setan

Kesempatan akhir, di dalam benak Tumang adalah mendengarkan isi hatinya. Dia enggan memperdulikan penglihatannya. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal, mempercepat mengemasi barang-barangnya. Dia melinguk menoleh ke jendela, mendengar suara teriakan Paijo, jarang saung dua dan tiga yang berdekatan sehingga mengetahui semua hal bahkan pintu yang berdekatan tidak memungkinkan mereka mengetahui segala hal di dalamnya.

"Seingat ku kemarin kalau Paijo ngotot minta pulang, kenapa hari ini aku masih mendengar suaranya?" batinya.

Tok tok tok (suara ketukan pintu yang sangat kuat)

"Tumang! Tumang!"

"Boy? Ada apa?"

"Itu si Paijo di kejar-kejar si Balung! Sepertinya si Balung kesurupan"

Tumang merasa denyut jantungnya semakin cepat. Dia tahu dia tidak bisa lagi mengabaikan apa yang terjadi di sekitarnya. Dengan gemetar, dia membuka pintu dan disambut dengan pemandangan mengerikan.

Paijo berlari ke arahnya, wajahnya pucat dan matanya memancarkan ketakutan yang tak terkendali. Di belakangnya, sosok gelap dengan rambut kusut dan mata yang terbelalak mengejar dengan kecepatan yang tidak manusiawi. Tumang bisa merasakan aura kejahatan yang menyelimuti sosok itu, seolah-olah itu bukan lagi manusia.

Tanpa berpikir panjang, Tumang menarik Paijo masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat. Mereka berdua duduk di sudut ruangan, napas mereka tersengal-sengal. "Apa yang terjadi di luar sana?" Tumang bertanya, mencoba menekan rasa takutnya.

Paijo menatapnya dengan mata penuh ketakutan. "Aku tidak tahu, Tumang. Tadi aku melihat Balung di kebun belakang, tapi wajahnya... itu bukan wajah manusia lagi. Dia terlihat seperti... seperti sesuatu yang menjijikkan."

Tumang menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Namun, di dalam hatinya, dia tahu bahwa mereka tidak aman di sini. Ada kekuatan gelap yang mengintai di luar sana, dan mereka berdua tidak tahu bagaimana cara melawannya.

Mereka berdua duduk di dalam kegelapan, hanya cahaya redup lampu senter yang mengisi ruangan. Setiap suara di luar terdengar seperti ancaman yang mendekati, membuat bulu kuduk mereka merinding. Tumang mencoba merumuskan rencana, tetapi pikirannya terasa kosong, seperti terjebak dalam labirin tanpa jalan keluar.

"Tumang, apa yang harus kita lakukan?" Paijo berkata dengan suara gemetar. "Aku takut kita tidak bisa bertahan di sini terlalu lama."

Tumang menatap Paijo, mencoba menemukan kekuatan dalam tatapan matanya sendiri. "Kita harus mencari tahu apa yang terjadi dengan Balung. Mungkin ada cara untuk mengembalikannya ke keadaan semula."

Paijo mengangguk ragu. "Tapi bagaimana kita bisa melawan kekuatan gelap itu? Kita hanya manusia biasa."

Tumang menggigit bibirnya, berusaha menemukan jawaban yang sesuai. "Kita mungkin tidak memiliki kekuatan fisik untuk melawan, tapi kita memiliki kekuatan pikiran dan keberanian. Kita harus mencoba."

Mereka berdua bangkit dari tempat duduk mereka, mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman di luar. Dengan hati-hati, mereka membuka pintu perlahan-lahan dan keluar ke malam yang gelap gulita.

Di luar, udara terasa berat dan hening. Mereka melangkah perlahan-lahan, mencoba memperhatikan setiap gerakan di sekitar mereka. Namun, tiba-tiba, sebuah suara menggelegar menghentikan langkah mereka.

"Kalian pikir kalian bisa melarikan diri dariku?" suara itu bergema di udara, mengisi hati mereka dengan ketakutan yang tak terkendali.

Tumang dan Paijo saling pandang, mengetahui bahwa mereka tidak bisa lagi mundur. Dengan tekad yang membara, mereka melangkah maju, siap menghadapi takdir mereka dengan keberanian yang tersisa.

Saat mereka melangkah maju, bayangan gelap muncul di depan mereka. Sosok itu terbungkus dalam kegelapan, dengan mata yang memancarkan kebencian dan kejahatan yang tak terlukiskan. Tumang dan Paijo merasa seolah-olah mereka tenggelam dalam ketakutan yang mendalam, tetapi mereka menolak untuk menyerah begitu saja.

"Dibalung, jika kau masih ada di dalam sana, dengarkanlah kami!" Tumang berseru dengan suara gemetar namun penuh dengan tekad. "Kami tahu kau masih ada di sana! Jangan biarkan kekuatan gelap ini menguasaimu sepenuhnya!"

Suara itu terdengar serak, penuh dengan kebencian dan amarah. "Kalian pikir kalian bisa menyelamatkanku? Aku sudah terlanjur tenggelam dalam kegelapan ini! Tak ada lagi harapan bagi diriku!"

