bukan aku pelakunya...

Alina mengikuti Kenzo yang membawa Andin dari belakang.hatinya tak tenang dan bayangan Andin yang memohon selalu berada di pelupuk matanya.Air mata jatuh menetes saat ia melihat Andin terkapar, dan ia mengutuki kebodohannya.

"Dokter tolong selamatkan nyawa Andin dok." dengan cemas Kenzo membokong tubuh Andin yang tak berdaya.

"Suster tolong siapkan brangkar!" dokter menginterupsi.

Suster tergopoh-gopoh membawa brangkar, dan Kenzo meletakan Andin dengan pelan.

"Dokter tolong selamatkan dia."

"Bapak tunggu diluar kami akan segera menanganinya," ucap salah satu dokter.

Brangkar dibawa keruangan UGD, setelah itu Andin di bawa keruang operasi karena akan melakukan operasi kepada luka tusukan, Kenzo beserta Alina hanya menunggu dengan cemas. Kenzo yang menatap Alina nyalang.

"Jika terjadi sesuatu kepadanya, kamu akan mendapatkan hukuman yang setimpal.." dengan kata penekanan.

Alina hanya diam membisu, otaknya seakan buntu, dengan kejadian itu ia hanya bisa memandang pintu operasi yang tertutup!

"Apa yang sudah aku lakukan, maafkan aku Andin, aku juga gak mau kamu nolongin aku, biarkan saja aku yang ada disana.Jika boleh aku akan menggantikan kamu disana." batin Alina dengan harap-harap cemas!

Lama menunggu, kenzo yang panik sudah menghubungi orang tua Andin dan mereka dalam perjalanan kemari, dokter tergopoh-gopoh keluar untuk mencari donor darah, karena di rumah sakit ini habis, suster menatap Kenzo dan juga Alina.

"Ada apa sus,"

"Pak mohon maaf, pasien membutuhkan transfusi darah, dan stok darah di rumah sakit ini sedang tidak ada golongan darah O negatif, apa diantara kalian ada darah yang sama."

Kenzo hanya bingung, sedangakan golongan darah ia tak sama.

"Saya dok, golongan saya sama dengan pasien,"

"Jangan kamu campurkan darah pembunuh di tubuh kekasihku."

Deg

ucapan Kenzo menusuk relung hatinya

"Tapi maaf bapak, kita tidak punya waktu."

"Jangan dokter, sebentar lagi keluarganya datang."tahan Kenzo

"Maaf pak, ini harus dilakukan secepatnya."

"Baiklah sus."

Ahirnya Alina mengikuti suster tadi, saat sedang menunggu, keluarga Andin datang, dan ia langsung menuju ruang operasi dimana putrinya dibawa.

"Nak Ken , gimana keadaan Andin nak. Dan kenapa bisa ia tertusuk!" tanya mama Andin.

Kenzo sewaktu tadi menelfon keluarga Andin, bahwa putrinya tertusuk!

"Maaf, tante aku gak tau kejadiannya, saat aku tiba Andin sudah tak sadarkan diri."

"Siapa yang bersamanya nak."

"Alina?"

"Entahlah tante, saat aku tiba ditangan Alina memegang pisau."

"Aku gak mau tau pa, kamu harus urus tuntas kasus ini, aku gak mau pelaku berkeliaran."

Mama Andin tersedu-sedu, melihat putrinya yang masih di dalam sedang berjuang.

Alina yang sudah keluar dengan wajah pucat nya, kembali ke tempat semula.?

"Om.. Tante..!!" Alina menyapa orang tua Andin.

Plak

Suara menggema, diruang tunggu, Alina memegangi pipinya yang terasa panas.

"Puas kamu, pembunuh, lihat anak saya sekarang sedang berjuang antara hidup dan mati, apa yang sudah kamu lakukan, jika kamu tak suka kepada putri ku bilang.!" ucap mama Andin yang menggebu-gebu.

Alina hanya tertunduk lesu, Bahkan Kenzo hanya diam saja, saat orang tua Andin menghakiminya.

"Maaf Tante, bukan saya yang melakukan itu!" derai air mata Alina berjatuhan.

"Gak usah membela diri sebentar lagi kamu polisi akan datang!" sewaktu orang tua Andin di perjalanan sudah menghubungi kantor polisi.

"Tolong Tante jangan penjarakan saya, saya tak tau siapa yang sudah melakukan itu kepada Andin, waktunya begitu singkat!" pembelaan Alina.

"Omong kosong, terus, kata Kenzo kamu memegang pisau itu, kan, jangan mengkambing hitamkan. Orang yang tak salah."

"Tapi benar Tante bukan Saya om. Mas Ken juga tau kan." Alina menatap orang tua Andin, dan beralih ke Kenzo.

Sedih dan hancur hati Alina, saat Kenzo memalingkan wajahnya. Kenzo hanya diam saja saat orang tua Andin menuduhnya.

Tak lama seorang polisi datang dan ia memenuhi panggilan dari orang tua Andin.

"Selamat malam pak," ucap salah satu polisi"

"Selamat malam,"

"Kami memenuhi perintah bapak untuk menangkap saudari alina bahwa ia terlibat pembunuhan."

"Om, Tante maksutnya apa." Alina memandang orang tua Andin.

"Maaf Alina, dengan berat hati kamu saya laporkan atas kasur pembunuhan yang kamu lakukan kepada putri ku."

"Saya sudah katakan kepada om, dan Tante, bahwa kami di begal, dan salah satu Ada yang ingin melukai aku, dan Andin mau menyelamatkan aku!!"

"Silahkan di bawa pak. kamu bisa membela diri kamu di kantor polisi."

"Tante saya mohon jangan penjarakan saya, saya gak salah Tante?"

"Pak tolong bawa dia pergi."

Salah satu polisi memborgol tangan Alina, dan memeganginya untuk ia bawa ke kantor polisi.

"Tante tolong jangan lakukan itu Tante, Mas Ken. Tolong Alina mas." dengan berontak dan teriak Alina dibawa paksa oleh 2 polisi tadi.

"Mas Ken. Aku gak salah mas . Aku mohon tolong aku." dengan derai air mata Alina memohon kepada Kenzo.

Kenzo hanya menatap dingin kepada Alina Tampa berucap sekalipun.

"Mas Ken."

hingga suara Alina hilang dari hadapannya. orang tua Andin sudah tak sanggup dengan yang menimpa putrinya. Lama menunggu akhirnya pintu ruang operasi terbuka, dan seorang dokter keluar.

Bagaimana keadaan putri saya dok!" papa Andin mencecar dokter.

"Maaf, saya akan sampaikan kabar buruk, sekarang putri bapak kritis, jika putri bapak bisa melewati masa kritisnya, dengan cepat, itu hanya keajaiban, Bantu doanya Agar kondisi pasien segera normal, saya akan memindahkan di ruang rawat NICU, Untuk memantau perkembangannya." dengan lesu dokter menjelaskan.

"Apa dok kritis.." mama Andin langsung jatuh pinsan. Dan tepat di hadapan papa Andin, papa Andin segera membokong istrinya dan ia dudukkan.

"Ma, bangun ma. Ma." papa Andin menepuk pipi istrinya.

"Om, biar Tante, om istirahatkan.Aku yang akan menjaga Andin disini."

"Baiklah nak..titip Andin ya."

a

Ahirnya papa Andin membawa istrinya ruang rawat, Kenzo yang menunggu disana hanya dengan cemas sam berdoa dalam hati,

"Aku janji Andin. Jika Alina pelakunya aku akan menghukum seberat-beratnya! Jangankan menatap dunia saja ia Tak akan mau." geram Kenzo.

Sedangkan alina didalam mobil masih mengoceh,bahwa bukan ia yang membunuh sahabatnya.

"Pak,, bukan saya yang melakukan nya. Saya mohon pak jangan tangkap saya.!!"

"Bisa diam kamu, jelaskan di kantor, walaupun kamu membela diri pun jika, barang bukti ada di tangan kamu, kamu tidak bisa mengelak!" papar polisi wanita tadi.

