Perjalanan Hidup Sherinda

Perjalanan Hidup Sherinda

BAB 1

Siang hari, Sherinda baru saja pulang dari berjualan kue di pasar. Ketika dia membuka pintu rumah, seketika terkejut melihat sosok ibunya tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri. 

Panik, Sherinda menjatuhkan keranjang jualannya dan berlari penuh kecemasan mendekati tubuh ibunya yang terkulai lemas. Dalam gemetaran, ia mencoba membangunkan ibunya. 

"Ibu, bangun bu," ucap Sherinda dengan suara yang parau, sembari menepuk-nepuk pipi ibunya dengan lembut. Namun, ibunya tetap terdiam, tidak ada reaksi apa-apa, seolah nyawa yang menghangatkan tubuh itu sudah pergi jauh. Rasa cemas berganti menjadi takut dan keputusasaan, Sherinda merasa dunianya runtuh seketika saat ini.

Dalam keadaan panik, Sherinda berlari keluar rumah, memohon pertolongan kepada tetangganya. 

"Tolong, ibu saya pingsan!" tangis Sherinda histeris, suaranya parau oleh rasa takut yang mencekam hatinya. 

Mendengar teriakan memilukan itu, warga sekitar bergegas berkumpul di rumah Sherinda, ingin menolong wanita yang terbaring lemah di lantai itu. 

Raut wajah mereka cemas saat menyaksikan keadaan Ranti, ibunda Sherinda, yang tak sadarkan diri. Salah seorang warga berkata dengan nada tegas, "Dia pingsan, kita harus segera membawanya ke rumah sakit sebelum kondisinya semakin memburuk!" 

Di tengah keriuhan dan kegelisahan itu, Sherinda hanya bisa berdiri termangu, hatinya dilanda keputusasaan, tak sanggup membayangkan hidup tanpa pelukan hangat dan nasihat-nasihat bijak sang ibu tercinta.

Dibantu oleh para warga, Sherinda dengan sigap membawa ibunya ke rumah sakit. Begitu tiba di sana, dokter dan perawat segera memeriksa kondisi Ranti. Ketegangan terasa menggelayuti ruangan ketika Sherinda menunggu kabar kondisi ibunya, tak mampu menahan kecemasan yang memuncak dalam hatinya.

Setelah menunggu dengan penuh kecemasan, akhirnya dokter yang memeriksa ibunya muncul dari ruangannya. Sherinda segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri dokter tersebut. 

"Bagaimana keadaan ibu saya, Dok?" tanya Sherinda dengan suara yang gemetar karena khawatir. Dokter menarik nafas dalam, dan wajahnya tampak serius. 

"Mari ikut ke ruangan saya, Nona. Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan Anda," ujarnya dengan lembut namun tegas. Sherinda mengangguk dan hatinya semakin berdebar kencang, 

Lalu ia mengikuti dokter yang membimbingnya menuju ruangannya. Ketika memasuki ruangan, suasana hening menyelimuti mereka. Pikiran Sherinda kalut, mengkhawatirkan berita yang akan disampaikan dokter mengenai kondisi ibunya. Namun, ia berusaha tetap tegar dan bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Sudah sejak kapan Ibu Anda mengalami sakit seperti ini?" tanya dokter dengan ekspresi serius yang terpancar di wajahnya.  

"Sudah tiga bulan yang lalu, Dok. Ibu sering mengeluh sakit perut yang teramat sangat, dan terkadang bahkan muntah darah," jelas Sherida dengan nada cemas yang tak terbendung.  

"Sakit apa sebenarnya yang diderita Ibu saya, Dok?" Desakan Sherida terdengar getir, mencerminkan kegundahan hatinya yang mendalam.  

"Menurut gejala yang ada, dugaan kami Ibu Anda terkena kanker usus. Namun, untuk memastikannya, kami perlu melakukan serangkaian pemeriksaan lebih lanjut," ucap dokter dengan hati-hati, mencoba menenangkan hati Sherida yang kini tengah terguncang oleh rasa khawatir yang tak terhingga. 

"Kan-ker usus?!" jerit Sherida dalam hatinya, merasa seolah-olah dunianya runtuh seketika. Matanya yang semula berkaca-kaca kini menatap tak percaya pada dokter yang baru saja menghancurkan harapannya dengan berita yang begitu menggemparkan. 

"Tidak, ini pasti salah! Dokter pasti salah! Ibu tidak mungkin terkena penyakit mematikan seperti itu," batin Sherida, menahan amarah dan air mata yang hendak mencucur deras.

"Tenanglah nona, kami masih harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikannya." Ucap dokter menenangkan Sherinda. 

