...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
Arsyi dan Farida sama-sama mematung di tempat mereka seraya saling melirik satu sama lain, dua gadis itu seakan baru tersadar jika di dalam lift ada orang lain bukan mereka berdua saja. Mengamati dari tempat berdiri Arsyi seperti kenal salah satu dari laki-laki berada di dalam lift bersama mereka tadi.
"Ya Allah, Farida itu pak Aji! Habislah kita kalau dia bilang sama Ceo apa yang tadi kita bicarakan."
Mereka berdua tidak tahu saja jika orang yang dibicarakan ada di dalam lift sama dengan mereka tadi tak menyadari saja.
"Eh, tunggu geh Far. Yang sama pak Aji siapa?" tatapan Arsya masih mengamati dua laki-laki terus menjauh.
"Aku kurang tahu sih, tadi nggak lihat jelas mukanya. Masalah barusan kita ngomong Ceo aku rasa pak Aji nggak kompor."
Betul memang apa yang Farida katakanya masalahnya mereka belum tahu Ceo Elang group ada di tempat sama dengan mereka.
"Tadi kok kalau dilihat-lihat orang yang sama pak Aji mirip teman kak Hasbi dulu deh."
"Siapa?"
Gadis berhijab abu-abu itu tidak langsung menjawab, dia terlihat sedang berpikir lebih dulu. "Kalau nggak salah namanya Erlang. Katanya anak genius lulusan Universitas A."
"Aku udah lama nggak denger kabar kak Erlang, waktu di restoran pagi-pagi beberap hari lalu kayaknya kak Erlang deh yang digangguin Deka sama teman-temannya."
Sadar sudah terlalu banyak menebak Arsyi akhirnya mengajak Farida menuju ruang masing-masing. "Jangan bahas masalah itu lagi lebih baik sekarang kita ke ruang kerja, pisah disini ayang."
"Oke, ayangku. Ketemu nanti istirahat."
"Siap!"
Arsyi dan Farida jalan berlawan arah, Farida menuju sebelah kanan, Arsyi menuju sebelah kiri dimana Aji dan Ceo Elang group melewati jalan itu pula.
Satu bulan Arsyi tidak masuk dalam ruangannya, dia jadi sedikit merindukan tempat itu bisanya Arsyi akan menghabiskan waktu di ruang kerja banyak hal dia lakukan disana. Arsyi sudah sangat nyaman dengan ruang kerja sendiri.
Belum lama Arsyi duduk, mulai melakukan pekerjaannya sebagai ketua manager sudah ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya.
"Masuk!" suruh Arsya melihat siapa yang datang secepat ini.
"Eh, pak Hasbi ada keperluan apa sampai bapak sendiri datang ke ruangan saya?"
Memang harus profesional ketika bekerja, jika di kantor Arsyi akan memanggil siapapun itu dengan sebutan pak. Kalau diluar kantor baru dia akan memanggil sesuai cara panggil sehari-hari.
"Tuan Er ingin bertemu dengan anda."
"Tuah Er?" ulang Arsyi belum sadar jika tuan Er merupakan bosnya. Dahi Arsyi masih mengernyit mendengar nama tidak asing baginya itu.
"Benar Tuan Er, Ceo kita."
"Astagfirullah saya akan segera kesana pak, apa perlu saya memberikan laporan juga untuk tuan Er?"
"Itu lebih baik, saya harap kamu lolos Arsyi dari tuan Er karena Ceo datang kamu malah mengambil cuti, saya juga lupa memberitahumu," sesal Hasbi.
"Tidak masalah pak!"
Beberapa berkas sudah Arsyi siapkan untuk Ceo mereka. Sudah dibilang walaupun mengambil cuti kerja Arsyi tidak sepenuhnya lepas dari tanggungjawab sebagai ketua manajer.
Jadi Hasbi mengantar Arsyi menuju ruang tuan Er, sepanjang perjalanan menuju ruang Ceo tidak tahu kenapa Arsyi merasa jantungnya semakin berpacu lebih cepat.
Tenang Arsyi, kamu pasti nggak akan kena marah kok. Benar nggak akan kena marah! Jadi jangan pikirkan yang belum terjadi.
Sesampai mereka di ruang Ceo Arsyi ragu untuk masuk ke dalam ruangan yang diatas pintunya tertulis Ceo.
