penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya

Satu Minggu sudah Alina berada di dalam penjara, ia sudah beradaptasi dengan baik, saat ini ia menjalani hari-harinya dengan iklas, mbak Mira mengajak Alina untuk melakukan kewajiban sebagai muslim, ia banyak di beri petuah oleh wanita itu, bahkan ia tak pernah mengeluh, semuanya sudah garis takdirnya.

Alina juga satu Minggu ini tak melihat batang hidung Kenzo yang menghampirinya hanya sekedar basa-basi saja tidak, jangankan untuk menanyakannya saja enggak.

"Ngelamun apa Alina." tepukan di pundakku, dan aku menoleh,

"Mbak Mira kenapa"

"Kamu yang kenapa, mbak perhatiin dari tadi kamu melamun saja kenapa." tanya mbak Mira yang ikut duduk di depanku.

"Gak ada apa-apa mbak, hanya saja aku heran kenapa suamiku tak ada niatan untuk menjengukku," dengan wajah sendunya.

"Apa, Alina kamu punya suami." Mira kaget dengan ucapan Alina.

"Ya mbak baru berjalan berberapa Minggu."

"Tapi sayang mbak aku menikah dengan dia demi ambisiku."

"Maksutnya all."

"Aku menjebaknya untuk tidur denganku mbak, karena aku sangat mencintainya, tapi sayang dia tak mencintaiku, ia hanya mencintai sahabatku, apa dosaku di ampuni mbak sama yang maha kuasa atas ambisiku ini."

"Allah tak membeda-bedakan umatnya Alina, hanya saja jika kita bersungguh-sungguh, dan memperbaikinya insyaallah, Allah memaafkan orang yang benar-benar tulus ingin bertobat." Mira memeluk Alina dengan sayang, Alina hanya diam dengan air mata yang berderai saat ia ingat akan kejahatannya .

"Terimakasih mbak Mira, mbak selalu ada saat aku membutuhkan sandaran."

" Kita sama Alina, kita disini semua keluarga, hanya saja orang yang hatinya tertutup akan selamanya menganggap kita hina, jadi mbak mohon jika suatu saat kamu keluar dari sini, tolong jadilah Alina yang baru.Alina yang sabar , dan Alina yang tegar."

"Terimakasih mbak."

"Ayo ikut mbak, mengikuti berberapa pelatihan yang akan kita lakukan setelah keluar dari sini, kita akan memulai dengan hidup baru berbekal bakat dari mereka,"

Alina hanya mengangguk dan mulai mengikuti pelatihan di dalam lapas, satu Minggu kenzo tak keluar dari dalam apartemennya, ia menyendiri dengan meratapi kesedihannya di tinggal kekasihnya.. Ya Andin meninggal setelah ia pulang dari sana.

"Aku akan buat kehidupan kamu menderita Alina mendekam di balik jeruji besi." desis Kenzo dengan gigi bergemerutuk.

Alina selesai mengikuti pelatihan, tubuh Alina meras letih, bahkan lemas!

"Kamu sakit Alina!" tanya Mira.

"Gak kok mbak sedikit pusing dan juga badanku lemas, Apa efek kecapean ya," jawab Alina.

"Mungkin, ayo kita ambil jatah makan kita, setelah itu kita kembali ketempat semula."

Ya semua penghuni lapas mengikuti pelatihan, setelah menjelang siang mereka akan berdiri berbaris untuk mendapatkan. Jatah makanan.

"Jika kamu masih lemas, kamu duduk aja gak usah ikut mengantri." tegur Mira yang sedang mengantri yang melihat Alina yang wajahnya pucat.

"Baiklah mbak, aku akan duduk di sana."

Alina mencari bangku kosong, ia tak pernah membayangkan akan berada di sini berkumpul satu sel dengan banyak orang.

ia mengambil banyak pelajaran setelah satu Minggu,

"Ini makanlah!" Mira menyodorkan piring kepada Alina.

"Terimakasih mbak." jawab Alina dengan menampilkan senyum kas nya?

Ditempat lain Raihan tak bisa tidur, ia membayangkan wajah alina yang sangat tegar dalam menghadapi masalahnya.

"Ada apa nak,Kok ngelamun!" ibu panti datang menghampiri Raihan yang berada di taman belakang.

"Eh, Bunda, gak ada Bun hanya memikirkan tentang pelajaran apa yang akan ia berikan kepada mahasiswa." Raihan beralasan agar ibu panti tak curiga.

"Kamu itu, apa kamu bertemu sama Alina nak." tanya ibu panti yang duduk disebelah Raihan.

"Emb.. berberapa hari ini Raihan gak pernah ketemu sama dia Bun, mungkin Alina sibuk."

"Bunda tau, Alina sangat sibuk, bahkan ia jarang mengunjungi adik-adiknya hanya saja ia tak lupa mengirim uang untuk adik-adiknya," kata ibu panti saat mengingat Alina.

"Emang selama ini Alina jarang kesini Bun!" tanya Raihan yang heran, pasalnya ia tak pernah tau seluk-beluk Alina?

"Ya, nak. Hanya sekali seminggu itupun jika bunda bujuk, jika tidak bahkan satu bulan sekali."

"Jika kamu bertemu Alina tolong bilang ya nak, Bahwa bunda kangen banget sama dia, bunda masuk dulu ya sudah malam, kamu juga masuk, jaga kesehatan! " ibu panti menepuk pundak Raihan.

"Iya bunda bentar lagi."

"Apa yang aku gak tau tentang Alina, Bahkan semua tentang Alina aku tau, tapi setelah aku ke luar negri aku los konteks denganya, Bahkan untuk memberi kabar saja Alina tak mau!" batin Raihan berkelana sambil memandang bintang di langit!

Alina yang sudah masuk kedalam sel, ia ingin solat dhuhur, ia sudah banyak belajar, mengenai solat lima waktu, ia akan menjadi lebih baik, dengan bersungguh-sungguh!!

"Apa kamu sudah siap Alina." tanya Mira yang sudah memakai mukenah untuk menuntun Alina kejalan yang benar.

"Sudah mbak, kamu ikuti mbak, mbak akan jadi imam kamu, dan doa-doa nya apa kamu sudah hafal." ucap Mita sambil memandang Alina yang memakai mukenah.

"Sudah Alhamdulillah,"

Mereka melaksanakan solat dhuhur dengan Mira menjadi menuntunnya, ia benar-benar khusyuk saat menjalaninya. Setelah salam Alina memanjatkan doa kepada sang Haliq untuk di beri ampun. Dengan berderai air mata ia memanjatkan doanya.

"ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, hamba memohon ampun kepadamu, ampuni dosa-dosa hamba, hamba manusia biasa yang tak luput dari dosa,, hamba memohon tolong berikan keadilan untuk hamba, bahwa hamba Bukan pelaku sebenarnya hanya kepadamu hamba berserah."

setelah melakukan doa yang ia panjatkan dengan derai air mata ia menyesali semua perbuatannya di masa lalu, ia sadar ia tak luput dari dosa, setelah ia menanyakan doa Alina melipat mukenah dan ia taruh di tempatnya.

"Alina, apa kamu mau mengaji denganku." tanya Mira hati-hati saat melihat mata Alina yang memerah.

"Mau mbak, tapi aku gak bisa!" Alina mengambil mukenah lagi untuk ia pakai.

"Biar mbak yang ajari"

Dengan fasih Mira menuntun Alina belajar Alqur'an walaupun Alina terbata-bata tapi tak membuat semangatnya turun

"Sodagollah hul adhim." mereka mencium Alqur'an tadi dan menutupnya.

"Gimana perasaanmu Alina."

"Lebih baik mbak, lebih adem, Hati Alina tenang dan sejuk saat Alina melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.." ucapnya penuh semangat.

"Besok kita ikut kajian disini ya, ada ustazah cantik yang akan mengunjungi dan tausiah untuk kita para napi."

"Iya mbak aku mau,Tapi." ucapnya mengambang.

"Tapi kenapa alina,"

"Aku gak punya gamis mbak, Bahkan kerudung saja aku tak punya." dengan muka melasnya.

"Besok aku pinjamkan punya mbak ya."

Alina hanya mengangguk tanda setuju, malam makin larut setelah solat dan belajar membaca Alqur'an, Alia. pun bersiap tidur.

"Kenapa mas Ken tak pernah menjengukku sekali saja, apa aku tak ada artinya di matanya." batin Alina yang sudah mengembun karena menahan rindu yang teramat untuk suaminya.

