SPP 14

Devian dan Kirana saat ini berhadapan dengan Dimas dan kekasihnya. Dimas belum mengetahui hubungan antara keduanya. Dia pikir hubungan keduanya sama seperti dirinya.

"Mas ada laptop?" tanya Kirana. Tangannya sedari tadi sudah gatal begitu melihat perempuan yang dibawa Dimas.

"Buat apa, Sayang?" tanya Devian heran.

"Ada aja," jawab Kirana seraya mengerling genit. Devian terkesiap dan salah tingkah digoda Kirana. Setelah mampu menguasai diri, Devian mendekatkan wajahnya ke telinga Kirana.

"Kau sudah mulai berani ya?" bisik Devian seraya menggigit pelan telinga Kirana. Kirana menggigit bibirnya agar tidak keluar suara laknat dari bibirnya. Terlebih lagi ada orang selain mereka.

"Mas, ada nggak?" tanya Kirana lagi supaya Devian berhenti membuat jantungnya berdisko ria.

"Harus banget sekarang?" Kirana mengangguk. Devian menghubungi orang kepercayaannya untuk membawakan laptop ke restoran YY secepat mungkin. Dia tidak ingin istrinya menunggu terlalu lama.

Tak lama kemudian, makanan yang dipesan datang.

"Makan dulu, baru bahas masalah kamu," kata Devian tegas.

Mereka makan dengan diam. Setelah beberapa menit, akhirnya selesai juga. Laptop yang diminta Kirana juga sudah datang. Kirana mengambil semacam USB dari dalam tasnya.

"Sekarang jelaskan pada Abang apa yang sebenarnya terjadi," titah Devian tegas. Dimas meneguk air liurnya dengan susah. Meskipun Abangnya ini ramah, namun tetap menakutkan saat marah.

"Tunggu. Siapa namamu?" tanya Kirana datar pada wanita di samping Dimas. Wanita itu berdiri dengan angkuh dan mengulurkan tangan. Bukan pada Kirana namun pada Devian. Aneh kan? Padahal yang bertanya adalah Kirana, namun tangannya menjelajah pada Devian.

"Aku akan menyebutkan namaku dengan jelas dan kamu harus mengingatnya. Perkenalkan namaku Veronika. Ingat dengan jelas. Veronika," Devian melihat tangan Veronika yang menggantung dengan pandangan datar. Lalu dia melihat Dimas dan tersenyum remeh. Dimas menunduk dan merasa malu dengan Abangnya.

"Kau lihat. Perempuanmu tidak tahu malu," sarkas Devian.

"Aku yang bertanya. Ckckck, benar-benar tidak tahu malu," tambah Kirana dengan tatapan mengejek.

"Memangnya kenapa? Aku calon nyonya Anggara. Sedangkan kamu siapa?" angkuh Veronika tanpa tahu siapa Kirana sebenarnya. Kirana berdiri dan menyambut uluran tangan Veronika yang dianggurin oleh Devian.

"Aku Kirana Cahya Anggara. Nyonya muda pertama keluarga Anggara," kata Kirana tak kalah angkuh.

Loe jual, gue beli, batin Kirana.

"Cih. Sebentar lagi posisi itu akan menjadi milikku," balas Veronika sombong.

"Hahaha. Kurasa kamu perlu bangun dari mimpi," sarkas Kirana. Devian memandang istrinya takjub. Dia seolah melihat istrinya seperti orang yang berbeda.

"Cukup. Jangan lagi kamu mendesak Veronika," ucap Dimas dan menatap tajam Kirana. Kirana balas menatap Dimas tak kalah tajam. Jangan dikira Kirana akan takut.

"Yang sopan dengan Kirana. Dia adalah kakak iparmu," tegas Devian. Dia tidak suka Kirana diperlakukan begitu oleh orang lain termasuk keluarganya.

"Cih. Aku jadi ingin tahu bagaimana kalian menikah," ejek Dimas.

"Kau akan tahu nanti. Sekarang jelaskan mengapa kamu lari dari pernikahan," pinta Devian tanpa menghiraukan rasa penasaran adiknya.

"Abang pasti sudah menduganya kan?" tanya Dimas lebih ke pernyataan.

"Kenapa kabur? Tidak bicara baik-baik?" tanya Devian lagi.

"Bukannya waktu itu kabur bareng Mbak Risma?" tanya Kirana akhirnya. Sedari tadi ingin rasanya menanyakan keberadaan Risma. Namun fokusnya teralihkan pada ulet keket busung lapar.

"Kami berpisah setelah keluar dari gang," jawab Dimas dengan malas. Devian menatap tajam Dimas. Dia tidak suka istrinya tidak dihargai begitu oleh Dimas.

"Oh." Hanya itu tanggapan Kirana. Dia mulai mengotak-atik laptop di depannya. Veronika menatap sengit Kirana, namun Kirana acuh saja. Dia tetap menarikan jarinya di atas keyboard.

"Cih, ternyata jalang," komentar Kirana lirih. Hanya dirinya yang bisa mendengar ucapannya.