Alina yang capek, setelah banyak bicara, ahirnya hanya diam,dengan air mata terus membasahi pipi cantiknya.

"Apa yang sudah aku lakukan.kenapa aku menurut untuk mencabut, pisau itu, jika buka karena dia yang meminta aku Tak akan ditahan!" batin Alina yang mengutuki kebodohannya..

Mobil membawa Alina sampai di halaman kantor polisi. Ia di gelandang dengan paksa oleh polisi wanita tadi, Dan duduk di depan sesama angkatannya.

"Ada apa!" tanya teman yang sudah dihadapan Alina.

"Cecar dia dengan kasus pembunuhan berencana, jika dia mengelak siksa dia hingga ia mengaku.."

"Baik, siap laksanakan."

Hati Alina ketar-ketir, ia takut dengan ancaman dua polisi tadi. Apa ini takdir yang ia harus jalani?

Episodes
1 bab 1 malam panjang malam penjebakan
2 Bertemu Vira dan tuduhan Kenzo
3 bertemu rival
4 kecemasan Kenzo dan kesakitan alina
5 berkunjung ke panti
6 Vira merencanakan sesuatu
7 Foto yang tersebar
8 Alina tak berkutik
9 bukan aku pelakunya...
10 tidur di balik jeruji besi
11 penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya
12 kejutan yang tak terduga
13 kabar kehamilan
14 semakin melupakan semakin cinta
15 kebenaran tentang orang tuanya..
16 kekesalan opa lana
17 surat dari pengadilan
18 mama Amel tahu
19 permintaan maaf
20 kecurigaan mama amel
21 keanehan kenzo
22 Iyan frustasi
23 Kekesalan iyan
24 Memeluk untuk yang terakhir kalinya
25 Hari kebebasan
26 Rumah baru
27 6 tahun kemudian
28 Keinginan alula
29 Kedatangan mama Amel
30 Bertemu cucu
31 Kebersamaan
32 Papa Liam hanya melongo saat cucunya melakukan kwaajiban
33 kekhawatiran alina
34 kegalauan kenzo
35 Tuduhan kenzo
36 Kekesalan papa Liam,
37 Kesedihan di hari ulang tahun
38 Sikap alula yang berbeda.
39 kepulangan mama Amel dan papa liam
40 introgasi kenzo
41 sampai di kota tujuan
42 Siapa gadis kecil itu
43 memikirkan tentang gadis kecil
44 kegelisahan kenzo
45 kembali bertemu
46 kekhawatiran alina
47 Bertemu kembali
48 kedekatan Kenzo dengan alula
49 Kenzo disuruh pulang
50 Kecemasan mama Amel
51 Iyan memikirkan sosok Alina
52 Iyan memikirkan sosok Alina
53 Iyan memikirkan sosok Alina
54 Bertemu
55 Hanya saling tatap
56 MENJENGUK MIRA
57 Kepulangan mira
58 Kembali pulang,
59 Pembicaraan antara anak dan ibu
60 Alina masuk rumah sakit,
61 Alina yang mulai siuman,
62 kedatang mama amel
63 Penyesalan tiada arti
64 kerinduan yang tidak bertepi
65 Ingin segera kembali.
66 Bertemu untuk pertama kali
67 Kenzo yang kekeh ingin ada di samping Alina
68 Memeluk untuk pertama kalinya
69 Bersama anak yang ia tidak pernah tahu
70 Kebersamaan di ruang rawat
71 kepulangan alina
72 Satu bulan berlalu
73 mengutarakan niat.
74 berbicara kepada alula
75 keberangkatan kenzo
76 tiba di Kota dengan selamat
77 kegalauan kenzo
78 alula marah kepada papanya
79 bujukan kenzo
80 Kebersamaan
81 Rasa kenzo
82 kebersamaan.dengan papa liam
83 satu bulan sudah
84 pertimbangan
85 Datang melamar
86 Kembali ke rumah singgah,
87 Satu Minggu berlalu
88 Rumah yang terasa hampa
89 Perkenalan keluarga kepada alula
90 Perkenalan di rumah besar
91 Kerinduan yang mendalam
92 Hati menuju bahagia
93 Alina kembali ke kota
94 perkenalan di keluarga besar
95 memperkenalkan ke pada keluarga
96 mengutarakan niat
97 mempertemukan ibu Alina
98 pertemuan antara ibu dan anak
99 hari menuju bahagia
100 salah paham menuju end
101 end
Episodes

