Hallo semuanya....
Happy Reading...
Jika menikah semudah itu pasti enak ya.
Seperti cerita satu ini😄
tapi sayang, semua cerita disini hanyalah sebuah imajinasi saja.
Big love buat kalian semua 💜
💜💜💜💜💜💜💜
*******************
"Bahkan bocah bajingan itu belum datang, ini sudah hampir jam 4, dan sebentar lagi pak penghulu datang ijab kabul akan dimulai," seru Alreno.
"Aku tidak percaya bocah preman seperti dia mempunyai keluarga islami seperti mereka," ungkapnya tidak percaya melihat Sonya mama Yovandra yang berhijab Syar'i begitu juga Regar papa Yovandra yang berwibawa dan menekan.
Apa lagi Adriano kakak Yovan yang berwajah kalem dan ramah, benar-benar berbeda dengan Yovandra.
"Pasti, itu orang bayarannya si bocah berandalan itu," tambah Hyuga yang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Hah!"
Bu dhe dan yang lainya hanya menghela nafas kasar sudah lelah dengan Hyuga dan Alreno yang berpandangan buruk terhadap Yovandra.
"Memangnya, seperti apa rupa dan bentuk calon suami Yona Ma? Kenapa? Kak Alreno dan kak Hyuga mengumpat terus dari tadi, bahkan dia bilang bocah berandalan," tanya Renata yang tidak tahu apa-apa. sebab dia pergi dihari tragedi itu.
"Tidak usah dengarkan mereka berdua, nanti juga kamu lihat sendiri," jawab Bu Fatimah
"Hah, ya, lah ya, lah," jawab Renata nurut.
Brrrrrrmm...
Brrrmmm...
Brrrmmm...
Suara motor yovandra berhenti di depan rumah makan. Masih duduk di atas motornya Yovandra menelepon Adriano kakaknya.
'Halo, Yovandra."
"Bawa baju pernikahanku ke sini, kak," pintanya yang menelepon kakaknya dari luar.
"Maaf, sepertinya Yovandra sudah datang, saya bantu Yovandra berganti baju dulu, sebab Yovandra masih mengenakan seragam sekolahnya, toiletnya di mana ya?" kata Adriano menjelaskan.
"Di toilet luar saja, disamping rumah makan," celetuk Alreno.
"Iya, belum 'sah' ga boleh masuk rumah dulu," tambah Hyuga.
Pak dhe dan Bu dhe beserta Pak dhe Hyuga hanya menggeleng heran.
"Terimakasih," jawab Adriano dan Sonya.
Deg.....
"Mereka begitu baik dan ramah, apa benar mereka orang tua Yovandra," suara hati Yona.
Adriano pun berjalan keluar menemui Yovandra yang masih duduk di atas motornya.
"Yovandra, apa yang terjadi kenapa keadan kamu begini?" tanya Adriano khawatir melihat keadaan Yovandra yang lusuh seperti habis terjatuh.
"Jatuh, pas perjalanan ke sini, mana bajunya! Sudah tidak ada waktu lagi," jawab Yovandra singkat.
Lalu mengambil tas yang berisi baju dan membawanya ke toilet samping rumah makan.
"Kamu sudah tahu toiletnya dimana?"
"Iya."
"Aku bantu."
"ya."
Yovandra sudah memakai celana panjangnya namun ada luka di badan dan lengannya yang masih mengeluarkan darah akibat ditabrak saat perjalanan tadi, membuka pintu toilet pelan dan memanggil kakaknya.
"Tolong balut kan lukaku kak..." lirihnya pelan.
"Astaga,Yovandra ... "
"Ga, usah nangis ... Kakak, kan laki-laki," masih bisa mengejek kakaknya yang khawatir.
"Jaga bicaramu, dan diam lah, untuk apa aku menangisi anak bandel sepertimu!" gerutu Adriano sambil membalut luka Yovandra.
''Sempat-sempatnya beli perban dan dll."
"Harus ditutup kan, bagaimana jika anak ku nanti bertanya melihat foto pernikahan papanya yang bonyok bukankah kakak bilang begitu tadi pagi."
"Dasar, anak bandel!" Adriano tidak bisa berkata-kata lagi.
"Untung mukamu aman ya, Yovandra," ungkap Adriano melihat wajah Yovandra adiknya.
"Harus aman."
Ssshh.....
Uhh.....
"Udah tau sakit, makanya jangan bandel," nasehat Adriano melihat Yovandra meringis menahan perih ketika Adriano membersihkan luka Yovandra, kemudian membalut lukanya dengan rapi.
