...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
Waktu memang tidak pernah berhenti barang sedetik pun tak terasa 3 tahun telah berlalu setelah kejadian dimana Erlang membongkar kejahatan orang tuanya.
Sejak hari itu pula hidup Erlang mulai berubah tidak ada lagi gelar Prayuda dibelakangnya. Erlang selalu dikucilkan oleh orang-orang karena jatuh miskin perusahaan kakeknya masih berdiri tapi tidak sebesar dulu.
Sejak 3 tahu terakhir Erlang belum pernah bertemu dengan ibu dan ayahnya. Sang kakek ikut mencari keberadaan Erlang tak pernah bertemu sekalipun Erlang bak ditelan bumi menghilang begitu saja dari keluarga Prayuda.
Sekarang status Erlang sudah berbeda dia bukan siapa-siapa lagi. Perlakuan buru dari beberapa orang yang mengenalnya membuat Erlang semakin menjadi orang yang sangat dingin lebih dingin dari sebelumnya dia juga menjadi sedikit kasar.
"Pagi Lang," sapa penghuni kos sebelah Erlang.
Hmm....
Tak ada jawaban keluar dari mulut Erlang selalu seperti itu orang-orang yang satu kosan dengan Erlang sudah terbiasa mereka tidak heran lagi.
"Mau kemana Lang?" tanya seorang.
"Bisa."
Hanya dua orang dikosan itu yang mau menyapa Erlang dari 20 orang lebih tinggal disana. Mereka rata-rata membenci Erlang tapi lagi-lagi Erlang tak peduli dia hanya menjalani hidupnya saja.
Dua orang itu pun tak masalah akan sikap Erlang mereka sudah sangat terbiasa. Hidup Erlang penuh akan segala kesederhanaan tidak ada yang tahu jika Erlang telah menyelesaikan kuliah S2 nya satu tahu yang lalu hanya Hasbi tau soal itu.
Sudah 3 tahun terakhir ini pula Erlang bekerja sebagai karyawan disalah satu tukang bengkel dia tidak masalah selalu dihina oleh orang lain toh Erlang tak pernah menanggapi hal itu.
"Sarapan dulu kali!"
Sudah berputar beberapa kali Erlang joging dipagi hari memakai baju olahraga dengan celana panjang. Erlang memutuskan sarapan direstoran depannya karena hanya itu tempat makan yang paling dekat.
Ketika masuk sudah ramai pengunjung, orang-orang menatap Erlang dengan merendahkan ditambah lagi disana ada beberap teman kelas Erlang dulu walaupun ada juga yang tidak peduli.
"Lihat bukankah itu Erlang si miskin apa dia masih sanggup makan disini."
"Benar itu Erlang tak ku sangka dulu sombong tidak mau bertemu dengan banyak orang sekarang jatuh miskin."
"Miskin tapi masih berani makan disini."
"Tidak tahu apakah dia bernai membayar atau tidak nantinya."
Masih banyak lagi kata-kata menyakitkan hati keluar dari mulut orang-orang itu. Seorang laki-laki berdiri melangkah mendekati Erlang.
"Deka mau kemana?"
"Ketemu si miskin malu lihat dia."
Ada sorang begitu kesal karena sarapan paginya telah diganggu banyak orang padahal dia ingin makan dengan tenang.
"Mulut kalian miskin tidak pernah sekolah!" kesal orang itu membuat semua mata tertuju padanya tadi dia tidak peduli.
"Begini kalau makan diluar males denger mulut-mulut orang suka ngehina orang. Ngemis sama orang tua kok bangga."
"Sabar Arsyi, sabar."
"Abisnya buat selera makan orang jadi nggak enak sih."
Kesal sekali Arsyi, dia benar tidak peduli yang bicara tadi laki-laki atau perempuan dia hanya ingin makan dengan tenang itu saja kupingnya sudah sangat risih sekali.
Sementara Deka tak peduli ada hal yang lebih menarik daripada itu mungkin dia akan mengurus orang sudah berani memarahi dirinya dan teman-teman.
"Hai Erlang lama tidak bertemu lo tetap aja sombong!"