"Bismillahirrohmanirrohim, Allahuakbar, Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad." mulut Arsyi terus berkomat kamit melafalkan hal-hal baik seraya kakinya mulai melangkah masuk ke dalam ruang Ceo.
"Arsyi, kamu kenapa?" heran Hasbi, Arsyi tak menjawab menggeleng pelan saja.
"Tuan Er, ini ketua manajer kita sudah mulai kembali masuk kerja."
"Saya ingin melihat laporan!"
Deg!
Suara ini, Ya Allah kok sama! Arsyi menggeleng pelan. Nggak pasti beda orang Arsyi tapi suara sama nada suaranya sama kayak orang di lift tadi.
Masing ingat dengan jelas Arsyi suara laki-laki menegurnya di lift tadi, tadi salah lagi Arsyi yakin mereka orang yang sama tapi hatinya membantah tidak ingin dihukum.
Mampus ini mah! Emang sih nggak bakal mampus juga pasti.
"Ini laporan yang anda minta Tuan Er."
Erlang sejak tadi fokus pada laptopnya mengambil laporan yang diberikan Arsyi, memeriksa semua laporan dari Arsyi, Erlang jadi tahu siapa selama ini selalu membantu Hasbi menyelesaikan pekerjaannya.
"Benar kamu yang selalu diminta bantun oleh Hasbi untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya?" tanya Erlang mengangkat wajahnya.
Erlang dan Arsyi sama-sama kaget melihat orang pernah mereka temui. Nggak salah dia, dia kak Erlang. Jadi selama ini.
Tidak dapat berkata-kata lagi Arsyi, sedangkan Erlang ingat betul siapa Arsyi. Mulai dari mereka pernah makan satu meja di cafe tapi tidak ada percakapan pemilik restoran sahabat.
Pertanyaan Erlang membuat Arsyi melirik Hasbi, dia tidak tahu harus menjawab apa. Sedangkan Hasbi malah salah tingkah bosnya cepat sekali menemukan orang yang membantunya.
"Kalau tidak salah anda pemilik restoran sahabat di pusat kota? Anda juga kerja disini."
"Memang selain itu saya juga sering membantu pak Hasbi. Lalu apa tuan Er mau memecat saya." Arsyi sudah was-was siapa tahu tebaknya benar.
Gadis ini jauh sekali pemikirannya.
Kejujuran Arsyi membuat Hasbi yang ada disana langsung terbelak tak menyangka Arsyi akan bicara sejuju itu.
Susah emang kalau orang nggak pernah bohong jadi begini jujur banget. Abis ini habislah gue sama Erlang, nasib emang bisa-bisa Arsyi ngomong apa adanya. Terus apa katanya tadi Erlang mau mecat dia nggak mungkin!
"Saya tidak akan memecatmu!"
"Alhamdulillah, terimakasih banyak tuan Er."
"Ar, lo kerja nggak kerja geh tetap kaya takut amat dipecat," celetuk Hasbi.
Hmmm.
Tanda sebuah teguran untuk Hasbi jika dia belum boleh bicara. "Rekap beberapa laporan lainnya saya mau lihat, kinerja para manager juga jangan lupa."
"Baik tuan Er."
"Itu saja kamu boleh kembali ke ruangan." Arsyi mengangguk setelah itu pamit pergi, keluar dari ruang Erlang rasanya Arsyi baru bisa menghirup udara segar.
"Selama ini ternyata Ceo Elang group kak Erlang, jadi dulu waktu masih kuliah dia udah jadi Ceo." Benar tak habis pikir Arsyi.
Sedangkan di ruang Erlang masih tersisa Hasbi yang tersenyum canggung. "Saya punya pekerja untukmu, Hasbi! Tolong carikan apartemen dan isi semua kelengkapan yang kurang, saya butuh hari ini sekalian barang-barang saya pindahkan."
"Aji aja kenapa sih kok gue?"
"Mau dihukum lebih berat lagi? Jangan menawar Hasbi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sukhana Ana Lestari
Beri hukuman yg berat pakbos...🤭🤭🤭
2024-02-23
1
Sukhana Ana Lestari
Pakbos di lawan...🤣🤣🤣
Hasbi Hasbi.... 🤦♀️🤦♀️
2024-02-23
1
Sukhana Ana Lestari
Maaf ya thor.. 🙏 si Arsya kenapa ada disini lg.. tadi diatas ada Arsya.. apa lg main yah.. 🙏🤭🤭
2024-02-23
1