Alina memandang wajah seorang petugas kantor polisi, hatinya berdenyut nyeri saat ini, apa yang akan ia lakukan kedepannya, pembelaan yang ia lakukan tak membuahkan hasil, hanya lelehan air mata yang mewakili.
"Sekarang bukti sudah ada, apa kamu masih mengelak." tanya salah satu petugas yang memandang Alexa dengan wajah datarnya.
Alina hanya diam membisu sejak tadi polisi wanita di depannya mencecarnya, jawaban tetap satu yaitu saya tidak bersalah.
Polisi wanita itu membawa Alina ketempat dimana ia akan disiksa demi sebuah pengakuan, pembunuhan yang ia tidak lakukan. Alina di gelandang menuju tempat eksekusi dimana Alina akan di cecar banyak pertanyaan dan seorang sipir tadi tak tinggal diam dengan menyiksa Alina, dengan sangat kejam untuk mengakui semua perbuatannya.
ahirnya sang sipir menyerah saat tak mendapat jawaban yang memuaskan dan memasukan Alina kedalam penjara wanita dimana sudah ada orang-orang yang sama.
"Saya gak mau masuk penjara itu Bu, saya mohon saya bukan pelakunya." Alina memberontak.
"Diam kamu, Sudah patuhi semua peraturannya."
Alina masuk dengan derai air mata, kejadian tadi membuat Alina merasakan tidur didalam penjara,
hiks
hiks
"Berisik jangan menangis kamu!" salah satu penghuni"
"Maaf..." hanya itu yang Alina ucapakan.
Semua hancur berantakan, angan-angan ingin hidup lebih baik, muka Alina lebam, karena tamparan yang di layangkan kepadanya dengan bertubi-tubi.
"Kamu kenapa!" tanya salah satu penghuni lapas.
"Maaf, mungkin suaraku menganggu mbak tidur."
"Tidak apa, kenalkan aku Mira, kamu siapa." tanya salah satu dari mereka.
"Aku Alina mbak."
"Kenapa kamu bisa ada disini,Kayaknya kamu masih muda."
"Kalo dia ada disini berarti dia melakukan kejahatan bego.." ucap salah satu teman yang wajahnya menyeramkan?
Alina hanya menunduk, ia takut mereka akan menyakitinya..
"Jangan takut, walaupun mukanya garang, aslinya dia baik kok??" ucap mbak Mira kepadaku,
Alina hanya mengangguk! Tampa mau menjawab,
"Kita sama Alina, aku dengar dari sipir tadi kamu kena kasus pembunuhan, sama bedanya sama aku, aku melakukan itu secara sadar, aku membunuhnya dengan tanganku sendiri.
eh maaf jadi curhat!" dengan nyengir kuda.
"Ucapan nyeleneh mbak Mira membuat aku semakin yakin masih banyak orang yang sama seperti aku,bahkan mereka tak seberuntung aku." batinku.
"Tidurlah Alina, siapkan mental untuk hari-hari kedepanya!" ucap Mira.
Aku menganggukkan kepala. aku bersandar dinding dengan beralaskan tikar tipis, dan menyenderkan tubuhku! Aku merenung memikirkan nasibku kedepanya, jika memang tuduhan itu mengarah kepadaku.. Ku helah nafas panjang untuk mengurangi sesak di dada ini yang semakin menghimpit.
Jika boleh di ulang aku tak ingin nasib ini menjadi seperti ini, demi seorang Kenzo aku rela merendahkan harga diriku, demi ambisiku aku tertuduh atas pembunuhan sahabatku. aku hancur mungkin kedepanya untuk menatap udara bebas, aku akan di dihantui rasa bersalah seumur hidupku.
Lama aku merenung hingga aku lupa kapan aku tertidur pulas dengan bantalan tangan dan dinginnya lantai.
Kenzo tak habis pikir, dengan kejadian yang menimpa kekasihnya!! Ia menunggu kekasihnya hingga pagi menjelang,
"Nak Ken gak pulang nak, kamu sudah menunggu Andin sampai pagi, jangan lupa kondisimu juga perhatikan." mama Andin menegur Kenzo.
"Tapi Tante,"
"Biar Andin kami yang menunggu nak. Kamu juga punya pekerjaan!"
"Baiklah Tante, saya pamit assalamualaikum?"
Kenzo berjalan gontai menuju mobilnya, ia memikirkan apa yang menimpa kekasihnya.
"Tega kamu Alina, Demi ambisimu mendapatkan aku kamu tega membunuh sahabatmu. orang yang selalu ada untukmu." batin Kenzo, dan memukul setir mobil.
