TME 16

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

... 🍒Selamat membaca semua🍒...

Hari ketika dimana Arsyi kembali menetap di Bandung bersama kakak kembar dan adiknya.

Hari itu Arsyi turun dari mobil bersama dua saudara dari Bogor untuk memulai kuliah kembali adik bungsunya masuk disemester awal kuliah.

Seorang gadis dari belakang ingin mencelakai Arsyi tapi sudah salah sasaran malah mendorong kembaran Arsyi. Alhamdulillah Arsyi dan adiknya sigap membantu mbak mereka sehingga Arsya tidak sampai jatuh.

"Vika!" Arsyi menatap tak percaya teman satu kelasnya mencelakai mbak sendiri.

Awalnya Arsyi memang ingin protes tapi mengingat hari pertama setelah libur kembali masuk kuliah Arsyi mengurungkan niatnya selain itu kakak kembarnya tidak mempermasalahkan apa yang baru terjadi.

Kejadian sedikit tidak mengenakan itu akhirnya tidak diperpanjang lalu Arsyi berpisah dikoridor kampus karena mereka memilik tujuan berbeda.

Arsyi menuju kelasnya disana dia disambut oleh sahabat baik Arsyi. "Alhamdulillah, akhirnya kamu baik juga Arsyi."

"Alhamdulillah, Far. Yuk masuk."

Di dalam kelas Vika sudah ada disana menatap tak suka pada Arsyi. Jelas Arsyi dapat melihat tatapan tak suka dari Vika tapi dia tidak ambil pusing karena merasa tidak memilik salah apapaun dengan Vika.

Hingga dosen tiba memulai matakuliah pertama semua terlihat baik-baik saja tidak ada kendala sedikit pun. Arsyi dapat mengikuti kelas sangat baik, sampai jam pelajaran usai Farida tidak bisa bersama Arsyi karena dia ada jam kerja.

"Far, aku ke kantor duluan soalnya ada kerjaan yang harus aku selesai lebih dulu. Kamu mulai masuk kantor lagi kapan?"

"Besok Insyaallah Far. Sudah kamu hati-hati." Farida mengangguk setelah berpamitan dengan Arsyi segera dia pergi.

Tanpa Arsyi sadari sejak tadi Vika memperhatikan dirinya tatapan teman sekelas Arsyi pada Arsyi sangat tidak enak sekali dilihat. Vika seakan memilik dendam tersendiri dengan Arsyi.

Melihat Arsyi keluar dari kelas Vika cepat mengikuti gadis itu. Arsyi sedang sibuk dengan handponenya memeriksa gmail tidak tahu jika sedang diikuti.

"Kenapa sih dia balik lagi kesini!" kesal Vika tidak terima melihat keberadaan Arsyi di sana.

"Woi Arsyi!" panggil Vika membuat Arsyi menghentikan langkahnya seraya mencari sumber suara.

"Vika, ada apa?"

Kejadian di parkiran tadi sudah Arsyi lupakan dia tidak terlalu ambil pusing. Mungkin memang Vika tidak sengaja mendorong mbaknya tadi pagi.

"Lo harusnya nggak balik lagi kesini!"

Ucapan Vika membuat Arsyi bingung tak mengerti. "Memang apa masalahnya?"

Sesantai itu memang Arsyi orangnya tidak terlalu menanggapi ucapan orang-orang, sampai pertanyaan yang dilontarkan Arsyi membuat Vika jadi emosi.

"Lo bilang apa masalahnya! Ngaca lo itu nggak cocok ada disini."

Merasa tidak ada hal penting yang Vika katakan membuat gadis itu malas meladeni Vika hanya ingin mencari ribut dengannya. Tanpa Arsyi sadari ada seorang yang sedang memperhatikan mereka. Orang itu terlihat heran ketika melihat Arsyi sangat santai menghadapi orang emosi di depannya.

"Kalau nggak ada hal penting mau kamu omongin aku permisi Vika, soalnya kerjaan aku masih banyak. Duluan ya Vika." Arsyi berkata dengan sangat santai berlalu dari hadapan Vika begitu saja tanpa peduli akan wajah kesal Vika.

"Kurang ajar! Dasar tidak tahu malu kamu Arsyi. Lihat saja aku akan membuatmu malu di depan semua orang."

