Hallo semuanya...
Happy Reading....
Big love 💜💜💜
Semoga kalian terhibur dengan cerita ku....
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Akan ku siksa dia walau Aku dikeluarkan dari sekolah sekali pun!gerutu guru pengawas murid yang geram sambil berjalan menuju pintu keluar dan terlihat Rehan sedang berjalan lewat...
Tap. tap. tap. tap.
"Hei..!" teriak pengawas murid.
Sepertinya Rehan tersentak mendengar teriakan dari dalam ruang praktek dan berhenti melangkah.
"Kau tahu siapa yang membuat keributan disini?"
"Ah ... iya, tahu"
"Siapa?"
Adriano berlari mengejar dari arah belakang pengawas murid "Aduh... jangan." suara Adriano dari dalam hati.
Tapi yang keluar di mulut "Pa-pak!!ini saya yang tidak sengaja!" teriak Adriano.
Sepertinya pengawas murid tidak mendengarkan ucapan adriano, lebih fokus terhadap Rehan yang di depannya.
Sambil tersenyum Rehan berkata
"Sebenarnya Saya yang melakukannya Pak, maaf."
melihat Adriano yang panik terbesit pertanyaan di kepala Rehan.
"Hah... kenapa? siapa? apa teman-nya Yovandra." suara hati Adriano mendengar jawaban Rehan.
"Oh... Rehan kenapa Kau..." pengawas murid tak bisa berkata-kata lagi ia menggaruk belakang kepalanya bingung.
"Haha... hari ini, kan inspeksi sekolah tapi tidak ada alat pemadam di ruang praktek, karena itu Saya bermaksud meletakkan satu buah tapi saya malah tidak sengaja."
Rehan melirik Adriano yang tepat berada di belakang pengawas murid.
"Siapa Dia sampai pengawas murid menurut seperti itu" suara hati Adriano yang melihat Rehan dan pengawas murid berbicara.
"Ah... begitu." jawab pengawas murid sambil tersenyum ramah.
Rehan lalu tersenyum ramah kepada Adriano, sedangkan Adriano terdiam melongo kepalanya dipenuhi tanda tanya.
"Baiklah. disini biar saya yang membereskan Bapak tak usah khawatir dan silakan bekerja saja ..." kata Rehan sambil mendorong pengawas murid agar supaya cepat pergi.
"Cepat Pak cepat..." bisiknya.
"Bapak pasti sibuk hari ini, kan inspeksi sekolah ... "
"Oh... Iya Kau gak papa." jawabnya dengan heran, seperti yang di duga pengawas murid tetap saja ingat tujuanya mendatangi Adriano.
"Oh ya Pak Adriano, ikut Aku ada banyak yang harus di kerjakan." ajaknya yang menoleh kepada Adriano yang berdiam diri sedari tadi mengamati mereka berdua berbicara.
Rehan yang berdiri di belakang pengawas murid memasang wajah ramahnya "Selamat bekerja." salam Rehan sambil menundukkan sedikit kepalanya.
Adriano yang berjalan mengikuti pengawas murid menoleh ke arah Rehan bingung, bingung dengan sikap Rehan barusan.
***
Jendela ruang kelas,
Di dalam ada dua orang yang sedang belajar di tengah ramainya para murid lain.
"Kau menyerah saja belajarnya." kata Ridho melihat Yovandra kesulitan dalam belajar.
"Aku sendiri memang tidak bisa bilang tidak bodoh, tapi sepertinya kau memang bodoh." keluh Ridho mengkritik Yovandra lagi .
Yovandra hanya terdiam merenung mendengar kritikkan pedas dari Ridho.
"Kau beneran nggak ngerti! pengertian pitagoras kan pelajaran SMP!"
Waa... waa... waa...
Suara murid lain yang bising di dalam ruang kelas.
"Iya sih, Aku agak ingat, tapi kalau lihat di soal seperti baru pertama kali lihat." jawab Yovandra.
Ridho diam terpaku mendengarkan jawaban Yovandra.
"Kenapa Kau ingin belajar sih?" tanya Ridho mendadak membuat Yovandra tersentak mendengarnya.
"Aku lihat sepertinya kau bukan cuma latihan satu-dua hari saja, jujur kalau dengan kemampuan fisik seukuranmu, apa nggak lebih baik jadi atlet olah raga saja." seru Ridho yang melihat Yovandra kesulitan dalam belajar.
"Aku nggak tertarik di bidang itu. ada yang bilang 'mental kuat melekat pada fisik yang kuat' dan aku coba satu-dua hari jadi begitu... ada juga yang bilang 'untuk belajar stamina itu penting.'' jawabnya dengan wajah menciut.
"Apa nggak berlebihan." suara hati Ridho yang heran dengan jawaban Yovandra.
"Kau sepertinya cukup pintar kenapa masuk sekolah ini?" tanya Yovandra balik.