Mobil berjalan membelah jalanan yang sudah di padat, 15 menit kemudian ia sampai di kantornya. Ia memarkirkan mobilnya dan masuk kedalam kantor,walaupun bajunya lusuh dan banyak bekas darah, ia segera masuk kedalam kamar pribadinya yang ada di kantor, Ia segera Menganti semua pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi! setelah selesai ia kembali keruangannya, dan sudah ada asisten Kenzo yang menunggunya..
"Maaf tuan, ada berkas yang harus anda tangani." Iyan memberikan Map Yang dan ditangannya.
"Duduk yan, ada yang aku mau omongin sama kamu. " Kenzo duduk di depan Iyan dan disusul iyan duduk berhadapan.
"Tentang apa tuan."
"Tolong selidiki kasus Andin, Aku mau secepatnya!!"
"Maaf tuan, apa tak sebaiknya kasus ini di serahkan ke polisi,"
"Aku hanya ingin menyelidiki semuanya dengan detail, apakah benar Alina terlibat."
"Maksut tuan apa,Nona alina terlibat,"
"Ya Yan saat Andin terkapar Alina sedang memegang pisau itu."
"Apa tuan yakin."
"Sangat."
"Kenapa saya ragu tuan."
"Kamu jangan menggurui ku, karena aku yang lebih tau." suara lantang Kenzo.
"Baik tuan, saya kembali ke tempat saya, permisi!"
"Ya,"
Kenzo menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, Ia menerawang jauh, saat dimana ia dan Andin bertemu, wanita lembut, dan berkelas seperti Andin yang ia cari, bukan seperti Alina cewek bar-bar, dan juga attitude nya kurang, setiap ia mendekati Andin, selalu saja Alina ada disana Bahkan ia muak dengan Alina!! Yang selalu menempel?
Alina bangun dengan badan sakit semua. Ia merasa kepalanya sedikit pusing dan matanya sedikit bengkak, karena semalam ia menangis..
alina berbincang-bincang dengan mbak Mira dan juga rekanya yang lain, Alina bisa beradaptasi dengan baik,
"Alina. kamu ada yang ingin bertemu denganmu."
"Siapa Bu,"
"Saya tidak tau, temui dia siapa tau itu adalah pengacara kamu?"
"Baik Bu, siapa yang mau mengunjungi ku sedangakan sanak saudara aku gak punya bahkan orang tua ku juga tak akan perduli denganku." batinku.
Alina mengikuti sipir tadi, dan menemui siapa gerangan yang ingin bertemu denganya. Ia duduk membelakangi ku
15 menit waktu kunjungan kamu.
"Baik Bu." Alina mengangguk dan berlahan berjalan kedepan orang yang ingin bertemu denganya.
"Raihan!" Alina tak menyangka Raihan bisa tau ia ada di dalam penjara, bukanya kasus ini belum menyebar.
"Ya Alina... maaf aku baru datang, kenapa kamu bisa masuk penjara Alina!" berondong pertanyaan Raihan.
"Maaf Raihan, bukan urusanmu juga kan!" jawabnya ketus.
"Urusanku Alina, kamu kan tau aku temanmu,, teman kita berada di panti jadi aku bukan orang lain."
"Sudahkah Raihan, kamu tahu dari mana aku ada disini._
"Aku tahu dari seseorang yang memberi kabar tentang kamu."
"Siapa."
"No tak dikenal"
"Sekarang pulanglah raihan. Aku mau kembali ke tempat ku." ucapku mengusirnya, karena aku tak ingin di kasihani.
"Beri aku waktu Alina aku akan. mengeluarkan mu dari sini."
"Dengan cara apa Raihan, semua terbukti bahwa aku pembunuhnya."
Ya Raihan sudah tau dari no tak dikenal
"Sudahkah Han, lebih baik aku ada disini, karena ini adalah hukuman untukku."
"Gak kamu gak bersalah Alina, aku tau sifat kamu, kamu gak akan membunuh Sahabat kamu."
"Buktinya sudah jelas Raihan,, aku pembunuhnya." Alina penuh penekanan.
"Akan aku usahakan untuk mengeluarkan kamu dari sini aku janji."
"Waktunya sudah habis Alina mari kembali." seorang sipir tadi membawa Alina kembali ke tempatnya.
Raihan hanya mematung saat orang yang ia cintai dalam dia, harus mendekam di penjara atas kasus yang belum ia lakukan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments