...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
Erlang masih aktif mengikuti kuliah disemester awalnya menempuh jenjang S2 tidak ada yang tahu jika anak tunggal Prayuda itu kuliah tanpa biaya dari orang tua. Erlang mendapatkan beasiswa dari kampus dengan usahanya sendiri.
"Lang habis ini mau kemana," seorang laki-laki seumuran Erlang mendekat menghampiri sambil merangkul bahu Erlang.
"Ada urusan," jawab Erlang singkat.
Memang dia tidak punya teman karena Erlang selalu menyendiri selain itu dia tak peduli dengan banyak gadis yang mendekatinya. Erlang sudah tidak percaya namanya perempuan setelah melihat sang ayah berselingkuh ditambah ibu seharusnya menenangkan Erlang meyakin putranya malah melakukan hal sama benar-benar membuat Erlang tidak percaya akan namanya perempuan.
"Nongkrong yuk Lang," ajak Hasbi.
Hasbi satu-satunya orang yang bisa bertahan dengan pria dingin seperti Erlang memang banyak ingin berteman dengan Erlang tapi laki-laki itu benar-benar tidak bisa disentuh. Hasbi saja mendapatkan julukan teman dekat Erlang tapi masih sulit masuk ke dalam kehidupan Erlang.
Walaupun sangat populer di kampus Erlang sungguh tidak peduli akan hal itu. Dari awal memutuskan untuk kuliah Erlang tetap bertahan di Universitas A kota Bandung sampai detik ini.
"Boleh."
"Alhamdulillah." Hasbi sangat senang sekali.
Langsung saja dia menarik tangan Erlang agar ikut denganya. "Pelan-pelan Bi sakit!"
"Santai bro jangan emosi." Hasbi nyengir lalu membawa Erlang ke tempat mereka nongkrong biasa walaupun jarang.
Tak lama motor Hasbi sampai di parkiran cafe mereka berdua segera masuk sudah mendapat tempat duduk Erlang segera membuka laptopnya.
"Astagfirullah orang ini, gue ngajakin lu kesini buat ngobrol Lang malah buka laptop," ketus Hasbi tak habis pikir.
Erlang peduli? oh tentu saja tidak ada hal lebih penting harus dia kerjakan. Pasrah melihat temanya seperti bukan manusia akhirnya Habis memesan makanan saja.
"Kok gue mau teman sama es batu ya," menolong Hasbi bertanya pada diri sediri.
"Ayah, ibu maaf tapi aku harus melakukan hal ini banyak cara sudah aku lakukan untuk kalian sadar tapi hingga sekarang setelah 4 tahun berlalu tidak ada sedikitpun perubahan."
Membuka sebuah web Erlang mulai masuk dalam sistem privat perusahaan Prayuda. Erlang seorang hacker handal tanpa sepengetahun orang lain tentu dengan mudah masuk dalam sistem perusahan sang ayah apalagi dia memiliki akses sendiri.
"Hanya ini cara satu-satunya agar kalian jera, Erlang tak peduli kita jatuh miskin sekali pun. Jangan membuat Prayuda bangkrut tapi bongkar saja kebusukan ayah dan ibu agar nenek, kakek tahu seperti apa kelakuan anak mantu mereka selama ini selalu dibangga-banggakan di depan banyak orang."
Hampir 30 menit Erlang fokus pada laptop hingga membuat Hasbi jengah. "Woi Lang nanti lagi bisa kagak sih," kesal Hasbi.
Tapi kekesalannya tidak berselang lama ketika melihat dua orang perempuan masuk ke dalam cafe yang sama.
"Akhirnya gue ada teman kagak sama es balok satu ini," gumam Hasbi.
"Farida, Arsyi," panggil Erlang membuat dua gadis semester akhir itu mencari sember suara.
"Hasbi."
Jelas sekali raut cerah dari wajah Farida membuat Arsyi memutar malas kedua bola matanya. Sahabatnya ini memang menyukai laki-laki benama Hasbi sekarang sedang menempuh pendidikan S2 di kampus mereka dia lulusan S1 dari ITERA Sumatera.
"Kita kesans ya Arsyi," pinta Farida.
Sejujurnya Arsyi enggan tapi melihat semua tempat sudah penuh dia terpaksa menyetujui permintaan Farida.
"Muka kenapa kak?" tanya Farida melihat wajah Hasbi ditekuk kesal.
"Tu lihat!"
Hasbi menunjuk Erlang menggunakan dagunya. Arsyi dan Farida sudah duduk bersebelahan dengan Hasbi dan Erlang. Arsyi terpaksa duduk di sebelah Erlang karena tidak ada tempa lagi. Farida tentu senang duduk di sebelah Hasbi.
