SPP 12

Setelah mendapatkan ijin dari Steven, Kirana mulai masuk kerja kembali hari ini. Begitu juga dengan Devian. Aktivitas kembali normal dan mertua Kirana juga sudah kembali ke mansion.

Namun kali ini berbeda. Kirana tidak dibiarkan berjalan sendiri oleh Devian. Sepanjang jalan, Devian selalu menggenggam tangan Kirana.

"Kita mau ke mana?" tanya Kirana saat Devian menariknya masuk lift.

"Kamu akan tahu nanti" jawab Devian penuh misteri bagi Kirana. Kirana hanya diam dan mengikuti ke mana Devian membawanya.

"Tuan, Nyonya" sapa Leo.

"Apakah semua sudah siap?" tanya Devian. Kirana masih setia dengan kediamannya karena tidak mengerti maksud Devian dan Leo.

"Kita masuk" ajak Devian. Kirana mengangguk dan berjalan beriringan. Kirana terkejut begitu masuk yang ternyata adalah ruang rapat. Disana sudah berkumpul semua karyawan seluruh divisi. Bahkan bagian keamanan dan kebersihan juga ada.

"Apa ada acara?" tanya Kirana. Devian tersenyum menanggapi pertanyaan Kirana.

"Kamu akan segera tahu, Sayang" jawab Devian seraya mengelus pipi Kirana dengan lembut.

"Ow, so sweet" baper sebagian karyawan, namun ada juga yang tidak suka. Salah satunya adalah Angel. Tangannya mengepal kuat dan wajahnya mengeras.

"Sialan. Aku tak akan membiarkan kau bahagia. Lihat saja kau, Kirana. Dasar bitc" geram Angel.

Devian dan Kirana ditemani Leo telah berdiri didepan seluruh karyawan. Leo memberi kode agar semua tenang. Devian memindai semua karyawan satu persatu. Tatapannya menajam saat menemukan yang dia cari.

"Pasti kalian penasaran dengan hubungan saya dan Kirana. Anak arsip yang selama ini kalian kira cupu" ucap Devian dan dibenarkan oleh semuanya.

"Saya tidak akan menjelaskan. Tetapi kalian bisa lihat dan simpulkan sendiri" mendengar ucapan Devian, semuanya merasa bingung termasuk Kirana. Dia pikir Devian akan mengatakan status mereka yang suami istri. Kirana melihat suaminya dengan pandangan yang entah apa artinya. Sedangkan Devian masih mengunci pandangannya pada satu sosok. Sedangkan sosok yang ditatap tajam bergidik ngeri dan was-was.

"Kamu" tunjuk Devian. Kirana melihat arah jari suaminya dan mengarah pada Angel.

"Sa ya, Bos" jawab Angel gugup.

"Ya. Setelah ini selesai. Datang ke ruangan saya bersama manager kamu" titah Devian tegas.

"Ba baik, Bos" Angel menunduk patuh. Namun dalam hatinya sangat marah karena dia merasa apa yang akan terjadi ada hubungannya dengan Kirana.

Sedangkan sang manager merasa cemas dan takut akan apa yang akan terjadi. Melihat dari mimik bos besarnya, panggilan ini bukanlah sesuatu hal yang baik.

Devian mengkode Leo untuk segera memulai tayangannya.

"Kalian bisa melihat layar di depan. Simpulkan sendiri setelah melihat tayangan itu"

Kasak kusuk terdengar riuh usai Devian selesai bicara. Kirana sendiri penasaran apa yang ditayangkan. Suasana tiba-tiba hening ketika layar sudah keluar gambarnya.

Devian tersenyum smirk melihat wajah pucat Angel saat layar menayangkan Devian mengikrarkan ijab kabul atas Kirana Larasati.

Kirana sampai menutup mulutnya melihat tayangan ulang prosesi pernikahannya. Saat itu dia tidak tahu bagaimana suaminya mengungkapkan ijab kabul. Hari ini dia akhirnya tahu bahwa suaminya mengucapkannya dengan sungguh-sungguh tanpa adanya keraguan. Mata Kirana berkaca-kaca dan memandang suaminya dengan pandangan yang penuh dengan rasa syukur.

"Terimakasih" lirih Kirana. Karena suasananya hening, ucapan lirih Kirana didengar oleh Devian. Devian yang masih memperhatikan orang-orang mengalihkan atensinya. Dilihatnya mata istrinya sudah berembun.

"Apapun aku lakukan untuk kebahagiaan kamu, sayang. Jadi jangan berterimakasih" jawab Devian seraya menghapus airmata Kirana yang sudah jatuh setelah mendengar jawabannya.

