...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
"Alhamdulillah, Masyaallah," ucap seorang gadis berbinar-binar setelah melihat gmail masuk.
"Arsyi, senang banget kenapa? Abi ditembak cowok atau dapat jekpot gede."
Seett...
"Sembarang ya Far kalau ngomong, ini aku diterima kerja."
"Hah! Serius? Dimana, kapan mulai kerja, perusahaan apa? Dibagian apa kerjanya."
Farida sedang makan bahkan meninggalkan makananya mendengar sang sahabat diterima kerja setelah melamar diberbagai tempat ditolak karena alasan belum lulus sarjana S1.
Pertanyaan Farida beruntut itu membuat Arsyi memutar bola matanya malas. "Satu-satu kalau nanya."
"Direkap aja Arsyi biar sekalian, jadi rumah sakit mana yang akhirnya menerima sahabat cantik aku ini," goda Farida.
"Bukan rumah sakit," jawab Arsyi lesu.
"Lalu?" Farida memincangkan matanya menatap Arsyi.
"Perusahaan Elang group, diterima sebagai admin keuangan."
"Serius? Kok tiba-tiba berubah pikiran jadi ngelamar di perusahaan bukan di rumah sakit lagi."
"Sebenarnya mah bukan berubah pikiran emang dari awal ngirim cv ke beberapa perusahaan juga bukan di rumah sakit aja."
"Syukurlah aku senang dengernya. Jadi mulai kapan kerja."
Arsyi beranjak dari tempat duduknya mengambil makanan Farida yang ditinggal begitu saja tidak langsung menjawab pertanyaan Farida.
"Makan dulu dihabisin nggak baik ditinggal-tinggal begini."
"Iya ibu ustadzah." Farida menerima piring berisi makanan miliknya dari tangan Arsyi.
Baru setelah itu Arsyi kembali duduk di sopa sebelah Farida. "Senin depan sudah bisa mulai kerja."
Eh!
"Tapi ngomong-ngomong perusahaan Elang group. Perusahaan baru itukan Arsyi yang katanya Ceo perusahaan Elang group belum pernah ada yang tahu bahkan karyawannya sekalipun kecuali orang kepercayaan."
"Mungkin aku tidak tahu hanya mengirim cv saja tidak lebih."
"Kamu ya Arsyi! Harus hati-hati takutnya malah ketipu bahayakan. Apalagi ngelamar di perusahaan yang kamu belum kenal."
"Insyaallah nggak Far, kalau tidak salah kamu juga pernah bilang kak Hasbi juga kerja di Elang group."
Uhuk...
Segelas air segera Arsyi berikan untuk Farida ketika sahabatnya tersedak makanan sendiri.
"Makanya pelan-pelan baca bismillah sebelum makan," cerocos Arsyi melihat Farida tersedak makanan sendiri.
"Udah kok, lagian cerewet kali kau ini lah! terus aku baru ingat kalau pernah ngomong kak Hasbi kerja disana juga." Arsyi mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu.
Lalu dia menatap Farida ada yang aneh dari sahabatnya ini tumben sekali makan mie. Biasanya kalau Farida makan mie pasti anak itu sedang ada masalah karena hanya mie yang bisa Farida jadikan pelampiasan mie supre pedas.
"Kamu ada masalah?" Arsyi menatap curiga Farida.
Sekarang ini mereka sedang berada di apartemen tempat tinggal mereka berdua. Memang seperti ini jika Farida sedang ada masalah pasti Arsyi akan sangat mudah menebaknya tapi kalau Arsyi yang punya masalah Farida bahkan tidak tahu.
"Pasti uang lagi benarkan?"
Tepat sasaran sekali mungkin Arsyi sudah hafal seberapa sering saudara Farida meminjam uang pada gadis itu, meminjam tapi tidak pernah dikembalikan padahal sudah jelas-jelas Farida seorang mahasiswi semester akhir butuh banyak pengeluaran tidak tinggal bersama orang tua kenapa om, tante dan beberapa sepupunya tidak mengerti-mengerti juga. Selalu saja menyusahkan Farida mereka kira Farida atm berjalan selalu bisa meminjamkan uang.
"Aku udah bilang berapa kali sama kamu Farida stop jadi orang yang nggak enakan! Kamu tahu sendiri cari uang susahkan belum lagi pengeluaran perbulan banyak dikira mereka kamu disini kerja cari uang yang banyak nggak butuh pengeluaran apa masa mereka tega atau emang nggak ngerti."
