Luka Tata sudah mulai berangsur membaik setelah dioleskan obat yang diberikan Lana. Dalam beberapa hari Tata memang sengaja menjauhkan diri dari teman yang akan menjahilinya ataupun dirumah dengan ayahnya.
Tepat di hari jumat saat pulang sekolah.
"Ta," panggil Lana.
"Apa?" Tata yang tengok kanan kiri barang kali ada melihatnya. Ya saat ini Tata di kelasnya tapi sudah kosong karena jam pulang sekolah, Tata yang masih merapihkan tasnya, tidak menyadari bahwa kelas sudah kosong.
"Sini," ajak Lana dengan menggenggam tangan Tata. Membawa Tata ke parkiran. Sepanjang jalan ke parkiran Tata menutup wajahnya dengan tangan satunya lagi.
"Lepas, Lan. Aku bisa jalan sendiri," pintanya.
"Diam dan menurut lah," ucap cepat Lana.
Langkah kaki yang terus berjalan karena takut akan terlambat. Sesampainya di parkiran tertuju sebuah mobil sport hitam sendiri di ujung.
"Masuk, Ta," pinta Lana saat pintu samping kemudi di buka oleh Lana.
Setelah didalam mobil barulah Tata akan bicara, tapi tidak jadi karena suara Lana sudah mendahuluinya.
"Ta, kamu akan kerumahku, karena Mommy yang ingin bertemu denganmu," ucap Lana untuk Tata mengetahui maksudnya itu.
"Apa!" kaget Tata.
"Udah jangan banyak tanya dulu, aku harus konsen nyetir saat ini," potong Lana ke Tata agar tidak ada pertanyaan yang akan membuatnya ketahuan nantinya.
"Ya sudahlah," mengalah Tata. "Haduh, ini jadi takut," batin Tata.
Mobil itu melaju di jalan raya dengan santai dan tidak acara pakai kebut kebutan seperti adegan balapan. Mobil terus melaju ke depan sedangkan yang didalam hanya keheningan dan kesunyian tanpa ada percakapan. Sesekali Lana menoleh kesamping terlihat Tata hanya fokus kedepan jalan saja. Senyum kecil tampak dibalik bibir tebal Lana. "Lucunya, ingin rasanya aku cium," batin Lana.
Tidak berapa lama telah sampai rumah yang besar menjulang tinggi dengan taman yang luar didepannya, pagar besar berdiri kokoh dengan satpam yang berjaga lebih dari satu itu. Perlahan mobil memasuki mansion Lana, tepat berhenti di depan pintu rumah.
"Ta, ayo keluar,"ajak Lana saat pintu Tata sudah dibuka Lana.
"Iya," ucap Tata. Melihat sekeliling yang takjub bak istana menurutnya kediaman Lana itu. Mata yang terus terkagum kagum itu tersadar.
"Ah, sakit," ucap Tata.
"Abis, bengong aja. Ayo masuk, Ta," Lana yang udah menyentil jidat Tata lalu memintanya masuk ke dalam.
"Assalamualaikum," ucap sopan Tata saat pintu sudah di buka Lana.
"Waalaikumsalam," balas Lana.
"Kok', sepi disini, Lan. Pada kemana?" bingung melihat rumah yang besar tapi tidak tampak penghuni rumah itu.
"Jam segini pada ke kantor, yang ada hanya Mommy dan Art rumah." Jelaskan Lana.
"Ooooo, terus Mamamu kemana?"
"Mommy, pasti di dapur. Nanti aku panggil," ucap Lana.
"Kita mau kemana?" Bingung karena sudah melewati ruang tamu tapi belum di minta duduk. "Apa mau ke dapur?" dalm hati Tata.
Tidak ada jawaban dari Lana hanya membawa Tata ke arah taman belakang yang ada kolam renang dan sebuah pendopo kecil disana.
"Duduk disini, tunggu aku sebentar ya," pinta Lana.
"Ya, jangan lama, Lan," jawab Tata.
Lana yang sudah pergi meninggalkan Tata sendiri. Mata Tata terus takjub akan kediaman Lana yang sangat luas dan besar. Taman kecil dilihatnya berbagau bunga tampak cantik, hanya beberapa yang diketahui namanya. Disamping taman ada sebuah kebun yang ada beberapa jenis tanaman buah dan sayuran disana. Suasana sejuk dan menyegarkan udara siapapun duduk disini pasti akan dibuat betah.
"Hem, indahnya ini semua," ucap Tata dengan memejamkan mata dengan membayangkan hidupnya akan berubah. " Ha, ha, ha, ngaco, Ta," gumam dalam hatinya.