"Selesai, cepat pakai bajumu!" titah Adriano lalu berjalan keluar dari toilet, menunggu Yovandra selesai.
"Jangan bilang pada mama!" pesannya.
"Sudah tahu," sudah biasa Adriano merahasiakan apa yang terjadi pada Yovandra kepada kedua orang tuanya.
Tap...
Tap...
Tap...
Suara langkah kaki Yovandra dan Adriano berjalan memasuki rumah Bu Fatimah dan Pak Herman.
"Astaga... bocah imut itu calon suamimu Yona, bukankah dia anak di bawah umur, Yona kamu gila, meminta anak di bawah umur menikahi mu, pantas saja, tadi keluarganya bilang dia masih memakai seragam sekolah," celoteh Renata ketika melihat Yovandra begitu masih imut dan polos.
"Jangan tertipu dengan wajahnya Renata, dia itu bocah berandalan!" sela Alreno.
"Betul, dia itu bocah preman!" tambah Hyuga.
Semua melongo melihat ketampanan Yovandra yang masih imut dan polos, benar-benar terlihat manis, masih terlihat jelas dia seorang anak pelajar begitu muda.
"Sudah-sudah, Pak Penghulu juga sudah siap mari kita mulai," kata Pak Herman.
"Sebelum dimulai ada yang ingin disampaikan dari pihak laki-laki atau perempuan?" tanya Pak Penghulu.
"Kalau tidak ada mari kita mulai."
Bismillah Hirrohman Nirrohiim.
"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINYA YONA SALSABILA BINTI YUDISTIRA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI"
"Sah."
"Sah."
"Sah."
Adriano berteriak semangat, "Sah!!"
"Alhamdulillah berjalan lancar Pa! Adriano, adikmu sudah berkeluarga."
Hiks... hiks...
sonya tak kuasa menahan air matanya, antara bahagia dan sedih, melihat anaknya yang masih seorang pelajar tapi sudah berkeluarga mulai detik ini.
"Maaf, bu Fatimah pak Herman saya akan bawa Yona beberapa hari ini, supaya lebih dekat dan ada yang ingin saya tanyakan kepada mereka berdua, terlebih Yona sudah menjadi bagian dari keluarga kami, sudah seharusnya Yona mengikuti suaminya, yaitu Yovandra anak kami," pinta Sonya mama Yovandra kepada bu Fatimah bu dhe Yona.
"Maaf, Bu Sonya, saya sudah memberikan surat perjanjian kepada Yovandra untuk dibaca dan di ttd, mohon dijelaskan nak Yovandra."
"Tidak ada yang perlu dijelaskan, Yona ikut dengan saya setelah menikah, dan dia tetap akan membayar hutang kerjanya di sini sampe lunas sesuai isi surat."
"Lo, lo, jangan ngawur kamu!" bentak Alreno.
"Disurat perjanjian itu, setelah menikah pun kau tidak boleh bersama Yona, sampai hutang kerjanya lunas selama 2 tahun, baru kau bisa membawanya atau hidup bersamanya, itu pun, jika kalian masih bisa mempertahankan pernikahan kalian, baca yang teliti bocah sialan!" protesnya tidak terima dengan ucapan Yovandra.
"Ck."
Tidak banyak bicara, Yovandra langsung mengambil surat perjanjiannya dan memberikan kepada bu Fatimah untuk dibaca ulang, kemudian Yovandra berkata.
"Saya sudah mengcopy-nya, dan juga menyimpan fotonya di ponsel saya, tolong baca lagi dengan jelas isi surat yang anda berikan kepada saya ini."
Deg.....
"Ya allah, bener pak isinya ... " kata bu Fatimah setelah selesai membaca.
"Ga, mungkin!" elak Alreno mengambil suratnya dan membacanya lagi.
"Dasar, Bajingan sialan! Kau sudah mengganti isi suratnya, kurang ajar!" Alreno berniat melayangkan bogem kepada Yovandra namun dengan sigap Yovandra memegangi tangan Alreno, ''Jaga sikapmu!"
Bersambung~~
******
Terima kasih sudah membaca
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 😉😄👍❤️😘🌟🤲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
lanjut dan semangat thor
2024-04-01
1
Azizah SULAEMAN
Yee..Sah
2024-03-24
0
Pie Yana
memang ada yah calon suami tengil kayak gitu, bisa bayangkan foto pernikahan dlm wajah bonyok bonyok lucu banget wkwkwk
2024-03-14
2