BAB 3

Keesokan harinya, Sherinda bersiap-siap untuk menemui sang ayah di sebuah hotel. Dengan penuh keberanian, ia mengenakan celana jeans ketat yang dipadukan dengan kaos oversize. Tak ada barang branded yang melekat di tubuhnya, Sherinda hanya memakai pakaian sederhana yang ia miliki. 

"Bu, doakan Sherinda ya, semoga papa mau bantu kita," pinta Sherinda pada ibunya sebelum berangkat, yakin bahwa sang ayah adalah satu-satunya harapan mereka saat ini. 

"Ibu mendukung kamu, sayang," ucap Ranti lembut, namun dengan nada sedikit pesimis. "Tapi kamu yakin? Lebih baik ibu pulang saja, kamu tidak perlu repot-repot meminta tolong pada papamu." Ia tahu betul bagaimana watak mantan suaminya itu. Jangankan menolong mereka, selama ini dia bahkan tak pernah peduli pada anaknya sendiri. 

Sherinda menggigit bibirnya, merasakan campuran rasa cemas dan tekad yang kuat. "Tidak, Bu. Sherinda harus mencoba, demi masa depan kita semua. Paling tidak, Sherinda harus yakin bahwa sudah berusaha sebaik mungkin." Dalam hati Sherinda, dia bertekad untuk menghadapi sang ayah, apapun yang akan terjadi. Mereka pantas mendapatkan bantuan dan kebahagiaan yang selama ini mereka impikan.

Hanya ibunya satu-satunya orang yang ada di hidupnya, Sherinda akan mengorbankan segalanya demi kesembuhan sang ibu. 

Ranti menghela nafas panjang, penuh keraguan, namun akhirnya memberikan restu bagi putrinya untuk menemui mantan suaminya. 

"Hati-hati di jalan, ya Nak," ucap Ranti dengan nada parau, mencoba memberi dukungan meski hatinya dilanda kecemasan. Sherinda mengangguk teguh, membalas senyuman ibunya yang sayu, sebelum sosoknya perlahan lenyap di balik pintu ruangan yang tersayup haru.

Memanfaatkan layanan ojek online, Sherinda bergegas menuju Hotel Xx sesuai perintah ayahnya. Sesampainya di sana, Sherinda segera turun dari motor dan membayar biaya perjalanan itu. 

Hatinya berdebar, takut dan bersemangat sekaligus, saat Sherinda melangkah pasti memasuki hotel mewah tersebut. Matanya menelusuri setiap sudut, mencari wajah yang dikenal, tapi nihil.

Sherinda berjalan menghampiri resepsionis untuk menanyakan keberadaan ayahnya. Namun dalam perjalanan, tiba-tiba saja seseorang menabraknya hingga membuat Sherinda terpekik karena kaget. 

"Aaah...!" Dibandingkan meminta maaf, si pria malah melanjutkan langkah, meninggalkan Sherinda yang kaget dan kesal sekaligus. Melampiaskan kekesalannya dengan mendengus pelan, Sherinda kembali melanjutkan perjalanan ke resepsionis untuk mencari tahu lebih lanjut tentang sosok yang diharapkannya.

"Ada yang bisa kami bantu, Nona?" tanya sang resepsionis dengan ramah, senyumnya membawa ketenangan dalam diri Sherinda. 

"Saya sedang mencari papa saya, Mbak. Namanya Tuan Danu," jawab Sherinda, mata berbinarnya menunjukkan kerinduan pada sosok sang ayah. 

Resepsionis itu mengangguk dan segera membuka komputer di hadapannya, mencari informasi reservasi atas nama Tuan Danu. Setelah beberapa saat, ia kembali menatap Sherinda. 

"Beliau ada di rooftop hotel, Nona. Tempat itu berada di lantai paling atas hotel. Anda bisa langsung naik lift saja yang berada di sebelah sana," ucap resepsionis itu sambil menunjuk ke arah sebuah lift mewah yang berada di sudut hotel. 

Hati Sherinda terasa berdebar kencang, harapannya kini semakin dekat. Ia mengucapkan terima kasih pada resepsionis tersebut dan dengan langkah tegap, ia berjalan menuju lift, dan masuk saat pintu lift sudah terbuka. 

Tring

Lift tiba di lantai atas, Sherinda melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift, jantungnya berdegup kencang ketika melihat sang ayah duduk bersama beberapa orang yang tidak ia kenal. 

"Sebenarnya apa yang sedang papa rencanakan? Kenapa perasaan ku tiba-tiba tidak enak" gumam Sherinda cemas. 

Dari kejauhan Danu melihat kedatangan putrinya, dia melambaikan tangannya dan meminta sang putri untuk mendekat. 

Demi sang ibu Sherinda mengusir kecemasan yang ada didalam hatinya. Dengan langkah ragu wanita itu melangkahkan kakinya menghampiri sang ayah. 

"Bram, kenalkan, ini Sherinda putri saya yang saya ceritakan kemarin" ucap Danu memperkenalkan sang putri pada rekan bisnisnya itu. 

Bram melihat penampilan Sherinda dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, entah apa yang di pikirkan, hanya lelaki saja yang tahu. 

"Sherinda" ucap Sherinda sambil mengulurkan tangannya kearah Bramantyo. 

Bram menjabat tangan Sherinda, lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk. 

"Duduklah, tunggu sebentar putra saya masih dalam perjalanan kemari" ucap Bram. 

Sherinda mengernyitkan keningnya, pertanyaan demi pertanyaan melintas dalam benaknya. Siapa orang ini? Kenapa ayahnya memintanya datang ke sini? Meskipun bingung, Sherinda berusaha tetap tenang.

 

Dengan langkah pelan, ia duduk di sofa yang berada di depan Bram. Lima belas menit telah berlalu, putra Bramantyo masih tak kunjung muncul. Bram yang tak sabaran, akhirnya memutuskan untuk menghubungi sang anak. 

"Kau di mana? Kenapa lama sekali?" tanya Bram ketika panggilannya tersambung dengan putranya. 

"Sabar Dad, aku baru selesai mandi. Sebentar lagi aku akan menemui mu dad," sahut putranya singkat, sebelum dengan entengnya mematikan sambungan telepon. 

Bram menghela nafas panjang, emosi mencuat di hatinya. Anaknya itu benar-benar kurang ajar, tidak ada rasa hormat terhadap orang tua. 

Saat ini, rasa penasaran Sherinda semakin menggebu-gebu. Apakah yang akan segera terjadi?. 

"Putra saya segera akan tiba," ucap Bram dengan wajah berseri-seri. Danu menganggukkan kepalanya, menandakan pengertiannya. 

Tidak lama kemudian, orang yang telah dinanti-nantikan akhirnya tiba di hadapan mereka. "Maaf, saya terlambat," ucap pria itu dengan nada biasa saja. 

Sosok tersebut tidak lain adalah Zein Iskandar, putra dari Bramantyo Iskandar. Mendengar ada yang datang  Sherinda segera mengangkat wajahnya yang semula tertunduk lesu.

Perlahan, mata Sherinda membulat ketika menyadari siapa sosok yang baru saja datang. Tanpa disadari, detak jantungnya berpacu liar dan emosinya bercampur aduk. Marah, terkejut, dan kagum. Orang tersebut ternyata adalah pria yang menabrak dirinya tadi saat di lobi hotel, yang juga merupakan anak dari pria yang kini sedang duduk di hadapannya.

"Ternyata dia," bisik Sherinda dalam hati, mencoba meredam gemuruh di dadanya.

"Perkenalkan, dia Zein putra saya" ucap Bramantyo sambil tersenyum. 

Setelah menyapa Danu beserta keluarga, Zein pun duduk di sisi ayahnya yang masih kosong. 

"Putramu sangat tampan, sangat cocok dengan putriku. Lalu, kapan kita akan menikahkan mereka?" tanya Danu, senyum licik terlukis di wajahnya. Sherinda terkejut, berusaha mencerna ucapan ayahnya barusan. 

Dengan perasaan gugup, ia memberanikan diri untuk bertanya pada sang ayah. "Siapa yang mau menikah, Pa?" tanya Sherinda, suaranya gemetar. 

"Kamu," sahut Danu tegas. "Kalau kamu ingin Papa membiayai pengobatan Ibumu, kamu harus mau menikah dengan Zein." 

Sherinda menganga, syok mendengar ucapan sang ayah. "Aku tidak mau, Pa!" seru Sherinda, sambil menggelengkan kepalanya menolak perjodohan yang diatur oleh ayahnya. 

"Kamu harus menerimanya," Danu memaksa. "Bukan hanya Papa yang akan membiayai pengobatan Ibumu, Tuan Bram juga akan membantumu." 

Tepat pada saat itu, Bramantyo menganggukkan kepalanya, "Yang dikatakan Papamu benar, Sherinda. Aku akan membantumu membiayai pengobatan ibumu." Wajah Bramantyo nampak serius, namun dalam hati Sherinda, ia merasa seperti terjebak dalam pilihan sulit yang tidak pernah ia inginkan.

Sherinda menatap ayah nya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, dia sangat kecewa dengan papanya. 

"Maaf, saya tidak bisa" ucap Sherinda dan bangkit dari tempat duduknya. Seherinda pergi meninggalkan mereka. 

Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba Danu berucap. "Kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu Sherinda, jika kamu setuju kamu bisa temui papa" ucap Danu. 

Sherinda tidak peduli, dia terus melangkah meninggalkan mereka. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!