"Halo, Sayang. Bagaimana kabarmu?" sapa Lio tersenyum sangat manis, melihat seorang wanita yang berada di seberang sana. Senyum yang tidak pernah pria itu tunjukan kecuali pada keluarganya.
Merasa bosan, Lio menelpon Flora—adiknya yang berada di belahan dunia berbeda dengannya.
"Aku baik, Kak. Bagaimana denganmu?" tanya Flora. "Aku dengar kamu akan segera menikah. Selamat, ya."
Raut wajah Lio berubah memerah. Bagaimana bisa adik kesayangannya itu tahu kalau dirinya akan segera menikah? Padahal, Lio sudah melarang semua orang memberitahunya.
Flora terkekeh, melihat perubahan raut wajah Lio. "Ayolah, Kak. Jangan lupa siapa suamiku. Dia bahkan bisa tahu apa yang sedang kamu lakukan sekarang di dalam mobil," celetuk Flora membuat Lio semakin salah tingkah.
Lio terus memperhatikan wajah cantik Flora yang selalu ia rindukan. Karena kesibukan masing-masing, mereka belum sempat bertemu kembali sampai sekarang.
"Oh, jadi sekarang kamu mau mengejek Kakakmu yang tampan ini, hum?" Lio menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. Menunjukkan pada Flora kalau dirinya memang selalu tampan.
Sean serasa ingin muntah mendengar kalimat yang keluar dari bibir Lio dan memilih diam mendengar percakapan mereka. Meski sebenarnya, Sean juga merindukan Flora.
"Dih, narsis. Lebih tampan suamiku daripada Kakak!" seru Flora mencebik kesal. "Aku nggak nyangka, selera mu berubah."
Lio mengernyit bingung. "Maksud kamu?" tanyanya penasaran.
"Gadis berseragam SMA ternyata yang berhasil menaklukan hati Kakak. Aku pikir sahabatku, model seksi dan cantik itu tapi ternyata aku salah." Lio bisa melihat, Flora sedang tertawa. Itu benar-benar membuatnya kesal.
Jika dulu Lio sering mengejek Flora karena mengejar cinta om-om, sekarang adiknya itu berbalik mengejeknya.
"Tertawa lah, sebelum Kakakmu ini datang dan menggigit mu," ucap Lio sedikit menggoda Flora. "Tapi satu yang Kakak minta, berhentilah membahas wanita itu," imbuhnya.
Flora mengangguk. Ia sadar karena sudah bicara keceplosan. Ucapannya mungkin saja membuat luka lama Lio terbuka kembali.
"Maaf. Sepertinya aku nggak bisa datang saat kalian menikah nanti."
"Kenapa?" tanyanya. "Apa pria posesif itu melarang mu untuk kembali kesini?"
"Bukan karena itu, Kak. Lihatlah ini." Flora mengarahkan kamera ponselnya ke arah perutnya yang terlihat membuncit, lalu mengusapnya naik turun. "Aku hamil."
"What?! Hamil?!" pekik Lio dengan bibir menganga tak percaya.
Kenapa bisa Flora hamil lagi? Sedangkan dirinya saja, satupun belum launching?
Setelah mengatakan itu, Flora mematikan sambungannya telponnya begitu saja karena Reagan harus pergi ke sekolah.
"Pria tua itu benar-benar mesum!" Lio mengumpat suami Flora.
"Ya, kalian sama mesumnya. Doyan daun muda," gumam Sean lalu dengan cepat menutup rapat bibirnya.
Samar-samar Lio bisa mendengarnya, namun tak mau ambil pusing. Ia menggenggam erat ponsel yang ada di tangannya.
Lio teringat kembali pada Keyla yang sejak tadi belum membalas pesannya. Hanya laporan centang biru yang terlihat. Pertanda Keyla hanya membacanya saja.
"Dasar gadis itu, bisa-bisanya pesanku nggak di balas. Tidak punya sopan santun sama sekali! Apa kedua orang tuanya itu tidak pernah mengajarinya?!" Lio menggerutu dengan wajah menahan kesal.
Baru kali ini Lio diabaikan. Ia bahkan rela menurunkan egonya yang tinggi hanya untuk mengirim pesan terlebih dulu pada Keyla.
"Awas saja kamu!" sepanjang perjalanan, Lio terus gelisah dan tidak tenang.
Dan apa yang sejak tadi Lio lakukan tak luput dari perhatian Sean—sepupunya yang sejak tadi terus memperhatikan tingkahnya.
Sean menghela nafas sambil mengetuk stir mobil. Sesekali ia melirik ke belakang. Mulutnya terasa kelu untuk bicara tapi juga gatal karena Lio memintanya untuk diam dan tak banyak bicara.
Sean terbiasa asal bicara jika sedang bersama Lio. Tiba-tiba diminta untuk diam, rasanya ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya.
"Jangan bilang kalau kamu mulai tertarik pada gadis kecil itu, Lio," celetuk Sean. Akhirnya pria itu memberanikan diri, mengeluarkan sesuatu yang sejak tadi mengganjal di hatinya.
"Berhenti mengambil kesimpulan sendiri. Karena sampai kapanpun saya nggak akan pernah tertarik pada gadis ingusan itu," jawab Lio sambil melipat kedua tangan di depan dada. Lalu mengalihkan pandangannya yang sejak tadi tertuju ke luar jendela kaca mobil pada Sean. "Saya sudah menyuruh kamu diam 'kan? Kenapa masih bicara?"
Sean menelan saliva nya dengan susah payah. Tubuhnya gemetar, bukan karena takut pada Lio yang notabennya adalah adiknya, melainkan takut jika sewaktu-waktu Lio menghubungi daddy nya dan mengatakan kalau selama ini Sean sering pergi ke klub malam.
"Tahan sehari saja bisa 'kan Sean," gumam Sean memukul bibirnya sendiri. Kemudian memilih diam dan fokus menyetir. Karena sampai kapanpun, berdebat dengan seorang Lio tidak akan pernah menang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
galaxi
aq masih penasaran sama ayahnya kayla....ada misteri apakah dlm rumah tangga ayahnya key...
2024-06-29
1
Bundanya Aulia
menarik lanjut thor😊😊
2024-06-12
1
Azwa Assegaf
suami.nya flora siapa y
2024-03-06
1