Ridho tersenyum namun diam sejenak "Aku... ingin bisa belajar tentang mesin, meski aku tidak punya motor tapi bagiku sekolah disini adalah suatu kebanggaan tersendiri untukku."
"Eh... suatu kebanggaan..." jawab Yovandra kaget.
Saat Ridho menjelaskan panjang lebar kali luas tiba-tiba datang sebuah kursi yang melayang ke arah Yovandra.
Syut...
"Banyak lagak!" teriak Homin.
Brakh...
"Akh!" jerit Yovandra namun tak mengeluarkan suara.
Kursi itu tepat mengenai kepala Yovandra dan buku yang ia gunakan untuk belajar terjatuh ke lantai.
"Hoi. semua pergi kecuali si bang*at ini!" teraik Homin memperingati semua murid yang ada di ruangan.
Brukh.....
Suara Yovandra terjatuh jongkok di lantai.
Brak.....
Homin menendang meja Yovandra.
"Yovandra!" teriak Ridho melihat Yovandra jatuh berjongkok di lantai.
Kretek....
Rahang Homin sudah mengeras saat ini dia benar-benar marah "Kita di siplinkan anak kelas 1 hari ini." soraknya.
"Reza, kalah ya, jangan bacot! Aku kalah oleh baj*ngan ini! Aku Homin kalah... heh" ingatan tentang Reza membuat Homin yang tak terima dirinya kalah saat melawan Yovandra dan sekarang mengamuk.
"Ukh, cuuurr....
Yovandra memegang kepalanya yang terkena lemparan kursi, sampai mengeluarkan banyak darah dan Yovan berusaha bangun berdiri.
"Apa ini Kau belajar! niat juga Kau rupanya bocah gila! kertas beginian di tempat ini nggak ada gunanya selain buat di bakar." gerutu Homin sambil tersenyum jahat dan...
Sruk...
Csss.....
Homin membakar buku rangkuman milik Ridho, yang digunakan untuk belajar bersama Yovandra.
Yovandra yang melihat itu sangat marah, sampai tak menghiraukan rasa sakit di kepalanya.
Blar... blar...
Buku rangkuman milik Ridho hampir hangus terbakar.
"Untuk di bakar..." kata Yovandra kesal.
Blar... blar....
Nyala api di buku juga asapnya memenuhi ruang kelas.
"Kau bahkan tidak tahu nilai buku itu!" protes Yovandra kepada Homin.
"Sudah bagus Aku masih menggunakan kertas nggak berguna itu sebagai bahan bakar, pprrk ... bahan bakar selanjutnya adalah Kau bren*sek!" teriak Homin dengan senyum liciknya.
Yovandra benar-benar mulai geram dan sedikit kesal, "Kalau Kau segitunya ingin berkelahi akan Aku turuti jangan menyesal." tukas Yovandra geram.
*****
Di tempat lain.
Adriano sedang membersihkan tong sampah bersama pengawas murid.
'Apa ini... tong sampah asbak nya ada di seluruh bagian sekolah.''
"Ukh... bau... sampai mana mereka membiarkan anak-anak begitu saja." suara hati Adriano.
Pak kepsek dan Inspektur sekolah dinas pendidikan kota A, Robby wijaya, sedang berbincang-bincang sambil berjalan membicarakan tentang keadaan sekolah, saat melewati bagian pembuangan sampah tidak sengaja melihat Adriano yang membersihkan sampah putung rokok.
Tap... tap... tap...
Dengan wajah penasaran Inspektur sekolah pun berjalan mendekati Adriano di pembuangan sampah.
Adriano yang menyadari ada suara orang sedang berbincang-bincang itu, segera bergegas membersihkan.
"Oh... astaga" gumam Adriano lalu menundukkan sedikit kepalanya memberi salam.
Inspektur terdiam tak merespon salam Adriano malah balik bertanya
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Adriano yang mendengar pertanyaan inspektur sekolah itu terperanjat melongo.
Namun tetap sopan menjawab pertanyaan inspektur tersebut "Tidak mungkin Pak, karena saya guru yang baru masuk kali ini."
"Hmm, begitu ya... kamu terlihat familiar, apa mungkin sebelum ini..."
belum selesai inspektur sekolah bertanya pada Adriano, Pak kepsek sudah menyela lebih dulu mengajaknya pergi berpindah ke tempat lain.
****BERSAMBUNG****
Next Kita lanjutkan cerita Yovandra nanti ya.
**************
Kalau suka tinggalkan komentar ya...
Jangan lupa share.
Semoga kalian terhibur .
Terima kasih....
Big love Seira Agatha 💜💜💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Anita Jenius
5 like + 1 /Rose/ mendarat buatmu thor.
2024-04-28
1
Pie Yana
nnti q lanjut memyimak lg thor
2024-04-01
0
Pie Yana
wkwkwk komentar yg sngt jujur sekali
2024-04-01
0