Kenzo pulang dengan keadaan kacau, setiap malam ia pergi ke klub malam hanya untuk menghilangkan penyesalannya yang di tinggal kekasihnya yang sudah meninggal, hanya minuman keras yang bisa menghilangkan penyesalannya sejenak

"Sudah tuan jangan banyak-banyak. " iya mendampingi Kenzo yang sedang mabuk.

"Jangan banyak bacot Lo, mending Lo pulang gue bisa pulang sendiri. " jawaban Kenzo dengan sedikit ngelantur.

"Alina, sialan Lo, Lo udah bunuh orang yang gue cintai Alina, Sakit hati gue Alina, Hahaha.." racau Kenzo.

Dengan terpaksa Iyan membawa Kenzo pulang dengan keadaan yang mengenaskan!

"Sampai kapan Lo kayak gini tuan! Apa Lo gak kasian sama orang tua Lo,jika bukan karena tanggung jawab gue gak akan Sudi temani Lo, setiap malam seperti ini." gerutu iyan.

iyan memapah Kenzo masuk kedalam mobi, dan membawa nya pulang ke apartemennya, setelah sampai ia membawa Kenzo membawa masuk kedalam dengan menggerutu,

"Badan Lo berat juga tuan." iyan berjalan sempoyongan membawa tubuh jangkung Kenzo"

Huh

Helaan nafas iya yang membaringkan tuanya diatas ranjang.

"Alina, Alina, Lo jahat Alina, gue benci sama Lo."

Huek

Huek

"Sial, Kenapa muntah segala sih, udah capek lagi ." iya membersikan tubuh tuanya dan menganti baju tidur yang nyaman, dan ia merebahkan badannya di sofa kamar saking capeknya, dan memejamkan matanya.

Episodes
1 bab 1 malam panjang malam penjebakan
2 Bertemu Vira dan tuduhan Kenzo
3 bertemu rival
4 kecemasan Kenzo dan kesakitan alina
5 berkunjung ke panti
6 Vira merencanakan sesuatu
7 Foto yang tersebar
8 Alina tak berkutik
9 bukan aku pelakunya...
10 tidur di balik jeruji besi
11 penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya
12 kejutan yang tak terduga
13 kabar kehamilan
14 semakin melupakan semakin cinta
15 kebenaran tentang orang tuanya..
16 kekesalan opa lana
17 surat dari pengadilan
18 mama Amel tahu
19 permintaan maaf
20 kecurigaan mama amel
21 keanehan kenzo
22 Iyan frustasi
23 Kekesalan iyan
24 Memeluk untuk yang terakhir kalinya
25 Hari kebebasan
26 Rumah baru
27 6 tahun kemudian
28 Keinginan alula
29 Kedatangan mama Amel
30 Bertemu cucu
31 Kebersamaan
32 Papa Liam hanya melongo saat cucunya melakukan kwaajiban
33 kekhawatiran alina
34 kegalauan kenzo
35 Tuduhan kenzo
36 Kekesalan papa Liam,
37 Kesedihan di hari ulang tahun
38 Sikap alula yang berbeda.
39 kepulangan mama Amel dan papa liam
40 introgasi kenzo
41 sampai di kota tujuan
42 Siapa gadis kecil itu
43 memikirkan tentang gadis kecil
44 kegelisahan kenzo
45 kembali bertemu
46 kekhawatiran alina
47 Bertemu kembali
48 kedekatan Kenzo dengan alula
49 Kenzo disuruh pulang
50 Kecemasan mama Amel
51 Iyan memikirkan sosok Alina
52 Iyan memikirkan sosok Alina
53 Iyan memikirkan sosok Alina
54 Bertemu
55 Hanya saling tatap
56 MENJENGUK MIRA
57 Kepulangan mira
58 Kembali pulang,
59 Pembicaraan antara anak dan ibu
60 Alina masuk rumah sakit,
61 Alina yang mulai siuman,
62 kedatang mama amel
63 Penyesalan tiada arti
64 kerinduan yang tidak bertepi
65 Ingin segera kembali.
66 Bertemu untuk pertama kali
67 Kenzo yang kekeh ingin ada di samping Alina
68 Memeluk untuk pertama kalinya
69 Bersama anak yang ia tidak pernah tahu
70 Kebersamaan di ruang rawat
71 kepulangan alina
72 Satu bulan berlalu
73 mengutarakan niat.
74 berbicara kepada alula
75 keberangkatan kenzo
76 tiba di Kota dengan selamat
77 kegalauan kenzo
78 alula marah kepada papanya
79 bujukan kenzo
80 Kebersamaan
81 Rasa kenzo
82 kebersamaan.dengan papa liam
83 satu bulan sudah
84 pertimbangan
85 Datang melamar
86 Kembali ke rumah singgah,
87 Satu Minggu berlalu
88 Rumah yang terasa hampa
89 Perkenalan keluarga kepada alula
90 Perkenalan di rumah besar
91 Kerinduan yang mendalam
92 Hati menuju bahagia
93 Alina kembali ke kota
94 perkenalan di keluarga besar
95 memperkenalkan ke pada keluarga
96 mengutarakan niat
97 mempertemukan ibu Alina
98 pertemuan antara ibu dan anak
99 hari menuju bahagia
100 salah paham menuju end
101 end
Episodes

