kebenaran tentang orang tuanya..

Kenzo sudah berada di rumah utama, ia. duduk di depan opanya dan juga Omanya.

"Ada apa opa menyuruh aku datang kesini!" Tampa basa-basi Kenzo berkata.

"Dasar cucu tidak tau diri, apa begitu caramu datang bertamu kerumah orang tua renta ini" tatapan sengit opa Lana.

"Ya kalana di ningrat adalah opanya Kenzo,"

"Mas, Jangan begitu, "tegur istrinya Liana.

"Ya opa ini, cucunya datang malah marah-marah!" Kenzo membela diri.

Opa lana hanya diam membisu, karena tatapan tajam istrinya.

"Makan, kamu belum makan kan."

"Belum dong opa, kan setiap kesini aku gak makan dulu, biar ada yang masakin."

"Dasar kere."

"Jangan salah opa, kere begini bisa bikin perusahaan." Kenzo menyombongkan diri.

"Sombong,"

"Hahahaha.. Bercanda opa, Oma, apa tua bangka ini lupa Oma kasih jatah."

"Dasar cucu sialan, "opa Lana melempar sendoknya.

"Oma, liat kelakuan opa."

"Kenapa kalian kalo ketemu selalu ribut, apa gak capek, Kamu Kenzo makan!" tegur Oma Liana.

"Baik Oma " dengan patuh Kenzo makan dengan lahap, masakan Omanya tidak ada duanya.

"Dasar rakus, kayak gelandangan gak pernah makan kamu!" opa Lana mencibir.

Kenzo mendelik saat opa Lana berkata.

"Biar gelandangan begini, masih ganteng opa!" Kenzo membalas ucapan opanya.

Dan Oma Liana hanya geleng-geleng kepala

setelah makan mereka duduk diruang tengah, opa lana ingin membicarakan tentang perjodohan yang di ajukan teman seangkatannya...

"Ada apa opa, ada yang ingin opa bicarakan"

tanya Kenzo memecah keheningan

"Ada, opa berencana untuk menjodohkan mu dengan anak teman opa."

"Apa menjodohkan," wajah Kenzo terkejut.

"Ya dan aku harap kamu bisa menerimanya." dengan santainya opa Lana mengutarakan keinginannya.

"Opa, aku masih bisa cari sendiri orang yang ingin aku nikahi, gak perlu ada perjodohan emang jaman Siti Nurbaya." kenzo menolak tegas..

"Sampai kapan kamu mau mencari wanita, dari dulu hingga sekarang opa lihat kamu masih sendiri, opa hanya ingin segera menimang cicit, itu saja sebelum ajal menjemput." opa lana dengan memandang Kenzo serius.

"Tapi opa, aku masih ingin sendiri, aku ingin mengembangkan usahaku, sampai di manca negara,"

"Sampai kapan, umurmu tidak muda lagi."

"Baru 28 opa,aku akan menikmati masa-masa sendiri ku sebelum aku mempunyai istri."

"Dasar anak sekarang sukanya bersenang-senang. Tampa memikirkan keluarganya, bantu.aku kekamar istriku, bicara dengan bocah tengil ini tensiku menjadi tinggi." opa Lana berjalan dengan mengunakan tongkat dan di papah oleh Oma Liana.

Kenzo hanya melongo melihat kelakuan opanya

"Maaf opa, sebenarnya aku sudah menikah, tapi maaf aku sudah menceraikannya. kenapa aku harus terjebak dengan Alina, entah kenapa bayang bayang Alina selalu menghantuiku. " batin Kenzo.

Kenzo masih menyandarkan punggungnya di ruang keluarga, Tiba-tiba oma Liana datang dan duduk di samping cucunya.

"Ada apa. Kenzo kelihatan kamu banyak pikiran." Oma Liana melihat cucunya yang bersender.

"Tidak ada Oma hanya penat saja. Kenapa Oma kesini. nanti opa merajuk Lo." goda Kenzo.

"Opamu sudah tidur, jika dia kenyang akan seperti itu. " jawab Oma Liana yang sudah tau tabiat suaminya.

