...Bismillahirrohmanirrohim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
Orang-orang masih tercengang melihat keahlian Arsyi sedangkan Erlang marah melihat di kantor telah terjadi keributan sudah suasana hatinya kurang baik sejak dari kantor polisi tadi sekarang malah melihat keributan di kantor tambah membuat kesal Erlang saja.
Tapi ketika melihat Arsyi dengan suara lantangnya lalu melihat Arsyi bisa menjatuhkan Deka membuat Erlang takjub bahkan dia sampai lupa ingin marah dengan semua orang disana gara-gara melihat keahlian Arsyi.
Dapat melihat Erlang, Arsyi yang sama sekali tidak mersa bersamah atas apa yang dia lakukan bahkan dengan santainya Arsyi berkata. "Maaf semua telah menganggu jam kerja kalian untuk yang terjadi pada ketua manager Deka bukan ulah saya. Kalau begitu saya permisi dulu."
Sungguh Arsyi bicara begitu santai membuat Erlang tidak percaya. Padahal disana ada Erlang sebagai Ceo mereka Arsyi sama sekali tidak ada takut-takutnya. Tapi ketika Arsyi hendak pergi meninggalkan kerumunan Erlang tersadar segera mengecah kepergian Arsyi.
“Mau kemana, kamu!” suara dingin Erlang seketika membuat pergerakan Arsyi menjadi lebih kaku.
Kaki Arsyi seakan tidak dapat melangkah lagi dia tidak tahu harus bagaimana sekarang apa lagi ketika merasakan Erlang sedang menatapnya tajam membuat Arsyi sedikit merinding.
“Hasbi bereskan semua kekacauan ini! Segara jangan terlalu lama, kalian semua kembali bekerja! Aji apa kerjamu urus mereka juga.”
“Baik tuan Er,” sahut Hasbi dan Aji kompak. Satu persatu mereka segera kembali masuk ke dalam ruang kerja masing-masing sedangkan Arsyi masih menjadi patung di tempatnya berdiri sekarang bergerak sedikit saja Arsyi merasa dalam bahaya.
Ingat pesan Farida, Arsyi. Kamu harus bisa menahan rasa takut kamu sendiri di hadapan tuan Er.
“Anda ketua seluruh manager kurungan saya jangan lupa dan semua laporan yang saya minta bawa! Harus sudah selesai semua tanpa terkecuali.”
Setelah selesai bicara Erlang pergi berlalu dari hadapan Arsyi, Aji dan Hasbi, mereka masih mematung di tempat semula berada kala melihat kepergian Erlang. Hasbi menatap tajam Aji kesal karena kekacauan bersar bisa terjadi di perusahaan, Aji tidak dapat menghendel sendiri.
“Apa kerjamu, Aji! Dasar sekertaris menyusahkan sekali.”
“Abisnya mereka sama sekali tidak bisa diatur sama orang lain maunya enak sendiri. Gue jadi pusing untung kalian berdua cepat datang.”
Aji memang tidak tersinggun akan ucapan Hasbi, mereka berdua sudah bisa melakukan hal tersebut.
Obrolan Hasbi dan Aji sekaan menjadikan Arsyi pendengar setia mereka sampai suara Erlang kembali terdengar membuat Habsi dan Aji bergegas melakukan tugas mereka. Sementara Asyi dengan langka sangat terpaksa harus menuju ruang Ceo.
Untuk Deka beruntung segera dibawa keklinik diobati disana, dibawa oleh para karyawan lain setelah disuruh oleh Erlang.
Sebelum menuju ruang Ceo, Arsyi masuk ke dalam ruang kerjanya lebih dulu untuk mengambil berkas penting..
10 menit berlalu Arsyi sudah berada di hadapan ruang Ceo saat masuk ke dalam sudah ada Aji disana nampaknya dia sudah mengerjakan tugasnya dengan baik hingga bisa kembali di kursi kerjanya dengan sangat cepat sekali.
“Permisi tuan Er, anda mecari saya.”
“Silakan jelaskan apa yang terjadi di kantor saya baru saja!”
Dengan senang hati Arsyi menceritakan kernolongi apa yang membuat adanya pertikaian antara dirinya dan Deka. Selesai cerita Arsyi segar memberikan semua laporan ulang pada Erlang secara lebih lengkap telah Arsyi buat sebaik mungkin agar rapi.
