BAB 16 BINATANG DAN ALAM

Tidak hanya keberagaman orang-orang yang baru dan unik yang aku temui di sini tapi juga keindahan alam yang benar-benar alami belum ternodai oleh campur tangan manusia. Jika di desa Tunggal saja hutan dan sungainya sudah begitu asri entah bagaimana aku menggambarkan area perkebunan ini yang dikelilingi lukisan-lukisan bertema alam yang keaslian dan keindahannya selalu bisa menyejukkan mata.

Jika kami berhenti sejenak dari kesibukan bekerja lalu meluangkan waktu untuk sekedar memandang alam sekeliling itu merupakan penawar penat yang benar-benar ampuh. Bukit dan juga pegunungan yang hijau dan damai. Sungai-sungai yang bening dengan irama arus air yang begitu menenangkan. Pejamkan mata dan dengar lebih dalam maka kami akan disuguhkan dengan musik nyanyian alam. Suara-suara binatang bersahutan diiringi suara pepohonan dengan dawai dedaunan yang bergesekan dan juga angin-angin kecil yang berlalu-lalang.

Alam hutan di sini tidak hanya memberikan kami suasana sejuk nan damai tapi terkadang mereka juga kerap mengejutkan. Hewan-hewan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Ketika aku hendak ke kamar mandi yang terletak diluar rumah betapa kagetnya ketika aku membuka pintu kutemukan menyawak sudah berada di dalam kamar mandi. Bahkan yang paling membuat aku terkejut ketika pertama kali aku pergi memancing ke sungai bersama Mathias. Dari arah ujung sungai kami melihat buaya yang berukuran cukup besar melintas begitu saja di depan kami. Suara-suara monyet yang lantang bersahutan bisa didengar dari pohon satu ke pohon yang lainnya. Beberapa kali aku menemukan kotoran Menjangan meskipun aku belum pernah secara langsung melihatnya. Dan pengalaman yang cukup konyol di kejar anak babi hutan.

Selain peristiwa-peristiwa itu alam juga begitu baik kepada kami. Buah-buahan yang tersedia di sini bagiku bak berada di pasar. Meskipun kami juga harus berebut dengan Kampret. Kalau kami kalah cepat dan sigap bisa jadi buah yang sudah kami incar raip keesokan harinya. Hal lain yang juga membuat aku kagum adalah banyaknya burung-burung dengan jenis yang beragam bahkan banyak diantaranya belum pernah aku lihat sebelumnya. Siulan-siulan mereka begitu merdu.

Memancing di sungai yang masih alami ini benar-benar jaminan. Bermodalkan pergi ke sungai sudah bisa dipastikan kami akan pulang membawa ikan. Bahkan tidak membutuhkan waktu yang lama untu mendapatkan ikan yang memakan kail kami. Tapi kami juga tahu diri dan bersyukur dengan menangkap seperlunya saja. Bahkan pernah Mathias marah-marah jika kami membawa ikan yang ukurannya masih kecil-kecil. Memang benar katanya kami harus melepaskan ikan-ikan yang masih bisa bertumbuh besar dan berkembang biak itu. Dan kami semua pun dibuat kapok kalau sampai kami membawa pulang ikan yang masih berukurang kecil. Bisa dipastikan Mathias akan berbicara panjang lebar tentang bagaimana kami merusak ekosistem dan yang lain-lainnya.

Binatang apakah yang paling sering kami temui? Jawabannya adalah ular. Dari perusahaan sendiri memberikan kami bekal pengetahuan tentang ular. Ular apa saja yang berbisa dan tidak berbisa serta bagaimana cara menanganinya dan sikap kami ketika dihadapkan dengan makhluk melata ini.

Aku sendiri tidak terlalu asing dengan ular beberapa kali aku pernah menangkap dan melepaskan mereka. Tempat tinggalku di kampung yang dekat dengan hutan memperkenalkan ku dengan mereka yang tiba-tiba masuk rumah ataupun ketika mereka terlihat di pepohonan.

Jika ular itu tidak mengancam kami cukup tinggalkan saja bahkan ular itu juga akan bergegas pergi karena mereka juga pada dasarnya menghindari kontak dengan manusia. Jika kami menemukan ular yang berbisa kami benar-benar harus hati-hati dan jaga jarak. Dan jika kami terpaksa harus untuk meringkusnya untuk dibuang atau dijauhkan dari area pemukiman kami pun harus benar-benar menerapkan cara yang tepat supaya kami tidak tergigit dan terkena bisanya yang mematikan.

Pengalamanku dengan ular di mes adalah ketika aku ingin memakai sepatu. Untung saja waktu itu aku hendak memukulkan sepatuku ketanah karena alas sepatuku yang dipenuhi lumpur. Ketika aku membalikan sepatuku ular kecil jatuh dan segera berlari menuju bebatuan. Beruntung bagiku itu hanya seekor anak ular yang tidak berbisa.

Jika berbicara tentang ular kami semua penghuni mes tentu saja langsung tertuju pada Indra. Indra punya pengalaman yang cukup intim dengan makhluk yang membuat sebagian orang ketika melihat sosoknya saja sudah dibuat merinding.

Kejadiannya sudah berbulan-bulan yang lalu jauh sebelum aku masuk ke sini. Kala itu semua penghuni mes yang sedang terlelap tidur dikagetkan dengan suara Indra yang berteriak-teriak dan berlarian di halaman rumah tanpa mengenakan busana sama sekali. Indra baru bisa kembali tenang ketika anak-anak yang lain menghampirinya.

Waktu itu ada beberapa orang yang mengira bahwa Indra semacam kesurupan. Tapi ternyata setelah Indra cerita seekor ular masuk ke dalam celananya ketika ia sedang tidur. Setelah merasa ada yang aneh dan merambat di kaki dan pahanya ia pun melihatnya dan dibuat kaget sehingga ia langsung bediri dan segera melepas celananya kemudian berlari keluar rumah.

Setelah itu beramai-ramai orang-orang mencari dimana ular yang dimaksudkan oleh Indra tadi. Pak Imran yang dikenal pemberani berhasil menemukan seekor ular sanca berukuran dua jari orang dewasa sedang berada di pojok ruangan. Dengan begitu tenang Pak Imran pun mengambil ular tersebut dan melepasnya jauh ke hutan. Sejak kejadian itu jugalah tercipta candaan-candaan Indra dengan seekor ular.

Dan sejak saat itulah Indra menjadi lebih safety ketika ia akan berangkat tidur. Terkadang ia suka pakai kaos kaki dengan celana panjang yang ujungnya dimasukkan ke dalam kaos kaki. Atau kalau tidak pakai kaos kaki dia akan mengikat kedua ujung celananya dengan karet atau tali.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***