan pelan. Kirana juga sudah tidak sungkan lagi dalam mengekspresikan diri. Pada dasarnya sifat semua perempuan itu sama. Ingin dipuja dan dimanja. Hanya saja terkadang keinginan itu harus terpendam karena tuntutan kehidupan. Begitu pula yang terjadi pada Kirana. Bertahun-tahun hidup dirantau seorang diri menjadikannya pribadi yang mandiri. Sehingga sifat alamiah seorang wanita terpendam dan kini kembali muncul setelah merasakan perasaan nyaman.

Mereka terus berjalan dan sesekali berhenti untuk membeli makanan atau barang yang menarik perhatian mereka. Namum atensi Devian teralihkan saat mendengar suara orang yang sangat dikenalnya.

"Dimas" panggil Devian. Mendengar nama Dimas disebut, Kirana menoleh dan melihat pria yang lebih muda dari Devian berdiri terpaku menatap suaminya. Disamping Dimas, berdiri seorang perempuan dengan perut sedikit buncit juga menatap suaminya kagum. Melihat itu, Kirana tidak suka dan langsung memeluk Devian posesif. Mulai cemburu ya kamu Kirana? Hahaha

"Siapa, Mas?" tanya Kirana berpura-pura. Padahal dia sudah menebak dari panggilan suaminya tadi. Devian menoleh pada Kirana dan mengecup keningnya.

"Dia Dimas, Sayang," jelas Devian.

"Yang harusnya nikah sama Mbak Risma itu?" Devian mengangguk. Kirana melihat perempuan di samping Dimas.

"Dia?" tunjuk Kirana. Dimas melihat wanita yang bersamanya lalu melihat Kirana.

"Calon istriku," jawab Dimas santai.

"Anak siapa?" tanya Kirana lagi.

"Anak orang tuanya lah. Kepo banget," jawab Dimas kesal.

"Bukan. Maksudku yang diperut," jawab Kirana tanpa menghiraukan kekesalan Dimas.

Devian memindai wanita itu dengan seksama. Benar memang perut perempuan itu sedikit buncit. Dimas juga melihat wanitanya dengan senyum merekah.

"Anak aku lah," jawab Dimas bangga.

Devian dan Kirana saling pandang dengan pikiran masing-masing.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

ow krna ini mreka lari g mau dijodohin knpa g bilang pdhl kelihatan dimas damn risma saling suka
klo g gitu g ada nikahnya devian dan kirana dong

2024-03-26

2

Wati_esha

Wati_esha

Kok bisa ya, melarikan diri dari pernikahan lalu masing - masing berpisah?! Kirana bahkan tak tahu kabar Risma sementara Dimas kini dilihatnya bersama wanita yang sudah dihamilinya. 🙃🙃🙃🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2024-03-25

2

Wati_esha

Wati_esha

Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.

2024-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!