"Kenapa, Ta?" Lana yang sudah kembali menghampirinya.
"Tidak, Lan. Hanya sedang menikmati keindahan dirumahmu, Lan," jujur Tata.
"Ini hasil tangan, Mommy," ucap Lana.
"Wow, keren, Lan. Sungguh hebat, Mamamu," puji Tata.
"Benarkah?" Suara lembut terdengar dari sosok yang telah dibicarakannya.
"Mom," sapa Lana.
"Siapa namamu, Cantik?" Tanya Mommy Khansa.
"Tata, Tante," jawab Tata dengan mencium telapak tangan Mommy Khansa.
"Duduk disini, cobalah ini, buatan Tante loh," dengan memberikan kue ditangannya dan minuman sudah di bawa oleh art yang membantunya.
"Terima kasih, Bik," ucap Mommy Khansa.
"Iya, Nya," jawab Bik Inah.
"Ayo, dicobain ini, ga tau rasanya apa enak tidaknya," ucap Mommy Khansa pada Tata.
"Iya, Tan. Jadi ngerepotin disini," ucap Tata yang yang tidak enak dengan kebaikan Mommy Khansa.
"Hem, Tan. Ini rasanya enak dan Tata suka," ucap Tata setelah memakan kue buatan Mommy Khansa.
"Alhamdulillah, cocok ya dilidah, Tata," senyum senang terlihat di wajah ayu Mommy Khansa.
"Siapa dulu yang buatnya, Mommyku loh, Ta," bangga Lana.
"Ha, Ha, Ha, iya yang punya, Mama. Senangnya, ya Lan," dengan ketawa Tata menjawab diakhiri dengan terdiam tanpa sengaja hatinya mengingat Ibunya.
"Sori, Ta," Lana menyadari langsung meminta maaf padanya.
"Iya, Ta. Anggap saja, Mommy ini Ibumu,ya," ucap Mommy Khansa yang memeluk Tata.
"Ga papa, Tan," ucap Tata. Yang tidak tau harus bagaimana.
"Ta, ada yang ingin, Mommy Khansa bicarakan denganmu," ucap Mommy Khansa.
"Iya, Tan. Ada apa?" Tanya Tata yang dibuat bingung.
"Gini, Ta. Mommy lagi butuh tenaga di butik. Apa bisa, Ta?" Tanya Mommy Khansa.
"Maaf, Tan bukan tidak mau. Tapi tidak ada waktunya, sepulang sekolah aku bekerja di warung bakso Pakde Darman. Bagaimana mau kerja di butik, Tan?" Jujur Tata yang sebenarnya senang jika bisa kerja di butik. Karena Tata sering mencoret coret di kertas hanya untuk hobinya.
"Jika mau, Tata. Bisa saja dengan melepaskan kerja di warung bakso dan fokus di butik, Mommy," ucap Mommy Khansa.
"Coba pikirkan, Ta. Aku tahu kamu tidak ingin di kasihani oleh orang lain. Disini Aku ingin membantu meringankan bebanmu," ucap Lana.
Tersenyum Tata melihat keduanya sangat berharap bisa membantu dirinya. "Tapi apa pantas, Lan, Tan?" tidak percaya diri Tata kembali.
"Aku tau loh, jika kamu sering menggambar. Ini contohnya," Lana yang menunjukkan foto di Hpnya yang diambil secara diam diam saat Tata tidak ada.
"Kau!" Teriak Tata.
"Apa? Mau ngeles apa?" Tantang Lana. Membuat Mommy Khansa di antara mereka tersenyum gemas melihat tingkah dua anak beranjak dewasa.
"Sudah, sudah, jadi maukan, Ta?" ucap Mommy Khansa kembali.
"Iya, Tan," akhirnya Tata tidak bisa menolak itu.
"Sati hal lagi, jangan panggil Tante, Mommy saja." Perintah Mommy Khansa. "Anggap saja seperti Ibumu, ya Ta," kembali Mommy tersenyum dan memeluk Tata.
"Tidak ada penolakan," Mommy Khansa tau akan sifat Tata dari Lana. Jadi sebelum terjadi sudah langsung diberi perintah saja.
"Terima kasih atas kebaikan ini, Tan, eh, Mom," ucap Tata yang dalam pelukan Mommy Khansa.
"Aku ikut peluk ya, Mom," Lana yang sudah merentangkan tangannya ingin maju.
"Stop! Tidak boleh!" Ucap Tata.
Ha
Ha
Ha
...****************...
Hi semuanya,
Bantu like, komentar, subscribe dan kirim hadiah yang banyak ya.
Love you 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments