...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
Mobil Arsyi sudah sampai lebih dulu di kantor melihat mobil berwarna pink milik sang sahabat Arsyi senang karena Farida sudah datangan, bergegas Arsyi turun dari mobil untuk menemui Farida lebih dulu.
Memang tidak sulit mencari keberadaan Farida karena jika gadis itu datang lebih dulu dia akan menunggu kedatangan sang sahabat di lobby perusahaan.
"Assalamualaikum, Far," sapa Arsyi.
"Wa'alaikumsalam akhirnya datang juga kamu. Tumben banget duluan aku sampek Arsyi biasanya kamu lebih raji."
"Itu masalahnya, ikut aku!" Arsyi menarik pelan tangan Farida.
Membawa sahabatnya menjauh dari kerumunan para karyawan yang mulai berdatangan untuk kerja. Ditarik-tarik oleh Arsyi jadi membuat heran Farida pasti ada hal terjadi pada Arsyi.
"Nggak ngomong sambil jalan aja sih, Arsyi. Memangnya ada apa kayak penting banget."
Gadis berbaju biru berpadu putih itu memakai kerudung menutup sampai dada jangan lupakan satu tanyanya sibuk memegang erat laptop tangan lainnya ditarik oleh sang sahabat berpakaian seperti Farida.
Baju gamis Arsyi berwarna tosca berpadu dengan hijab hitamnya, dia juga membawa laptop dan beberap berkas yang Arsyi pegang erat menggunakan satu tangan ditangkup di dada agar tidak jatuh.
Cukup jauh mereka berdua pergi dari keramain akhirnya Arsyi menghentikan langkah di tempat cukup sepi. Arsyi menatap Farida sejenak dengan tatapan entah tak dapat dijelaskan, Arsyi sendiri tidak tahu sekarang kenapa dia merasa takut jika berhadapan dengan Erlang.
"Kita bicara disini Far, kamu harus tahu tuan Er tinggal di apartemen sebelah aku!" Arsyi bicara menggunakan suara se
"Serius?"
Sungguh tidak ada kebohongan di mata Arsyi membuat Farida tidak tahu harus bereaksi bagimana. Belum tahu apa yang Arsyi rasakan apakah dia senang atau sebaliknya.
"Bagus dong Arsyi, kalau tuan Er tetangga kamu. Biar kalian makin deket."
"Maksudnya apa? Justru ini nggak bagus Far, takutnya aku nggak bisa bergerak leluasa harus membatasi pegerkan kalau disana. Emang sih kalau diluar tuan Er bukan bos kita tapi tetap aja sungkan. Selain itu kamu harus tahu setiap kali ketemu tuan Er, aku kayak takut gitu nggak tahu kenapa."
Farida menghela nafas pelan baru kali ini dia melihat Arsyi tidak dapat menghadapi orang lain padahal Erlang juga tidak berbuat hal apapun pasti dengan Arsyi.
"Manset kamu harus diubah Arsyi, sekarang gini deh anggep tuan Er kalau di kantor bos. Kalau diluar kantor apalagi di apartemen anggep aja dia tetangga kamu yang baik. Bisa dirubah begitu."
"Tidak tahu kalau belum mencoba bukan."
Kedua jempol Farida terajung di depan wajah sahabat, akhirnya Farida bisa tersenyum setelah mendengar cerita Arsyi barusan.
"Itu kamu tahu, nggak bakal tahu jawabannya kalau tidak mencoba maka mulai hari ini rubah manset kamu, Arsyi pasti bisa."
"Insyaallah, bismillah doain biar berhasil Far. Biar aku nggak takut lagi pas berhadapan langsung dengan tuan Er."
"Sip itu mah pasti bismillah semangat Arsyi. Udah masuk yuk kalau kita masih disini malah kena tegur nanti. Parahnya jadi omongan bilang kasih contoh tida baik."
"Ayo, makasih banyak Farida!"
Ada kelegaan di hati Arsyi setelah bercerita dengan Farida akan ketakutan dalam diri yang dirasakan oleh Arsyi. Kembali mereka berdua berpisah menuju ruang kerja masing-masing setelahnya.
"Kamu bisa Arsyi, bukan selama ini tidak pernah terjadi hal yang sekarang kamu alami, pasti bisa mengatasi ini semua."