"Oma, Ken boleh curhat gak!,"

"Curhat apa nak. Ceritakan kepada Oma,"

"Jika suatu saat Ken membuat kesalahan apa Oma dan opa akan memaafkan Ken."

"Tergantung apa dulu kesalahanmu."

" Bukan apa-apa Oma, hanya ber khayal saja jika suatu saat kenzo membuat kesalahan,"

Kenzo masih takut untuk berbicara tentang apa yang ia alami, ia takut opanya akan membencinya suatu saat nanti.

"

"Kelihatan kamu banyak pikiran nak.

"Biasa Oma tentang pekerjaan saja, Oma gak tidur."

"Gak bisa tidur jam segini, kamu menginap disini ya, Oma sendirian."

"Baiklah Oma,"

"Dengan begini aku akan menghilangkan kegalauanku, kenapa wajah Alina selalu terbayang di pelupuk mata ini, apa aku sudah gila hingga bayang Alina tak mau hilang dari pandangan!" batin Kenzo yang masuk kedalam kamar.

sedangakan di lapas Alina hanya berdiam diri setelah belajar mengaji tadi dan mengikuti kegiatan di dalam lapas.

"Apa yang malu pikirkan Alina, jangan sering melamun, ibu hamil gak baik banyak melamun!" tegur Mira.

"Maaf mbak hanya saja aku keinget ibu panti, apa kabarnya ya mbak." tanya Alina sambil memandang kearah depan.

"Jika kamu kangen, doakan saja yang baik-baik agar mereka selalu sehat dan ingat akan kamu."

"Saudari alina, ada yang ingin bertemu denganmu. " ucap salah satu petugas yang menghampiri Alina.

Alina saling pandang dengan Mira,

"Siapa ya mbak, yang mau bertemu denganku."

"Entahlah all, semoga saja keluargamu."

"Mana mungkin mbak"

"Siapa tau aja, kamu samperin gih,"

"Baik mbak. " Alina bangkit dan mengikuti petugas tadi.

Saat berjalan Alina hanya memadang arah lurus kedalam sambil berpikir siapa yang berkunjung, hanya sebagian saja yang tau ia ditahan.

Tap

Tap

Langkah Alina begitu berat saat orang di depannya tersenyum ramah.

Alina duduk berhadapan, dan hanya memainkan jemari tanganya.

"Apa kabar,"

"Baik,"

"Selamat Alina sekarang Lo tau kan rasanya di penjara, Menyenangkan begitu." senyum menyeringai dari wanita di depannya.

"Dari mana kamu tau aku masuk penjara" tanya Alina.

"Gak perlu tau, gue hanya akan merayakan kebahagian gue karena Lo sudah mendekam di penjara."

"Maksutnya apa, apa kamu tau semua tentang peristiwa itu." selidik Alina"

"Ya gue tau, dan sangat tau,"

"Apa yang kamu inginkan Vira." Alina kembali bertanya"

Ya yang menjenguk Alina adalah Vira teman baiknya.

"Hanya ingin Lo mendekam di penjara seumur hidup Lo, karena gue muak liat wajah Lo!" dengan nada kebencian.

"Maksut kamu apa, bukanya kita sahabat."

"Siapa yang mau bersahabat dengan anak seorang pelakor, " dengan nada penekanan.

"Maksut kamu pelakor apa Vira, gue gak ngerti, " Alina masih bingung dengan ucapan Vira.

"Mama kamu pelakor alias perebut laki orang, paham kan sekarang."

"Jadi pak Bram itu adalah papa kamu."

"Ya dan mama kamu berhasil hancurkan kebahagiaan aku, apa kamu puas, anak pelakor. " dengan terus mengejek.

"Gak mungkin mama kayak gitu, mereka menikah karna sama-sama saling jatuh cinta!" Alina masih membela wanita yang sudah melahirkannya.

"Saling jatuh cinta, persetan dengan cinta, asal kamu tau ya, mama kamu rebut papa aku dan membuat mama aku depresi dan sekarang mama ada di rumah sakit jiwa, karena ulah mamamu."

Deg

Jantung Alina seakan mau copot kebenaran tentang orang tuanya.

"Gak, Gak mungkin mama kayak gitu."

"Terserah kamu Alina mengelak lah, jika kebenaran sudah di depan mata, berlahan aku akan menghancurkan mamamu yang tak tau diri itu, Tunggu tanggal mainnya saja."

"Tolong jangan sakiti mamaku,, aku mohon." Alina memohon kepada Vira, agar cukup dia aja yang menderita, jangan libatkan anak lainya

"Hahahaha, kamu berbicara seperti itu, Tak akan menyurutkan niatku,, nyawa dibalas nyawa, dan kamu tak akan bisa menghalanginya," dengan senyum menyeringai.

"Aku mohon Vira, jangan lakukan itu."

Vira menjauh dari hadapan alina dan berkata.

"Terlambat, pikirkan jika ingin mengambil hak milik orang lain, jangan karena ambisimu semua apa yang kamu mau akan terwujud, tapi lihatnya mereka yang tersakiti karena ambisimu."

Nyes

ucapan Vira menusuk ke dasar hatinya, ia tak menyangka sahabatnya yang ia sayangi begitu terluka karena orang tuanya.

"Apa salahku kepadamu ma, hingga aku yang kau sakiti berulang kali." tubuh Alina luruh dengan tangisan yang begitu memilukan!

Episodes
1 bab 1 malam panjang malam penjebakan
2 Bertemu Vira dan tuduhan Kenzo
3 bertemu rival
4 kecemasan Kenzo dan kesakitan alina
5 berkunjung ke panti
6 Vira merencanakan sesuatu
7 Foto yang tersebar
8 Alina tak berkutik
9 bukan aku pelakunya...
10 tidur di balik jeruji besi
11 penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya
12 kejutan yang tak terduga
13 kabar kehamilan
14 semakin melupakan semakin cinta
15 kebenaran tentang orang tuanya..
16 kekesalan opa lana
17 surat dari pengadilan
18 mama Amel tahu
19 permintaan maaf
20 kecurigaan mama amel
21 keanehan kenzo
22 Iyan frustasi
23 Kekesalan iyan
24 Memeluk untuk yang terakhir kalinya
25 Hari kebebasan
26 Rumah baru
27 6 tahun kemudian
28 Keinginan alula
29 Kedatangan mama Amel
30 Bertemu cucu
31 Kebersamaan
32 Papa Liam hanya melongo saat cucunya melakukan kwaajiban
33 kekhawatiran alina
34 kegalauan kenzo
35 Tuduhan kenzo
36 Kekesalan papa Liam,
37 Kesedihan di hari ulang tahun
38 Sikap alula yang berbeda.
39 kepulangan mama Amel dan papa liam
40 introgasi kenzo
41 sampai di kota tujuan
42 Siapa gadis kecil itu
43 memikirkan tentang gadis kecil
44 kegelisahan kenzo
45 kembali bertemu
46 kekhawatiran alina
47 Bertemu kembali
48 kedekatan Kenzo dengan alula
49 Kenzo disuruh pulang
50 Kecemasan mama Amel
51 Iyan memikirkan sosok Alina
52 Iyan memikirkan sosok Alina
53 Iyan memikirkan sosok Alina
54 Bertemu
55 Hanya saling tatap
56 MENJENGUK MIRA
57 Kepulangan mira
58 Kembali pulang,
59 Pembicaraan antara anak dan ibu
60 Alina masuk rumah sakit,
61 Alina yang mulai siuman,
62 kedatang mama amel
63 Penyesalan tiada arti
64 kerinduan yang tidak bertepi
65 Ingin segera kembali.
66 Bertemu untuk pertama kali
67 Kenzo yang kekeh ingin ada di samping Alina
68 Memeluk untuk pertama kalinya
69 Bersama anak yang ia tidak pernah tahu
70 Kebersamaan di ruang rawat
71 kepulangan alina
72 Satu bulan berlalu
73 mengutarakan niat.
74 berbicara kepada alula
75 keberangkatan kenzo
76 tiba di Kota dengan selamat
77 kegalauan kenzo
78 alula marah kepada papanya
79 bujukan kenzo
80 Kebersamaan
81 Rasa kenzo
82 kebersamaan.dengan papa liam
83 satu bulan sudah
84 pertimbangan
85 Datang melamar
86 Kembali ke rumah singgah,
87 Satu Minggu berlalu
88 Rumah yang terasa hampa
89 Perkenalan keluarga kepada alula
90 Perkenalan di rumah besar
91 Kerinduan yang mendalam
92 Hati menuju bahagia
93 Alina kembali ke kota
94 perkenalan di keluarga besar
95 memperkenalkan ke pada keluarga
96 mengutarakan niat
97 mempertemukan ibu Alina
98 pertemuan antara ibu dan anak
99 hari menuju bahagia
100 salah paham menuju end
101 end
Episodes

Updated 101 Episodes

1
bab 1 malam panjang malam penjebakan
2
Bertemu Vira dan tuduhan Kenzo
3
bertemu rival
4
kecemasan Kenzo dan kesakitan alina
5
berkunjung ke panti
6
Vira merencanakan sesuatu
7
Foto yang tersebar
8
Alina tak berkutik
9
bukan aku pelakunya...
10
tidur di balik jeruji besi
11
penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya
12
kejutan yang tak terduga
13
kabar kehamilan
14
semakin melupakan semakin cinta
15
kebenaran tentang orang tuanya..
16
kekesalan opa lana
17
surat dari pengadilan
18
mama Amel tahu
19
permintaan maaf
20
kecurigaan mama amel
21
keanehan kenzo
22
Iyan frustasi
23
Kekesalan iyan
24
Memeluk untuk yang terakhir kalinya
25
Hari kebebasan
26
Rumah baru
27
6 tahun kemudian
28
Keinginan alula
29
Kedatangan mama Amel
30
Bertemu cucu
31
Kebersamaan
32
Papa Liam hanya melongo saat cucunya melakukan kwaajiban
33
kekhawatiran alina
34
kegalauan kenzo
35
Tuduhan kenzo
36
Kekesalan papa Liam,
37
Kesedihan di hari ulang tahun
38
Sikap alula yang berbeda.
39
kepulangan mama Amel dan papa liam
40
introgasi kenzo
41
sampai di kota tujuan
42
Siapa gadis kecil itu
43
memikirkan tentang gadis kecil
44
kegelisahan kenzo
45
kembali bertemu
46
kekhawatiran alina
47
Bertemu kembali
48
kedekatan Kenzo dengan alula
49
Kenzo disuruh pulang
50
Kecemasan mama Amel
51
Iyan memikirkan sosok Alina
52
Iyan memikirkan sosok Alina
53
Iyan memikirkan sosok Alina
54
Bertemu
55
Hanya saling tatap
56
MENJENGUK MIRA
57
Kepulangan mira
58
Kembali pulang,
59
Pembicaraan antara anak dan ibu
60
Alina masuk rumah sakit,
61
Alina yang mulai siuman,
62
kedatang mama amel
63
Penyesalan tiada arti
64
kerinduan yang tidak bertepi
65
Ingin segera kembali.
66
Bertemu untuk pertama kali
67
Kenzo yang kekeh ingin ada di samping Alina
68
Memeluk untuk pertama kalinya
69
Bersama anak yang ia tidak pernah tahu
70
Kebersamaan di ruang rawat
71
kepulangan alina
72
Satu bulan berlalu
73
mengutarakan niat.
74
berbicara kepada alula
75
keberangkatan kenzo
76
tiba di Kota dengan selamat
77
kegalauan kenzo
78
alula marah kepada papanya
79
bujukan kenzo
80
Kebersamaan
81
Rasa kenzo
82
kebersamaan.dengan papa liam
83
satu bulan sudah
84
pertimbangan
85
Datang melamar
86
Kembali ke rumah singgah,
87
Satu Minggu berlalu
88
Rumah yang terasa hampa
89
Perkenalan keluarga kepada alula
90
Perkenalan di rumah besar
91
Kerinduan yang mendalam
92
Hati menuju bahagia
93
Alina kembali ke kota
94
perkenalan di keluarga besar
95
memperkenalkan ke pada keluarga
96
mengutarakan niat
97
mempertemukan ibu Alina
98
pertemuan antara ibu dan anak
99
hari menuju bahagia
100
salah paham menuju end
101
end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!