“Ingat saya tidak ingin hal seperti tadi terjadi lagi di perusahaan saya!”
“Saya mengerti tuan Er, saya juga minta maaf tas kekacauan di kantor telah saya perbuat tadi, sungguh saya minta maaf sebesar-besarnya.”
“Bagus memang harus mengakui kesalahan yang kamu buat. Kamu boleh pergi!”
Lagi-lagi Arsyi baru bisa kembali bernafas lega setelah keluar dari ruang kerja Erlang, sedikit-sedikit Arsyi sudah bisa mengendalikan rasa takutnya ketika berhadapan dengan tuan Er. Kala hendak kembali ke dalam ruang kerjanya Arsyi tak sengaja bertemu dengan Hasbi baru selesai mengerjakan urusannya.
“Dimarah bos, Arsyi?” Hasbi lebih dulu mengajak Arsyi mengobrol.
“Alhamdulillah, nggak kak cuman ditegur saja. Maaf gara-gara Arsyi buat kekacauan jadi kakak yang harus beresin semua ini,” sesal Arsyi merasah bersalah.
“Santi Arsyi nggak usah sunggkan ini pekerja mudah kok.”
Sejenak mereka mengobrol Arsyi segara kembali kerunganya, Hasbi menemui Erlang untuk melaporkan pekerjaannya sudah beres.
Waktu bergulir jam istirahat tiba Erlang belum bicara apapun pada Aji dan Hasbi membuat mereka berdua takut, pasalnya kalau Erlang diam terlihat lebih seram.
“Mau makan siang dimana tuan Er?” tanya Aji memastikan.
“Kalian saja aku masih ingin disini sendiri!” paham akan penolakan Erlang. Hasbi dan Aji segera pamit untuk makan siang mengisi pertu mereka. Setelah kepergian Aji dan Habsi, Erlang mengunci ruang kerjanya seketika dia terdiam ada yang terlihat di kepala Erlang.
"Kamu ngomong apa Erlang, harusnya saya yang tanya kemana kamu selama ini. Lihat 3 tahun ayahmu di penjara tidak bisa apa-apa, dalam keadaan terpuruk seperti ini kamu anak semata wayangnya bahkan tidak pernah datang satu kali pun untuk melihat keadaannya! Aku kamu bisa disebut anak." Erlang masih teriang-iang kata-kata yang diucapakan oleh Anggi sangat mengganggu pikiran Erlang.
“Lalu dimana peran seorang ayah ketika putranya berada dititik terendah? Bahkah titik terendah anak sematawayang ini yang tidak pantas dipanggil anak terjadi oleh ayahnya sendiri!” kedua tangan Erlang mengepalu dengan sangat kuat, dari saku jasnya Erlang mengeluarkan sesuatu.
“Bukan begini yang ayah inginkan menyiksa Erlang sampai ayah puas.” Erlang melukai diri sendiri.
Memang selama ini Erlang selalu dihantui olen semua perlakukan kasar Prayuda tanpa disadari oleh Prayuda perbuatan kasarnya pada Erlang membekas didiri Erlang sehingga dengan mudah Erlang melukai diri sendiri tanpa bisa mengendalikan diri.
"Anak macam apa kamu, Erlang! Sudah sampai disini tapi tidak ingin bertemu dengan ayahmu!" Perkatan Anggi di kantor polisi tadi semakin menunggu pikiran Erlang, dia kembali melukai diri sendiri.
“Anak macam apa? Memang aku adalah seorang anak yang tidak berguna. Lalu untuk apa aku menemui ayah sudah menganggapku bukan anaknya lagi, bahkan aku hanya sekadar boneka mereks saja!”
Sama sekali Erlang tidak merasa sakit padahal tanganya sudah terluka, dara segar menetas dari tangan Erlang membiarkan begitu saja tak peduli.
Tok…Tok…Tok…
Erlang kira yang datang Habsi karena jam makan memang sebentar lagi akan habis jadi Erlang membukan pintu ruang kerjanya.
“Masuk!” suruh Erlang setelah pintu terbuka.
Deg!
“Inalilahiwainalilahirojiu'n, astagfirullah hal-adzim! Darah tuan Er,” kaget orang baru saja masuk ke dalam ruang kerja seorang Erlang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yani
Kayanya yang masuk Arsyi
2024-03-02
0
Sukhana Ana Lestari
Yg masuk ke ruangan Erlang Arsyi kayaknya..
2024-02-26
1