Updated 101 Episodes

1
bab 1 malam panjang malam penjebakan
2
Bertemu Vira dan tuduhan Kenzo
3
bertemu rival
4
kecemasan Kenzo dan kesakitan alina
5
berkunjung ke panti
6
Vira merencanakan sesuatu
7
Foto yang tersebar
8
Alina tak berkutik
9
bukan aku pelakunya...
10
tidur di balik jeruji besi
11
penyesalan Kenzo, atas kematian kekasihnya
12
kejutan yang tak terduga
13
kabar kehamilan
14
semakin melupakan semakin cinta
15
kebenaran tentang orang tuanya..
16
kekesalan opa lana
17
surat dari pengadilan
18
mama Amel tahu
19
permintaan maaf
20
kecurigaan mama amel
21
keanehan kenzo
22
Iyan frustasi
23
Kekesalan iyan
24
Memeluk untuk yang terakhir kalinya
25
Hari kebebasan
26
Rumah baru
27
6 tahun kemudian
28
Keinginan alula
29
Kedatangan mama Amel
30
Bertemu cucu
31
Kebersamaan
32
Papa Liam hanya melongo saat cucunya melakukan kwaajiban
33
kekhawatiran alina
34
kegalauan kenzo
35
Tuduhan kenzo
36
Kekesalan papa Liam,
37
Kesedihan di hari ulang tahun
38
Sikap alula yang berbeda.
39
kepulangan mama Amel dan papa liam
40
introgasi kenzo
41
sampai di kota tujuan
42
Siapa gadis kecil itu
43
memikirkan tentang gadis kecil
44
kegelisahan kenzo
45
kembali bertemu
46
kekhawatiran alina
47
Bertemu kembali
48
kedekatan Kenzo dengan alula
49
Kenzo disuruh pulang
50
Kecemasan mama Amel
51
Iyan memikirkan sosok Alina
52
Iyan memikirkan sosok Alina
53
Iyan memikirkan sosok Alina
54
Bertemu
55
Hanya saling tatap
56
MENJENGUK MIRA
57
Kepulangan mira
58
Kembali pulang,
59
Pembicaraan antara anak dan ibu
60
Alina masuk rumah sakit,
61
Alina yang mulai siuman,
62
kedatang mama amel
63
Penyesalan tiada arti
64
kerinduan yang tidak bertepi
65
Ingin segera kembali.
66
Bertemu untuk pertama kali
67
Kenzo yang kekeh ingin ada di samping Alina
68
Memeluk untuk pertama kalinya
69
Bersama anak yang ia tidak pernah tahu
70
Kebersamaan di ruang rawat
71
kepulangan alina
72
Satu bulan berlalu
73
mengutarakan niat.
74
berbicara kepada alula
75
keberangkatan kenzo
76
tiba di Kota dengan selamat
77
kegalauan kenzo
78
alula marah kepada papanya
79
bujukan kenzo
80
Kebersamaan
81
Rasa kenzo
82
kebersamaan.dengan papa liam
83
satu bulan sudah
84
pertimbangan
85
Datang melamar
86
Kembali ke rumah singgah,
87
Satu Minggu berlalu
88
Rumah yang terasa hampa
89
Perkenalan keluarga kepada alula
90
Perkenalan di rumah besar
91
Kerinduan yang mendalam
92
Hati menuju bahagia
93
Alina kembali ke kota
94
perkenalan di keluarga besar
95
memperkenalkan ke pada keluarga
96
mengutarakan niat
97
mempertemukan ibu Alina
98
pertemuan antara ibu dan anak
99
hari menuju bahagia
100
salah paham menuju end
101
end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!