Senyum jengkel terbit dibibir Vika, cepat dia menyusul Arsyi tidak tahu sekarang apa yang ada di dalam kepala Vika untuk membuat malu Arsyi. Kala sampai di depan ruang rektor dengan jarak sedikit jauh dari pintu Arsyi menghentikan langkahnya karena ada telepon masuk.

Dikesempatan itu Vika bergegas mendekati Arsyi hendak menampar Arsyi secara terang-terangan anehnya tangan Vika malah terhenti diudara membuat Vika kaget.

"Mau apa hah!" bentak Arsya baru keluar dari ruang rektor.

Vika terbelak kaget melihat Arsyi ada dua. Sedangkan Arsyi baru sadar jika sekarang ada saudara juga, dia belum tahu apa yang terjadi saking fokusnya dengan handpone.

"Arsya!"

"Cepat minta maaf!" bentak Arsya pada Vika. Dia tidak terima saudara kembarnya diperlakukan dengan semena-mena.

"Vika masih disini?" heran Arsyi mengerutkan dahinya.

Tatapan tajam Arsya dan tatapan heran Arsyi membuat Vika semakin terintimidasi membuat dia tidak bisa berkutik lagi.

Mendengar ada keributan para mahasiswa-mahasiswi mulai berdatangan melihat apa yang terjad.

"Minta maaf!" suruh Arsya lagi karena Vika masih diam mematung karena semua orang sekarang sedang menatapnya.

Tadi ada beberapa mahasiswa-mahasiswi yang melihat aksi Vika hendak menampar Arsyi beruntung orang yang mirip Arsyi menghentikan aksi Vika.

Sangat terpaksa sekali Vika meminta maaf dengan Arsyi atas apa yang akan dia lakukan tadi. Semua orang menatap tak suka pada Vika akhirnya.

"Arsyi gue minta maaf tadi nggak sengaja mau nampar, lo."

Serius? Apa katanya tadi tidak sengaja yang benar saja bukankah itu sudah niat Vika untuk menampar Arsyi.

"Aku udah cukup sabar Vika sama tingkah kamu selama ini. Tadi pagi aku sama saudara aku baru datang kamu udah buat masalah sekarang mau buat masalah lagi! Mau kamu apa Vika? Selama ini aku nggak pernah punya masalah sama kamu. Jadi ingat ini yang terakhir kali, aku masih sabar ngadepin kamu, nggak pernah bales apa yang kamu perbuat sama aku. Tapi jangan salahin aku kalau perbuat kamu berlebih nantinya!" ucap Arsyi dingin.

Untuk pertama kalinya Vika melihat tatapan tajam dari Arsyi membuat gadis itu tak berani menatap mata Arsyi. Karena selama ini Arsyi tidak pernah membalas apapun perbuatan Vika yang bahkan sering mencelakai Arsyi.

"Gue janji nggak akan terjadi lagi hal seperti ini Arsyi gue minta maaf banget."

"Iya, ada keperluan lain!" sahut Arsyi cuek.

Sedang pusing di hadapankan dengan pekerja tiba-tiba menumpuk Vika malah membuat masalah dengannya. Arsya tersenyum melihat ketegasan Arsyi mereka memang tidak jauh berbeda.

Dalam gerombolan mahasiswa sedang menonton keributan terjadi ada seorang sejak tadi melihat tingkah Vika dan Arsyi.

Gadis ini santai sekali, benar tidak tertebak! orang itu bahkan tadi menyaksikan Arsyi bicara dengan Vika sebelumnya cara bicara Arsyi dengan santai tak menyangka Arsyi bisa bicara dengan begitu tegas.

Satu persatu orang-orang bubar setelah Vika pergi, Rektor kampus A keluar dari ruangan bersama seorang laki-laki tampan. Setelah semua orang pergi pria sejak tadi tak sengaja memperhatikan tingkah Arsyi menghampiri rektor Universitas A.

"Selamat siang pak Ari," sapa orang itu.

"Selamat siang Masyaallah Er, kamu sudah mulai memimpin perusahaan?" Erlang mengangguk.

Penampilan Erlang sudah berbeda dengan satu bulan lalu. Laki-laki itu kini datang dengan memakai stelan kantor.

"Barusan ada pertunjukan sedikit menyenangkan pak."

"Ayo masuk dulu." Erlang menurut.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Oh... ternyata Erlang yang memperhatikan Arsyi

2024-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!