Sampai di depan ruang kerjanya Arsyi segera masuk, dia harus menyelesaikan laporan untuk semua kinerja manager diminta langsung oleh Erlang. Melihat daftar nama dan seluruh manager Arsyi terbelak karan orang pertama harus dia datangi adalah laki-laki dulu pernah dia usir dari restoran.
"Pagi-pagi begini harus bertemu dengannya melihat wajah sudah malas. Jangan sampai terjadi keributan."
Belum lama Arsyi duduk di kursi kerjanya sekarang sudah bangun lagi untuk mencari kepala manager sdm baru saja diangkat jabatannya.
"Orang ini kerja tidak terlalu proaktif bahkan beberapa kali mengalami masalah sebagai manager sekarang jabatannya diangkat lebih tinggi lagi sebagai ketua manager yang benar saja kok bisa?"
Di kantor Arsyi sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya sedangkan mobil Erlang dikendari oleh Hasbi belum sampai di kantor karena mereka berbalik arah menuju kantor polisi tidak tahu apa yang akan dilakukan di kantor polisi.
"Hasbi!"
"Kenapa Lang," heran Hasbi ketika melirik sekilas teman dekatnya itu.
"Gadis tadi kamu suka?"
Erlang sendiri tidak tahu kenapa pertanyaan terdengar aneh di telinganya bisa meluncur begitu saja dari bibi Erlang. Bisanya dia tidak senang ikut campur urusan orang lain sementara itu Hasbi sedang fokus mengemudi heran akan pertanyaan Erlang. Dia juga tak berniat untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Lang, lo benar mau ketemu bokap lo sekarang?"
"Tuan Prayuda!" koreksi Erlang.
Mudah sekali memang mengalihkan topik pembicaraan jika mengobrol bersama Erlang, apalagi jika membahas soal perempuan seakan memang tidak ada yang penting tentang perempuan.
"Iya tuan Prayuda, lo mau maafin dia apa gimana sampai akhirnya setelah 3 tahun mau ketemu sama dia."
"Lihat semakin menderita!"
"Terus lo abis..."
"Berhati bertanya Hasbi! Tidak perlu membahas hal sama sekali tidak penting."
Hampir tersedak ludahnya sendiri Hasbi mendengar suara Erlang semakin dingin saja untuk dia tidak mengeram mendadak ulah suara Erlang. Padahal Hasbi belum selesai bicara sudah main potong-potong saja.
Sampai di kantor polisi Erlang disuguhkan dengan pemandangan sangat memuakan untuk Erlang lihat dia menatap jijik kearah satu titik dimana dua orang berbeda jenis sedang bermesraan di kantor polisi.
Cih!
Erlang berdecih melihat pemandangan di depanya membuat tak habis pikir.
"Tua bangka itu tidak mati sekalian saja, sudah dalam penjara tingkahnya semakin menjijikkan saja!"
Mata tajam Erlang mengarah pada satu titik dimana seorang laki-laki paruh baya dan perempuan berpakaian kurang bahan sedang bermesraan. Kedua tangan Erlang mengepal kuat emosinya sudah diubuh-ubun tidak tahan ingin menghajar seorang.
Melihat mata Erlang sudah berubah memerah membuat Hasbi segera menyadarkan Erlang agar tidak tersulut emosi.
"Lang tahan jangan emosi disini, lo pasti bisa kendalian diri lo sendiri Lang. Biar gue urus bokap lo itu."
"Dia bukan bokap gue!" teriak Erlang.
"Urus dia, Hasbi! Jangan biarkan ada orang yang bisa menemuinya. Suruh pihak polisi membuat tua bangka itu menderita selamanya di dalam sini!"
Kemarahan Erlang tidak main-main Hasbi setuju tanpa bernegosiasi memang orang seperti Prayuda harus dihukum berat agar sadar atas kesalahan telah diperbuat.
"Beres Lang, gue urus semua." Hasbi bergegas mendekati seorang polisi untuk memberitahu keingin Erlang tak lama Prayuda sudah diserat pergi perempuan mengunjungi Prayuda tadi heran akan apa yang terjadi.
"Tidak tahu malu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yani
Ga sadar" juga udah do penjara juga
2024-03-02
0
Sukhana Ana Lestari
Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.. itu perempuan jadi"an x ya....urat malunya udah putus..sampe gk kenal tempat..
2024-02-26
1