Erlang tak menanggapi Deka terus saja dia lanjut makan. Erlang tidak peduli toh bukan dia mencari gara-gara lebih dulu, sama kata gadis barusan Erlang hanya ingin makan dengan tenang.
"Lo tahu Erlang sekarang gue udah kerja sebagai manajer di perusahaan Elang group, lah lo apa Erlang dulu terkenal sangat pintar hanya menjadi seorang montir di bengkel kecil tidak disangka-sangka."
Erlang masih diam tak menanggapi apalagi teman-teman Deka ikut tertawa ketika Deka menghina pekerjanya sekarang.
"Ternyata Erlang mendapatkan pekerjaan lebih rendah dari gue. Gue aja sebagai ketua staf tak sangka Erlang hanya seorang karyawan dibengkel kecil."
Mereka kembali tertawa lagi Erlang sudah tidak sakit hati dia sudah biasa diperlakukan seperti sekarang ini.
"Gue dulu nyesel pernah suka sama lo, Erlang beruntung sekarang gue udah sadar," sambung salah satu cewek yang ikut makan di meja Deka bersama kawannya.
"Erlang-Erlang, gue denger sekarang lo tinggal dikos-kosan sempit nggak nyangka gue. Kamu dulu suka sama dia sayang, tapi syukur sekarang kamu udah jadi pacar aku nggak sama orang miskin ini."
Mereka lagi-lagi tertawa, Arsyi semakin kesal saja dibuat mereka harusnya Arsyi bisa makan dengan tenang dan menikmati suasana dipagi hari apa ini malah keributan dilihat olehnya.
Deka semakin gencar saja merendahkan Erlang sejak tadi tidak ditanggapin sama sekali seperti bicara dengan patung membuat Deka tersulut emosi.
"Sombong sekali, sudah miskin tapi sombong gue harus kali pelajaran sama lo, Erlang!"
Ketika Deka hendak memukul Erlang seorang datang mencegahnya lebih dulu. "Mau apa lo hah!"
"Eh, Hasib cuman nyapa teman lama kok nggak lebih benerkan Lang."
Hmmm!
Di hadapan Hasib seketika kesombongan Deka lenyap begitu saja orang-orang tadi menghina Erlang langsung terdiam melihat kedatangan Hasbi. Tentu saja Deka selalu sopan di hadapan Hasbi karena di kantor Hasbi merupakan atasan Deka selama ini. Dia hanya seorang meneger bukan apa-apa di hadapan Hasbi merupakan kepercayaan Ceo mereka selama ini.
Ceo yang sampai hari ini belum pernah mereka lihat hanya rumor saja terdengar tentang Ceo Elang group.
"Sono-sono jangan ganggu orang," usir Hasbi lalu dia duduk di hadapan Erlang dengan seyum cerah.
"Akhirnya gue ketemu lagi sama lo, Erlang selama ini kemana aja?"
Erlang meminjamkan mata menatap Hasbi orang ini memang sedikit aneh. "Lama nggak jumpa gimana kabar?"
"Baik!"
"Nggak berubah ternyata lo."
"Bukan paworrenger."
"Serah lo, Erlang." Hasbi ikut memesan makanan dia juga belum sarapan. Kalau terus bicara dengan batu tak akan selesai.
Sementara Deka sangat kesal karena Hasbi lebih memilih duduk dengan Erlang daripada bersama mereka yang satu level.
"Dasar miskin!" orang-orang di meja sebelah Arsyi dan Farida terus saja berisik hingga mengganggu ketengan pengujung lain.
"Kalian bisa diam tidak!" geram Arsyi. "Lihat semua orang terganggu karena kalian."
"Apa masalahnya memang anda siapa?" Deka dengan berani menantang Arsyi.
Para pengunjung membenarkan perkataan Arsyi jika Deka dan teman-temannya memang mengganggu ketenangan ini masih pagi tapi sudah ada yang membuat emosi.
"Hei gadis aneh siapa lo berani ngatur kita," ucap Gita pacar Deka.
"Manajer tolong usir mereka!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yani
Kayanya perusahaan Elang Group Ceonya Erlang kayanya 🤔
2024-03-02
1
Wahyu Nengsih
kayanya ygvpunya elang grup itu Erlang deh
2024-02-20
1
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
lanjut kk...semangat..m
2024-02-20
0