BAB 14 PERKEBUNAN

Mobil perusahaan berwarna hitam yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah komplek bangunan yang terletak di tengah-tengah hutan. Pak Yanto mengajakku masuk ke dalam salah satu bangunan itu. Di dalam sana aku dikenalkan oleh Pak Yanto sebagai sanak familinya. Aku di data dan juga diberi berbagai pertanyaan-pertanyaan. Tidak memakan waktu yang lama setelah segala keperluannya selesai aku dan Pak Yanto keluar meniggalkan ruangan yang di pintunya tersebut bertuliskan ruang administrasi. Aku dan Pak Yanto menaiki mobil hitam itu lagi yang akan membawaku ke perkebunan dimana aku akan ditempatkan sebagai pekerja perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kepala sawit ini. Setelah kekagumanku dengan besar dan luasnya komplek kantor perusahaan ini aku kembali dibuat tercengang ketika dalam perjalanan tidak jauh dari komplek tadi ada bangunan-bangunan besar lainnya yang merupakan pabrik pengolahan dan tempat produksi kelapa sawit dari perusahaan ini. Tempatku bekerja ini bukan main-main meski aku hanya sebagai seorang buruh.

Aku melanjutkan perjalanan melewati lahan-lahan sawit yang terbelah jalan. Kurang dari setengah jam akhirnya mobil berhenti di depan sebuah rumah bedeng. Dan disitulah tempat pemberhentianku. Pak Yanto memperkenalkanku dengan seseorang bernama Bayu. Dan setelah itu dia kembali ke mobil dan meninggalkanku di tempat dimana aku akan memulai hari-hariku sebagai buruh kerja di perkebunan ini.

Aku memanggilnya Mas Bayu. Dia adalah mandor dalam kelompok ini. Dengan bergabungnya aku kelompok yang di mandori oleh mas Bayu kini genap berjumlah sepuluh orang. Aku berbincang cukup lama dengannya. Dia bertanya mengenai aku dan juga alasanku bekerja di sini. Dia pun menjelaskan bagaimana dan apa-apa saja yang menjadi tugasku. Dia memperkenalkanku seperti apa gambaran perkebunan kelapa sawit dan bagaimana menjadi pekerja di perkebunan ini. Jika ada yang kurang tahu langsung saja bertanya katanya tidak usah sungkan. Kemudian aku pun juga diperkenalkan dengan pekerja lainnya yang sudah terlebih dahulu bergabung di kelompok ini.

Mau dibilang sulit tidak sulit, mau dikata mudah juga tidak gampang. Latar belakangku yang sebelumnya bekerja di pesawahan sebagai seorang buruh tani membantuku cepat beradaptasi dengan kegiatanku sehari-hari di perkebunan ini. Rasa kekeluargaan yang hangat menjadikanku betah dan cepat beradaptasi baik dalam hal pekerjaan atau pun dalam bersosialisasi dengan para penghuni lama di sini.

Kata teman-teman yang lain aku beruntung masuk ke sini menjelang masa panen. Apa yang diajarkan mas Bayu dan juga rekan-rekan yang lain kurang lebih sama dengan gambaran dari Pak Yanto yang telah diceritakannya padaku jauh-jauh hari sebelum aku tiba di sini. Bagaimana situasi kerja sebagai seorang buruh perkebunan dan kiat-kiat menjadi pekerja yang baik di perusahaan ini.

Mas Bayu. Meskipun kesehariannya begitu dekat dengan anggota kelompok dengan sikapnya yang selalu ramah tapi ketika berbicara masalah pekerjaan sikapnya bisa berbalik 180 derajat. Sebagai mandor Mas Bayu tidak hanya bertugas untuk menjadikan kami sigap dan tepat dalam bekerja, tapi mandor juga punya target-terget yang harus terpenuhi dan tanggung jawab kepada atasannya. Bahkan atasan mandor pun masih ada atasannya lagi. Bagi anak baru sepertiku aku hanya sekedar cukup tahu saja.