"Aku pasrahkan jiwa ragamu padamu, suamiku" lirih Kirana yang hanya bisa didengar olehnya juga Devian. Devian mematung mendengar ungkapan Kirana. Setelah sadar, Devian langsung menarik Kirana dan memeluknya erat.

"Aku mencintaimu, Kirana Cahya Anggara" ungkap Devian sedikit keras hingga fokus semua orang yang awalnya pada layar berganti melihat dirinya juga Kirana.

"Aku juga mencintaimu, Devian Cahya Anggara" balas Kirana jujur. Mereka masih berpelukan tanpa menghiraukan tatapan semua orang.

"Astaga. Baper aku" pekik si A.

"mereka couple yang so sweet"

"Patah hati saya. Pak bos idaman sudah ada yang punya"

Dan masih banyak lagi ocehan-ocehan lainnya. Ada yang iri, namun tetap mendukung. Ada pula yang nyinyir tidak jelas karena cemburu. Dan sebagian kecil bersikap masa bodoh dan menganggap hal itu adalah hal yang biasa.

Tayangan ijab kabul tadi sekaligus menegaskan status Kirana yang merupakan seorang Bu Bos.

"Tayangan selanjutnya" ucap Devian usai adegan pernyataan cinta yang membuat semua orang iri.

Perasaan bunda biasa aja deh. Mungkin karena si Devian bos besar kali ya, jadinya yah wah banget gitu. Hihihi.

Tayangan selanjutnya adalah adegan di mana Kirana adu mulut dengan Angel. Disusul dengan sikap anarkis Angel. (Lihat SPP 8)

"Saya tahu istri saya bukan wanita yang lemah. Tapi saya tidak akan tinggal diam jika kejadian ini terulang lagi oleh siapapun" peringat Devian dengan tegas.

Kirana semakin menatap kagum pada suaminya. Dirinya merasa disayang dan dilindungi.

"Terimakasih Ya Allah yang Maha Sempurna, telah memberikan hamba seorang suami yang sempurna seperti Mas Devian. Semoga Engkau senantiasa membimbing kami dalam jalanMu dan menyatukan kami dalam surgaMu. Aamiin" doa Kirana. Terselip harapan kehidupan rumah tangga yang harmonis until Jannah.

...----------------...

Hari ini semua karyawan dibebas tugaskan dan digratiskan makan sepuasnya di kantin perusahaan. Kata Devian sebagai rasa syukur atas peresmian Kirana sebagai istrinya di perusahaan.

sedangkan Angel harus menulis surat pernyataan bahwa tidak akan mengganggu Kirana lagi dalam bentuk apapun baik secara langsung maupun tidak langsung. Sang manager yang ikut dipanggil diminta untuk memberikan surat peringatan kepada Angel. Tidak tanggung-tanggung, Devian langsung menyuruh memberikan SP 3.

"Jika kamu tidak setuju, kamu boleh mengganti surat pernyataan itu dengan surat pengunduran dirimu" ucap Devian saat menyuruh Angel menulis surat pernyataan. Angel tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menuruti keinginan bos besarnya. Dia juga harus mengubur mimpinya hingga ke dasar tanah untuk menjadi nyonya Anggara.

"Baik, Bos" pasrah Angel. Dia masih mau bekerja di perusahaan ini karena ini adalah pekerjaan satu-satunya yang dia miliki.

"Tambahkan poin untuk penurunan jabatan jika melanggar pernyataan itu yang bersifat ringan" tambah Devian semakin membuat Angel putus asa. Dalam artian, dia sudah tidak bisa menyentuh Kirana barang seincipun meskipun hanya berupa kata atau kalimat.

Usai makan siang, semua karyawan diperbolehkan untuk pulang. Devian mengajak Kirana jalan-jalan ke pantai. Ini kali pertama mereka kencan. Apalagi mereka sudah mengetahui perasaan masing-masing. Devian bertekad akan merubah Kirana yang irit bicara menjadi sosok yang lebih ekspresif lagi dalam berbicara. Meskipun akan sulit nantinya karena merubah kebiasaan orang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, Devian akan terus berusaha hingga membuahkan hasil. Bukan Devian tidak menerima Kirana apa adanya. Hanya saja akan terasa lebih hangat dan lebih nyaman jika ada interaksi dari dua sisi.

Semoga berhasil yah Devian. Bunda juga berdoa yang terbaik untuk kalian berdua.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

ama luph endhe

ama luph endhe

co cweet devian....🥰🥰🥰

semangat mrubah Kirana irit bicara mjadi Kirana cerewet... tp biar bs banyak bicara cpt punya anak krna bysa ny q bgtu😆😆😆🤭

2024-03-24

1

Amalia Putri

Amalia Putri

lanjut lanjut thor semangat

2024-03-24

1

Wati_esha

Wati_esha

Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.

2024-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!