"Tapi mereka saudara aku Arsyi, aku bener-bener nggak enak."
Jawaban dari Farida membuat Arsyi berdecak sebal. "Terus kamu mau kayak gini terus nyusahin diri sendiri cuman buat kasih pinjaman mereka entah uangnya buat apa! kamu tahu kan Farida kalau setiap kamu minta uangnya kembali mereka malah ngata-ngatain kamu. Aneh yang minjem malah lebih galak daripada orang yang kasih pinjaman tahu sendiri kamu Far, orang-orang sekarang banyak yang pada lawak. Jadi udahlah Far jangan nggak enakan terus, baik boleh tapi nggak harus nyiksa diri sendiri buat jadi orang baik itu namanya dzolim."
"Tapi Ar..."
"Mulai sekarang lawan denger aku! Kalau kamu nggak berani aku yang bantu." Farida akhirnya mengangguk pasrah.
Lelah dia juga pasti selalu menjadi sasaran empuk saudara-saudaranya tempat minjem uang tapi tidak pernah dikembalikan giliran nggak dipinjemin bilang pelit sama saudara sendiri. Yang minjem emang suka nggak tahu diri malah main orang punya uangnya.
🍒🍒🍒
Disebuah ruangan seorang laki-laki sedang fokus di depan laptopnya baru sehari dia berada di kantor sang kakek sudah mendapatkan berbagai kejahatan yang dilakukan kedua orang tuanya di kantor keluarga mereka sendiri, bukan hanya itu Erlang berhasil menangkap pengkhianatan yang lain juga.
Serta orang-orang yang selama ini membantu melancarkan kelicikan Prayuda dan Kamila.
"Pantas saja dana perusahaan merosot turun terus hingga hampir bangkrut tanpa kakek ketahui ternyata anak pemilik Prayuda group sendiri yang menggelapkan dana." Erlang menggeleng pelan tak habis pikir..
Selama ini Erlang mengira ibu ayahnya menjelma seperti iblis hanya di rumah saja rupanya dia salah dimanapun tempatnya mereka tetap sama.
Selain berhasil masuk ke dalam web perusahaan dengan akun lain Erlang juga berhasil meretas cctv disetiap sudut perusahaan bahkan di dalam semua ruang kerja para pegawai dan petinggi di Prayuda group.
"Mereka masih punya hati setidaknya tak mengambil langkah untuk meracuni kakek," ucap Erlang setelah melihat sebuah rekaman cctv satu bulan lalu.
"Jika untuk melakukan kejahatan saja ibu dan ayahnya bisa bekerja sama kenapa melakukan kebaikan tidak bisa." Erlang memukul keningnya. "Aku lupa ada uang yang mereka inginkan. Kata-kata gadis di restoran itu membuatku tersadar rupanya ayah dan ibu masih mempertahankan rumah tangga mereka sudah hancur itu karena uang. Kita akan bermain sekarang."
Ketika Erlang hendak membongkar kejahatan satu pengkhianatan di perusahaan sang kakek sebuah pesan masuk membuat Erlang mengurangkan sejenak niatnya.
Membaca pesana masuk di ponselnya tidak ada reaksi apapun dari wajah Erlang selesai membaca dia langsung membalas pesannya tidak ada yang tahu apa pesan dari Erlang hanya dia sendiri tentunya yang tahu.
Ketika Erlang sedang fokus dengan ponselnya Kamila masuk ke dalam ruang kerja Erlang bersama seorang gadis tidak Erlang kenal.
"Erlang," sapa Kamila berjalan kearah meja kerja putranya.
"Lang ayo kita makan siang bersama ada Jesi juga ikut makan bareng sama kita."
"Ibu saja aku tidak lapar!" jawab Erlang tanpa melihat kearah ibunya membuat Kamila jengkel.
"Anak ini buat aku marah saja! Sudah semakin berani melawan orang tua," geram Kamila menatap tajam Erlang dengan suara pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sukhana Ana Lestari
Astaghfirullaah.. akuh baca sambil bnyk" istighfar thor... masa cuma gara" nolak si ajak makan bareng sampe segitu emosinya salahnya anaknya dmn..???
2024-02-21
0
Yani
Orang tua gimana dulu orang tuanya juga bener kelakuannya pada ringan tangan lagi
2024-02-19
0