"Aku pesen dulu," pamit Arsyi meninggalkan ketiga orang itu.
"Dia bukan kak Erlang," bola mata Farida membuat sempurna bisa duduk satu meja dengan laki-laki terkenal cuek dan dingin tersebar diseluruh kampus.
Bukan rahasia lagi jika Erlang adalah seorang laki-laki tak tersentuh di kampus mereka. Mendengar namanya disebut Erlang mengalihkan fokusnya dari laptop jadi menatap Hasbi.
"Sorry Lang, abisnya lu dari tadi gue ajak ngobrol malah betah amat sama laptop kan gue kesel juga lihat ada yang kenal disuruh gabung saja daripada gue boringkan."
Erlang mengangguk acuh.
Dam!
"Astagfirullah hal-adzim lihat gue ngomong panjang kali lebar dia cuman ngangguk doang ini makhluk dari mana, Ya Allah, Ya Rabb sebarkan hambamu ini."
Mau meledak rasanya kepala Hasbi tapi dia juga bingung kenapa bisa bertahan berteman dengan orang seperti Erlang.
"Far pesanannya." Arsyi menyodorkan pesanan Farida.
"Makasih tau banget kesukaan gue."
Arsyi tersenyum sambil kembali duduk di tempatnya tidak sadar sedang di tatap oleh seorang bahkan sampai membuat Hasbi heran.
Dia gadis yang kemarin berada di cafe, Hasbi mengenal gadis ini. Erlang masih teringat kata-kata Arsyi di cafe. Karena perkataan Arsyi kemarin di cafe Erlang jadi berani melangkah lebih maju untuk membuat kedua orang tuanya miskin.
"Awas mata copot!" sendir Hasbi membuat Erlang menatap tajam laki-laki yang duduk di depannya.
"Sini deh gue kenalin kalian dulu. Farida, Arsyi kenalin dia Erlang kalian pasti tahu lah ya orang paling populer diseluruh kampus bahkan semua tahu dia dari mahasiswa-mahasiswi S1-S3."
"Betul," sahut Farida sedangkan Arsyi mulai menyantap makanannya.
"Makan," ujar Erlang dingin.
Empat orang itu akhirnya makan dalam diam, ohh tentu tidak hanya Erlang yang terus diam Arsyi sesekali menyahut jika Hasbi ataupun Farida bertanya.
Waktu bergulir.
Setelah makan di cafe tadi Erlang langsung pulang ke rumah orang tuanya. Walaupun dia sudah berhasil mendapatkan tempat tinggal tapi tidak semudah itu Erlang bisa pergi dari rumah mewah bak surga dunia nyatanya seperti neraka. Selaian memikirkan nasib bi Minah, Erlang juga harus menghadapi orang-orang suruhan ayah dan ibu lebih dulu jika ingin pergi memang tidak semudah itu.
"Dari mana kamu Erlang jam segini baru pulang!"
"Kuliah ibu."
"Kuliah bukan kamu sudah lulus?"
Astaga lupa, ibu ayah tidak tahu jika aku melanjutkan study untuk S2.
"Bukan maksudnya dari tempat kuliah Erlang dulu main sama teman."
"Kamu itu sudah dewasa Erlang lebih baik masuk ke kantor ayahmu agar bisa mengambil alih jabatannya."
"Maksudnya?"
"Kamu pewaris tunggal keluarga Prayuda, Erlang jadi harusnya bisa mengambil alih perusahaan jika seperti ini terus ayahmu itu akan terus leluasa."
"Besok Erlang mulai ke kantor."
"Bagus ini baru anak ibu kalau bisa rebut jabatan ayah."
"Bukan ibu dan ayah memiliki jabatan sama di Prayuda group?"
"Sudahlah turuti saja apa kata ibu! Agar ayahmu tidak selalu menghamburkan uangnya untuk wanita lain diluar sana."
"Lalu bagaimana dengan ibu?"
Plak!
"Kamu bilang apa Erlang! Jangan kurang ajar dengan orang tua sendiri aku ini ibumu!"
"Erlang tahu."
Plak....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sukhana Ana Lestari
Sebenarnya Erlang itu anak baik Hasbi.. cm krn hidupnya di penuhi kepalsuan kedu ortunya dia jd dingin & pendiam...
2024-02-21
0
Sukhana Ana Lestari
Maafin Erlang ya Hasbi.. ttplah jd teman Erlang walaupun susah bngt tuk di dekati..
Gk ada maksud Erlang menjauhi kamu.. mungkin Erlang gk mau klw kamu kasihan setelah kamu tau apa yg Erlang rahasiakan masalah klrgnya..
2024-02-21
0
Yani
Yang sabar Elang buat mereka sadar
2024-02-19
0