***
"Yeah, kau benar. Baby, aku merindukan milikmu yang sempit dan hangat,"
Glek!
Grace menelan salivanya dengan susah payah, gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali. Jordan sendiri menyeringai, hingga detik selanjutnya. Jordan menyerang leher Grace,
Memberikan kecupan-kecupan basah, dan menyesap kulitnya. Meninggalkan banyak bekas kissmark di leher jenjang putih itu, Grace mendesis. Gadis itu mencengkram lengan Jordan.
Serangan Jordan membuatnya tidak bisa berkutik, hingga akhirnya Grace harus pasrah saat Jordan memerangkap tubuhnya, dan menyatukan milik keduanya. Menghujamnya dalam gair*h yang tercipta.
**
Menit berlalu, setelah menghabiskan percintaan panas. Kini keduanya sudah berbaring di atas ranjang, Jordan memeluk tubuh Grace. Mendekapnya dengan erat, seakan-akan pria itu enggan kehilangan Grace.
"Jordan," panggil Grace, gadis itu menggerakkan tubuhnya tertahan.
"Kenapa, Baby?"
"Kau membuatku sesak, Jordan," ujar Grace, Jordan terkekeh. Pria itu mengendurkan sedikit pelukannya.
"Maafkan aku, sekarang tidurlah. Besok ada kelas?"
"Hm, aku ada kelas pagi besok,"
Jordan mengangguk, "Baiklah, kalau begitu biarkan aku mengantarkanmu,"
"Yeah, terserahmu," jawab Grace, gadis itu memejamkan matanya.
Jordan menatap datar Grace, pria itu mengelus wajah Grace dengan lembut. Kemudian Jordan mengecup bibir Grace.
**
Keesokan harinya.
Grace terbangun lebih awal, gadis itu tengah berkutat di dapur, ia menyiapkan sarapan pagi untuknya dan Jordan.
Setelah selesai dengan masakannya, Grace menyajikan makanan yang sudah matang di atas meja. Kemudian gadis itu tersenyum, dan melangkah pergi menuju kamar.
Setibanya di kamar, Grace melihat Jordan yang baru saja bangun. Pria itu duduk, dan menatap Grace dengan wajah bantalnya. Meskipun begitu, Jordan masih terlihat tampan.
"Kau sudah bangun, Honey,"
Jordan mengulas senyumnya mendengar ucapan Grace.
"Sudah, kenapa tidak membangunkanku. Baby?"
Grace menoleh, ia menatap Jordan.
"Kau terlalu lelap, lagi pula kau sepertinya terlihat sangat kelelahan. Jadi aku membiarkanmu untuk tidur terlebih dahulu," ucapnya.
Jordan mendesah kasar, pria itu menepuk ranjang di sisinya yang kosong.
"Kemarilah, Baby," titah Jordan, Grace mengernyit. Gadis itu meletakkan ponselnya di atas meja.
"Ada apa, Jordan?"
"Kiss me pleaseee?" pinta Jordan, membuat Grace tersenyum geli. Gadis itu mendekat, detik setelahnya ia mengecup bibir Jordan. Grace ingin menjauh, namun Jordan menahan tengkuknya dan melumat habis bibirnya.
***
Victoria University of Wellington, 09.00 AM.
"Pulang jam berapa nanti? Aku akan menjemputmu," ucap Jordan, kini Jordan dan Grace sudah tiba di depan kampus milik Grace.
Sesuai dengan ucapannya tadi, Jordan akan mengantarkan Grace pergi ke kampus.
"Tidak usah, aku nanti pulang jam 12. Kau pasti sedang sibuk-sibuknya bekerja," tolak Grace, Jordan menggeram. Pria itu menatap Grace dengan datar.
"Aku tidak pernah suka penolakan, Baby. Lagi pula siapa yang bilang jika aku sedang sibuk bekerja huh?"
Grace mendesah, gadis itu menatap Jordan. Setelahnya ia mengulas senyumnya.
"Baiklah, kau bisa menjemputku nanti. Nanti aku kabari jika sudah selesai kelas, kalau begitu aku pergi dulu, itu temanku sudah menunggu." Grace menunjuk seorang pria muda tengah berdiri di dekat gerbang, pria itu nampak menunggu kehadiran seseorang. Pria tampan, yang mungkin umurnya sedikit lebih tua dari pada Grace.
Jordan menatap pria itu, rahangnya mengeras.
"Untuk apa dia menunggumu? Apakah dia kekasihmu, Grace? Kau tidak lupa bukan? Jika kau tidak boleh memiliki kekasih selama kau terikat denganku!" tekan Jordan, Grace mengernyit.
"Sejak kapan, Honey? Kau dan Thomas tidak pernah mengatakan hal itu, lagi pula dia bukan kekasihku. Kita hanya berteman, dia menungguku karena memang kita memiliki janji bersama untuk mengerjakan tugas," jelas Grace, namun Jordan seakan tidak mendengarkannya.
"Teman atau bukan, aku tetap tidak suka kau berhubungan dengan pria manapun selain aku," ujar Jordan yang terdengar sangat egois.
"Hah? Kau ini kenapa, Honey?" tanya Grace, gadis itu benar-benar tidak mengerti dengan segala ucapan Jordan. Karena menurutnya sosok pria yang menunggunya adalah teman, dan lagi pula dia dan Jordan tidak terikat hubungan yang cukup serius.
"Tidak apa, pergilah," usir Jordan, Grace menggeleng. Tidak ingin mengambil pusing, gadis itu mengecup pipi Jordan sebelum akhirnya ia turun dari mobil.
Seperginya Grace, Jordan menelfon Thomas.
"Selidiki pria yang sekarang bersama Grace, berikan pelajaran kepadanya agar tidak mendekati, Grace lagi!"
"Baik, Tuan,"
***
Setelah pencoblosan nanti, ara bakalan sering-sering update double. Agar segera sampai di konfliknya 😜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nanaa 774
kalo cemburu bilang aja napa jo🙄
2024-04-15
0
NY. BIANCA
siapapun yg jadi presidennya sugar daddy jordan ttp nmr 1 🤣🤣🥵🥵🔥🔥🔥
2024-02-13
0
◌⑅⃝(꜆˘͈Chy˘͈꜀)⑅⃝◌
Nah molai.. molai.. molai tampol.. tampolᥬ🤭᭄ ᥬ🤭᭄
2024-02-13
0