Gubuk kayu beralaskan tanah menjadi tempat kami berlindung dari lelahnya keseharian kami bekerja. Pondok kami ini terdiri dari tiga ruangan. Dua ruangnya yang cukup luas dijadikan kamar tidur sedangkan satu ruangan lagi dijadikan tempat serba guna dimana biasanya kami makan dan menaruh barang-barang lainnya. Dapur tempat untuk memasak berada di belakang rumah. Sama juga dengan kamar mandi dan sumur yang terpisah terletak di halaman belakang rumah.

Kelapa Sawit merupakan tumbuhan baku penghasil minyak. Minyak untuk memasak, minyak untuk industri atau pun untuk bahan bakar. Saat ini perkembangan kelapa sawit begitu pesat hal itu dipengaruhi oleh tuntutan eksport yang tahun demi tahun terus meningkat. Sehingga berkembang pula perkebunan-perkebunan kelapa sawit. Penambahan lahan dilakukan oleh perusahaan perusahaan sawit dan juga bermunculan perusahaan-perusahaan baru. Itu artinya kabar baik juga bagi para pencari kerja sepertiku ini karena dibutuhkannya tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

Pohon kelapa sawit membutuhkan waktu kurang lebih empat tahun untuk menghasilkan buah seusai panen. Di mulai dari benih. Benih menjadi bibit. Kemudian menjadi pohon atau tanaman kecil yang siap tanam. Itu semua memerlukan waktu 12 – 24 bulan sebelum akhirnya di tanam di perkebunan. Panen biasanya antara 3 – 4 bulan sekali. Selain itu tinggallah perawatan dimulai dari pemupukan dan juga menyingkirkan hama penyakit yang bisa mengakibatkan gagal panen ataupun pohon sawit mati.

Rutinitas kami sehari-hari diawali dengan berkumpul di waktu pagi. Kemudian mas Bayu selaku mandor akan menjelaskan apa saja kegiatan yang akan kami kerjakan.

Tidak lama setelah aku datang tibalah musim panen. Bagi mereka yang lain yang sudah cukup lama bekerja di sini langsung mandiri ketika memanen sawit. Aku didampingi mas Bayu diajarkan bagaimana cara memanen kelapa sawit. Dodos, eggrek adalah alat bantu yang digunakan untuk memetik kelapa sawit dari pohon. Setelah ditunjukkan caranya dan aku mencoba beberapa kali akhirnya mas Bayu meninggalkanku sendiri untuk bagianku selanjutnya.

Sawit-sawit ini setelah dipanen kemudian akan dibawa ke pabrik untuk pengolahan selanjutnya.

***

Setelah hari ke hari, minggu ke minggu hingga beberapa bulan sudah di sini aku sudah mulai terbiasa dengan segala rutinitas kerja di perkebunan ini. Suasana pertemanan yang hangat menjadikan hari demi hari terlewati begitu dengan mudahnya. Di kelompokku ini bisa dibilang terbagi menjadi dua golongan. Golongan yang pertama adalah golongan orang-orang yang tidak terlalu banya bicara. Rata-rata mereka adalah bapak-bapak yang sudah berkeluarga dan sudah cukup lama bekerja di sini. Golongan yang kedua adalah kebalikkannya terdiri dari pemuda-pemuda bujang yang gemar bercanda dan banyak bicaranya.

Di kamarku ada lima orang termasuk aku. Ada kakak beradik Indra dan Idris yang merupakan warga asli dari daerah sini. Kemudian Mathias yang juga merupakan orang asli sini. Dan Rasyid yang paling muda diantara kami. Meskipun begitu diantara kami berlima Rasyidlah penghuni terlama di kamar ini dia sudah dua tahun lebih bekerja di perkebunan ini. Sementara yang lainnya baru akan masuk tahun ke dua.

Sementara itu kamar yang satu lagi dihuni oleh mas Bayu dan juga empat bapak-bapak lainya. Obrolan yang lebih serius mengenai rumah tangga, bisnis, bahkan tentang persoalan bangsa dan negara yang bersumber dari radio yang mereka dengar. Percakapan itulah yang sering terdengar dari kamar sebelah. Sedangkan dari kamarku obrolan lucu-lucuan disertai tawa lebih dominan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!