Updated 101 Episodes

1
bab 1 malam panjang malam penjebakan
2
Bertemu Vira dan tuduhan Kenzo
3
bertemu rival
4
kecemasan Kenzo dan kesakitan alina
5
berkunjung ke panti
6
Vira merencanakan sesuatu
7
Foto yang tersebar
8
Alina tak berkutik
9
bukan aku pelakunya...
10
tidur di balik jeruji besi
11
penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya
12
kejutan yang tak terduga
13
kabar kehamilan
14
semakin melupakan semakin cinta
15
kebenaran tentang orang tuanya..
16
kekesalan opa lana
17
surat dari pengadilan
18
mama Amel tahu
19
permintaan maaf
20
kecurigaan mama amel
21
keanehan kenzo
22
Iyan frustasi
23
Kekesalan iyan
24
Memeluk untuk yang terakhir kalinya
25
Hari kebebasan
26
Rumah baru
27
6 tahun kemudian
28
Keinginan alula
29
Kedatangan mama Amel
30
Bertemu cucu
31
Kebersamaan
32
Papa Liam hanya melongo saat cucunya melakukan kwaajiban
33
kekhawatiran alina
34
kegalauan kenzo
35
Tuduhan kenzo
36
Kekesalan papa Liam,
37
Kesedihan di hari ulang tahun
38
Sikap alula yang berbeda.
39
kepulangan mama Amel dan papa liam
40
introgasi kenzo
41
sampai di kota tujuan
42
Siapa gadis kecil itu
43
memikirkan tentang gadis kecil
44
kegelisahan kenzo
45
kembali bertemu
46
kekhawatiran alina
47
Bertemu kembali
48
kedekatan Kenzo dengan alula
49
Kenzo disuruh pulang
50
Kecemasan mama Amel
51
Iyan memikirkan sosok Alina
52
Iyan memikirkan sosok Alina
53
Iyan memikirkan sosok Alina
54
Bertemu
55
Hanya saling tatap
56
MENJENGUK MIRA
57
Kepulangan mira
58
Kembali pulang,
59
Pembicaraan antara anak dan ibu
60
Alina masuk rumah sakit,
61
Alina yang mulai siuman,
62
kedatang mama amel
63
Penyesalan tiada arti
64
kerinduan yang tidak bertepi
65
Ingin segera kembali.
66
Bertemu untuk pertama kali
67
Kenzo yang kekeh ingin ada di samping Alina
68
Memeluk untuk pertama kalinya
69
Bersama anak yang ia tidak pernah tahu
70
Kebersamaan di ruang rawat
71
kepulangan alina
72
Satu bulan berlalu
73
mengutarakan niat.
74
berbicara kepada alula
75
keberangkatan kenzo
76
tiba di Kota dengan selamat
77
kegalauan kenzo
78
alula marah kepada papanya
79
bujukan kenzo
80
Kebersamaan
81
Rasa kenzo
82
kebersamaan.dengan papa liam
83
satu bulan sudah
84
pertimbangan
85
Datang melamar
86
Kembali ke rumah singgah,
87
Satu Minggu berlalu
88
Rumah yang terasa hampa
89
Perkenalan keluarga kepada alula
90
Perkenalan di rumah besar
91
Kerinduan yang mendalam
92
Hati menuju bahagia
93
Alina kembali ke kota
94
perkenalan di keluarga besar
95
memperkenalkan ke pada keluarga
96
mengutarakan niat
97
mempertemukan ibu Alina
98
pertemuan antara ibu dan anak
99
hari menuju bahagia
100
salah paham menuju end
101
end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!