...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
"Sebelah udah ada orang Arsyi?"
"Iya Ar, kemarin sore sih baru disini kata Abiyan, aku berangkat kerja dulu." Arsyi berpamitan setelah menyantap sarapan roti miliknya.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam," sahut Arsya ketika Arsyi keluar apartemen Abiyan baru datang bergabung untuk ikut sarapan.
"Mbak Arsyi pagi-pagi begini berangkat kuliah mbak Arsya?"
"Kerja."
"Owalah, katanya orang disebelah juga kerja di Elang group tempat mbak Arsyi kerja."
"Cepet kamu dapat info Abiyan," ujar Arsya melihat Arsyi sudah keluar.
Sejenak Arsyi menoleh pada pemilik apartemen di sebelahnya aneh dia tidak melihat tanda-tanda kehidupan di tetangga sebelahnya padahal apartemen itu sudah terisi tetap saja seperti tidak berpenghuni.
"Sepi banget," guman Arsyi.
Bergegas Arsyi berjalan menuju lift para tetangga yang berpapasan dengan Arsyi menyapa gadis itu. dilingkungan apartemen tersebut Arsyi memang terkenal ramah.
Di depan lift seorang baru saja masuk ketika lift sudah mau tertutup Arsyi bergegas masuk sebelah terlambat.
Deg!
Kok ada Tuan Er disini?
Ingin mundur tapi Arsyi sudah terlajur masuk tidak mungkin juga dia keluar lagi. Tapi jika masuk hanya ada mereka berdua di dalam selain itu Arsyi memang sedikit takut dengan Tuan Er. Tanpa Arsyi sadari dia masih menahan pintu lift membuat pria di hadapanya itu berdecak.
"Sampai kapan mau berdiri disitu?" suara dingin Erlang yang kembali terdengar di telinga Arsyi membuat gadis itu tersadar.
Eh!
Kaget Arsyi buru-buru masuk ke dalam lift sebelum dia mungkin akan terkena semprot oleh bosnya lagi.
"Pagi tuan Er!" sapa Arsyi akhirnya dengan suara pelan, dia memberanikan diri untuk menyapa Erlang.
Hm...
Itu saja sebuah deheman yang keluar dari mulut Erlang tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mulutnya. Sekedar melirik Arsyi saja pun tidak Erlang lakukan.
Benar-benar hanya mereka berdua di dalam lift padahal Arsyi berharap ada orang lain datang ikut bergabung dengan mereka. Suasana di dalam lift terlihat canggung tidak ada obrolan apapun yang keluar dari mulut Arsyi maupun Erlang.
Erlang memang irit bicara sedangkan Arsyi mulai risih karena hanya berdua saja dalam ruangan tertutup bersama laki-laki bukan mahramnya.
Lama banget nggak sampek-sampek lantai bawah bisanya juga cepat.
Aneh memang biasanya Arsyi merasa lift berjalan dengan sangat cepat tapi tidak untuk kali ini. Arsyi merasa lift berjalan sangat lambat sehingga mereka tidak kunjung sampai di tempat parkir mobil.
Erlang dapat merasakan keresahan gadis di sebelahnya ini, bahkan Arsyi mengambil jarak begitu jauh dengan Erlang. Padahal pengalaman yang Erlang dapat dari beberapa perempuan dulu ketika dia masih menjadi pewaris tunggal Prayuda banyak perempuan berani mendekatinya. Dalam keadan seperti ini kesempatan mereka untuk semakin berani.
Jauh berbeda sekali dengan Arsyi malah terlihat ketakutan padahal gadis itu tahu jika Erlang seorang Ceo mungkin jika Arsyi sama seperti beberapa perempuan yang pernah Erlang temui disaat-saat seperti ini Arsyi mengambil kesempatan.
Tapi untuk Arsyi jangankan melakukan hal gila berdiri di sebelah Erlang saja gadis itu sudah sangat takut padahal dulu mereka pernah duduk bersebelahan Arsyi biasa saja. Mungkin efek beberapa tahun tidak bertemu.
Gadis ini biasanya terlihat sangat berani di depan siapa saja, bahkan di depan laki-laki pun tidak ada ketakutan dalam dirinya. Sekarang satu lift bersama dengan saya kenapa dia terlihat sangat takut. Apakah saya sangat menyeramkan?