Paijo menelan ludah, tetapi dia mengumpulkan keberanian untuk menjawab. "Tidak, Balung! Kami masih percaya bahwa ada cahaya di dalam dirimu! Kami akan berjuang bersamamu, meskipun gelap ini begitu kuat!"

Mendengar kata-kata itu, sosok gelap itu bergetar. Tiba-tiba, cahaya kecil mulai bersinar dari dalam dirinya, menembus kegelapan dengan kehangatan yang menyentuh hati. Tumang dan Paijo merasa harapan membara di dalam diri mereka, seolah-olah ada kemungkinan untuk mengalahkan kegelapan.

Namun, tiba-tiba, suara tawa jahat memenuhi udara. "Kalian pikir kalian bisa mengalahkan aku? Kekuatan gelap ini tak bisa dikalahkan! Kalian hanya akan menjadi korban berikutnya!"

Tetapi Tumang dan Paijo tidak gentar. Dengan tekad yang tak tergoyahkan, mereka memusatkan pikiran mereka pada cahaya kecil di dalam diri Balung. Mereka mengucapkan mantra-mantra perlindungan dan cinta, memancarkan energi positif yang memenuhi udara.

Akhirnya, dengan gemuruh yang kuat, kegelapan itu mulai memudar. Sinar cahaya mulai memenuhi langit malam, dan sosok gelap itu meluruh seperti abu yang tertiup angin. Tumang, Paijo, dan Balung berdiri di sana, merasakan kemenangan kecil namun berarti atas kekuatan gelap yang hampir menguasai mereka.

Mereka saling memandang, penuh dengan rasa lega dan harapan untuk masa depan yang lebih terang. Meskipun mereka tahu bahwa kegelapan mungkin akan kembali, mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan pernah sendirian dalam perjuangan mereka melawan yang jahat.

Setelah kejadian itu, suasana di sekitar rumah mereka terasa lebih gelap dan tegang. Setiap malam, suara-suara aneh terdengar di kejauhan, dan bayangan-bayangan gelap sering kali muncul di sudut-sudut gelap rumah mereka. Tumang, Paijo, dan Balung merasa seperti mereka terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung.

Pada suatu malam yang terutama menakutkan, mereka terbangun oleh suara langkah berat di luar rumah. Suara itu semakin mendekat, dan ketiganya merasa denyut jantung mereka berdegup lebih cepat. Dengan gemetar, mereka melangkah ke jendela dan melihat ke luar.

Apa yang mereka lihat membuat mereka membeku dalam ketakutan. Di bawah cahaya remang-remang bulan, mereka melihat sosok bayangan yang besar dan mengerikan, dengan mata yang memancarkan kebencian dan nafsu kehancuran. Itu bukanlah manusia, tetapi entitas yang tak terlukiskan, tercipta dari kegelapan yang paling dalam.

Tumang, Paijo, dan Balung saling memandang, tahu bahwa mereka harus bertindak cepat jika ingin bertahan hidup. Dengan perasaan takut yang memenuhi hati mereka, mereka berusaha mencari cara untuk menghadapi ancaman yang mengintai di luar.

Namun, sebelum mereka bisa bergerak, pintu mereka tiba-tiba terbuka dengan sendirinya, mengungkapkan kegelapan yang mengerikan di luar. Sosok bayangan itu masuk ke dalam rumah, membawa angin dingin kematian bersamanya. Tumang, Paijo, dan Balung berteriak dalam ketakutan, tetapi suara mereka tenggelam dalam gelombang kehancuran yang melanda.

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

Baca komentar semuanya maaf saya simpulakn sendiri, seharusnya Tumang dan teman teman yang masih hidup minta bantuan pak ustad supaya bencana sihir yang dilakukan oleh setan setan bisa dimusnahkan.

2024-03-08

0

Biri-biri

Biri-biri

meskipun dia dihadapkan pada situasi yang sangat mencekam, dia tetap mencoba bertahan dan melawan. Ini menginspirasi saya untuk tidak pernah menyerah meskipun dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
mengancam Sirih juga menambahkan lapisan misteri dan ketegangan dalam cerita ini. berharap Sirih akan berhasil menemukan jalan keluar dari kegelapan yang mengancamnya

2024-03-05

0

sajiku

sajiku

mengomentari beberapa bagian di mana saya merasa ada sedikit kelemahan dalam alur cerita. Beberapa adegan terasa sedikit terlalu dipaksakan untuk menimbulkan ketakutan, dan mungkin bisa ditingkatkan dengan penggunaan subtlety yang lebih halus. Selain itu, saya juga berharap ada sedikit lebih banyak penjelasan tentang latar belakang cerita supernatural yang menjadi pusat perhatian, agar pembaca bisa lebih memahami konteksnya. saya sangat menikmati membaca cerita ini dan saya sangat kagum dengan kemampuan penulis dalam menciptakan atmosfer yang begitu mencekam. Saya sangat merekomendasikan cerita ini kepada siapa pun yang mencari pengalaman membaca horor yang mendalam dan memikat😘

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!