"Ehem." Kirana sengaja berdehem untuk mencari perhatian.

"Kamu yakin itu adalah anakmu?" tanya Kirana. Dimas menatap Kirana tajam karena tidak terima dengan ucapannya. Sedangkan Veronika sudah was-was.

Apakah dia tahu sesuatu? Tanya Veronika dalam hati.

"Apa maksudmu dia bukan anakku?" bentak Dimas.

"Turunkan nada bicaramu?" balas Devian juga membentak.

"Ck," decak Dimas. Dia menatap Kirana sengit. Kirana hanya membalasnya dengan senyum smirk.

"Apa kau yang pertama kali baginya?" tanya Kirana membuat Dimas terkesiap. Veronika sudah pucat begitu mendengar pertanyaan Kirana.

"Apa kamu yang pertama menggagahinya?" ulang Devian melihat Dimas hanya diam mendapat pertanyaan dari Kirana.

Brak. Veronika menggebrak meja tak terima. Selain itu dirinya juga tak mau rencananya untuk menjadi Nyonya Anggara terancam gagal.

"Apa maksudmu bertanya seperti itu? Jelas-jelas anak yang aku kandung adalah anak Dimas," ucap Veronika marah-marah.

"Apa buktinya? Sedangkan yang pertama saja bukan dia," ejek Kirana. Veronika terdiam, namun tatapannya tajam pada Kirana.

"Bukankah targetmu awalnya adalah Mas Devian?" tanya Kirana mengejek setelah melihat Veronika terdiam. Devian terkesiap dan menatap istrinya tak percaya.

"Apa maksudmu, Sayang?" Kirana mengabaikan suaminya dan fokus pada Veronika.

"Hery Santosa. Kau kenal dia kan?" tanya Kirana lagi. Veronika terkejut hingga matanya membesar mendengar nama Hery disebut. Wajahnya sudah pucat dan keringat mulai membasahi keningnya. Namun dia masih mencoba tenang.

"Memangnya siapa dia?" tanya Veronika angkuh. Sedangkan Dimas menatap Veronika tak percaya.

"Kau tak mengenal Hery?" ulang Dimas. Veronika gugup mendapat pertanyaan dari Dimas. Dia melupakan keberadaan Dimas yang tahu siapa Hery. Kirana menyunggingkan senyum mengejek.

"Tak kenal heh?" ejek Kirana.

"Itu-" Veronika tidak tahu harus bilang apa.

Kirana mengabaikan kebingungan Veronika dan beralih pada Dimas.

"Kenapa waktu itu kabur? Bukannya bicara?" tanya Kirana. Karena ulah keduanya, ayah dan ibunya masih terus resah karena anaknya menghilang. Dimas merasa aura Kirana berubah. Berbeda dengan saat pertama kali dia bertemu beberapa jam yang lalu.

"Kami takut mereka marah," jawab Dimas dan bagi Kirana tidak masuk akal.

"Lalu, saat ini kau pikir mereka tidak marah?" geram Devian. Dirinya tidak mengira kalau adiknya akan bersikap kekanak-kanakan.

"Maaf," ucap Dimas menyesal.

"Pulang dan jelaskan pada orangtuamu," ucap Devian dan Dimas hanya bisa mengangguk pasrah.

"Bawa dia ke rumah sakit milik Steven dan lakukan tes DNA. Nikahi dia jika memang dia mengandung anakmu," tambah Devian tegas. Veronika terkejut dengan titah Devian. Jika Dimas benar-benar melakukan apa yang diminta Devian, maka semua akan ketahuan dan rencananya akan berantakan.

Hiks hiks hiks. Isak Veronika mencari perhatian.

"Kalian tega meragukan aku. Apa hiks kalian ingin membunuh janinku?" Dimas mengelus punggung Veronika lembut. Meskipun hatinya kini gamang karena memang dia bukan yang pertama, namun hati lembutnya tidak tega melihat kekasihnya bersedih.

"Nggak usah drama," cibir Devian. Dia sudah kebal dengan sandiwara perempuan sejenis Veronika.

"Jangan kasar-kasar, Mas," tegur Kirana menahan tawanya.

"Jangan bully Vero. Urusan kalian denganku," bela Dimas. Kirana menatap Dimas jengah.

"Cih, masih dibela aja," cibir Kirana.

"Mana ponselmu." Kirana menengadahkan tangan di depan Dimas

"Buat apa?" tanya Dimas ragu. Hendak menolak, namun tidak berani karena tatapan elang Devian. Devian bagai satpam sedang mengawal Kirana yang beraksi dalam misi.

Misi apa?

Misi lanjut di part berikutnya yah?

Terpopuler

Comments

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

elah dim" rela kabur demi jall.ng
kok kirana tau bnyk ttg veronika

2024-03-27

2

Wati_esha

Wati_esha

Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.

2024-03-27

1

Wati_esha

Wati_esha

Ahoooyyy 💃💃💃💃💃💃💃💃💃

2024-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!