Tak ingin ada yang mengganggu pikirannya apalagi masih pagi Erlang bersikap cuek sama dengan Arsyi pula.
Ting!
Akhirnya pintu lift terbuka juga Arsyi baru bisa bernafas lega. Dia tak langsung keluar karena membiarkan Erlang jalan lebih dulu, lift terbuka Erlang segera keluar diikuti Arsyi di belakangnya tujuan mereka sama.
Ketika Erlang keluar lalu disusul oleh Arsyi, Hasbi baru saja sampai terbelak melihat Erlang dan Arsyi bisa bersama.
"Kalian!"
"Astagfirullah hal-adzim, pasti kak Hasbi mikir yang aneh-aneh. Aku juga nggak tahu kok tadi bisa satu lift sama tuan Er. Aku juga baru lihat dia terus biasanya banyak orang apartemen pakai lift itu kalau pagi, ini kok ya kebetulan nggak ada mana cuman berdua pula. Terus kak Hasbi juga ngapai pagi-pagi disini." Arsyi berguman tidak jelas pada diri sendiri.
Langsung saja Erlang menatap tajam asisten kepercayaan itu ketika melihat Hasbi akan berpikir aneh-aneh tentang dirinya dan Arsyi.
"Jangan berpikir hal tidak mungkin Hasbi!"
"Eh, terus kok kalian bisa bareng?" masih penasaran Hasbi kenapa Arsyi dan Erlang bisa bersama.
"Aku kebetulan tinggal disini kak unit 13."
"Wah, deket tuh sama apartemen pak bos. Nomor berapa Arsyi?"
"Nomor 144 kak," sahut Arsyi enteng toh untuk apa juga merahasiakan. "Dulu sih aku tinggal sama Farida tapi sekarang udah nggak, Farida punya apartemen sendiri," lajut Arsyi lagi.
Semakin terbelak Hasbi jika tetangga Erlang merupakan Arsyi. Erlang juga sedikit kaget mendengar jika mereka bertetangga.
"Jadi kamu kakaknya Abiyan?"
"Iya, jadi yang Abiyan cerita kakak sama Tuan Er, aku baru tahu," ucap Arsyi sekilas melirik Erlang.
Sayangnya laki-laki itu tetap seperti patung mempertahankan wajah datarnya selain itu terlihat enggan untuk masuk pembicaran mereka berdua.
"Dunia sungguh sempit sekalian ketemu sama orang-orang yang kita kenal juga."
"Dunia luas kak, cuman jangkauan kita aja yang sempit bukan dunianya."
"Bener..."
"Mau sampai kapan kalian berbincang!" Erlang menatap tajam Hasbi, laki-laki itu ditunggu tanpa protes tapi tak juga mengerti-mengerti.
Wajah Erlang sudah tampak kesal membuat Hasbi terseyum kecut padahal dia masih mengobrol seru dengan Arsyi.
"Saya tidak mau karyawan saya ada yang terlambat apalagi jabatan tinggi untuk contoh karyawan lain."
Sekilas Erlang melirik Arsyi langsung menunduk ketika Erlang bicara tahu sedang menyindirnya. Arsyi jadi merasa bersalah juga telah membuang-buang waktu.
"Tuan Er, kak Hasbi permisi saya duluan. Assalamualaikum," pamit Arsyi bergegas menuju mobilnya.
"Wa'alaikumsalam," jawab Hasbi sedangkan Erlang diam saja berlalu masuk ke dalam mobil.
"Sampai ketemu di kantor, Arsyi," ujar Hasbi sebelum Arsyi menghilang dari matanya.
Tidak sadar Hasbi kalau bosnya sudah masuk ke dalam mobil menunggu kedatangan Hasbi. Laki-laki itu bahkan tak kunjung masuk ke dalam mobil padahal tadi mobil Arsyi sudah berlalu keluar dari tempat parkir.
"Sampai kapan berdiri disitu, Hasbi! Nanti kalian bertemu lagi di kantor," ucap Erlang penuh penekanan.
Lagi-lagi suara dingin Erlang membuat Hasbi tersadar buru-buru dia masuk dalam mobil sudah disambut tatapan tajam Erlang.
"Tunggu apa lagi!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yani
Jangan terlalu dingin tuan Er ☺☺
2024-03-02
0
Ningmar
kpn tuan er hatinya meleleh yo....he he he...lanjut
2024-02-24
0