Sherinda berharap keras bahwa diagnosa yang diberikan dokter salah, dia benar-benar tak sanggup membayangkan nasib ibunya tercinta yang kini terancam oleh penyakit mematikan tersebut. Detik demi detik, kesedihan dan kekhawatiran menyelimuti hatinya yang rapuh, seakan ingin meruntuhkan seluruh jiwa dan harapan yang tersisa di dalamnya.

Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap Ranti. Prosedur Biopsi akan mengangkat jaringan dalam tubuh untuk di jadikan sample laboratorium. Dokter akan melijat jaringan tersebut merupakan sel kanker atau bukan.  Tes kanker ini pun terbilang sangat akurat, sehingga sering di gunakan oleh para dokter sebagai standar emas prosedur pemeriksaan kanker. 

"Hasilnya akan keluar dalam waktu dua sampai tiga hari kerja, Nona. Untuk saat ini, Ibu Anda perlu dirawat di sini. Mohon selesaikan dulu biaya administrasinya," ujar dokter dengan nada serius. Seluruh ruangan terasa hening, penuh tekanan. Seolah setiap menit yang berlalu akan menentukan nasib dan masa depan sang ibu. Sherinda menahan napas, dadanya berdebar kencang, dan keningnya basah oleh keringat dingin. Dia mencoba sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan kecemasan yang mendera hatinya di depan dokter tersebut, namun semakin lama dia merasa tidak mampu lagi menahannya. Air matanya mulai menggenang, membuat matanya semakin kabur, dan dalam sekejap dunia di sekelilingnya seolah berubah menjadi lautan kebimbangan. Dia hanya ingin Ibu-nya pulih secepatnya, melupakan rasa sakit yang harus dijalaninya, dan kembali merasakan kebahagiaan yang sempat hilang.

"Baiklah dok" ucap Sherinda dan berlalu menuju ke bagian administrasi. 

Sherinda merasa cemas yang tak terkendali, pasalnya saat ini ia tidak memiliki cukup uang untuk membayar pengobatan sang ibu. Hatinya terasa berkecamuk, rasa takut dan kekhawatiran bergulat di benaknya. Ia merunduk, menahan isak tangis, berdoa dalam hati agar tagihan pengobatan ibunya tidaklah membengkak, seolah hidup dan mati bergantung pada sebuah keajaiban.

"Ini tagihan pengobatan ibu anda nona," ucap petugas administrasi dengan nada datar. Sherinda menahan napas ketika menyimak angka yang tertera di kertas tersebut. 

"S-sepuluh juta rupiah?" gumam Sherinda terperanjat. Jantungnya berdetak keras, seolah menyerbu jiwanya yang penuh kekhawatiran. Dengan perlahan, ia membuka dompetnya dan mencoba menghitung uang yang dimilikinya. Hasilnya jauh dari mencukupi. 

"Bagaimana ini?" keluh Sherinda dengan nada lemah, hampir tak terdengar. Ia menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dari rasa panik yang merayapi. Sambil mengepalkan tangannya, ia merasakan semangat juang mulai menyala dalam hatinya untuk menemukan cara agar dapat membayar tagihan pengobatan sang ibu.

"Aku harus pergi ke rumah Papa, mungkin saja dia bersedia membantuku untuk membayar biaya pengobatan ibu," ujar Sherinda penuh tekad, mengepalkan tangannya erat sambil menggigit bibir bawahnya yang memerah karena kekhawatiran.

"Mbak, uangku tak cukup... bolehkah aku membayar setengahnya dulu?" Sherinda menggigit bibirnya, berusaha untuk tidak menunjukkan kecemasannya. 

Matanya berkaca-kaca, berbinar penuh penyesalan dan harap. "Saya janji akan segera melunasinya secepatnya, Mbak. Mohon bantuannya." 

Dalam hati Sherinda, dunia rasanya ambruk seketika. Ia tidak menyangka kebutuhan akan uang secepat ini. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya seperti cambuk yang menghujam jiwanya, memohon pengertian pada orang yang tak ia kenal. Namun ia tak memiliki pilihan lain, selain meraih belas kasihan. Sambil berusaha keras menahan air mata yang memburu keluar, Sherinda terus menatap nanar pada petugas administrasi. Hanya doa yang tertanam di benaknya saat itu, berharap ucapannya tak lagi melukai siapa pun di jalannya, termasuk dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

Agustia Anggraini Sinaga

Agustia Anggraini Sinaga

KK knp gk di perpanjang LG cerita gadis bar2

2024-02-19

0

aliyya

aliyya

semangat thor ,,,/Rose//Heart/

2024-02-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!