Semua kata harapan palsu, jawaban tidak benar atas segala tanda tanya.
"misteri yang telah lama tersembunyi di asrama ini dan mencari kebenaran tentang kejadian-kejadian aneh yang terjadi di sini"
Bayangan itu menggelengkan kepala. "Tidak ada yang baik datang dari menyentuh dunia gelap ini. Kalian harus segera pergi dari sini sebelum terlambat."
Tumang dan temannya berpandangan, tidak yakin apa yang harus dilakukan. Mereka merasa tertarik untuk terus menyelidiki, tetapi juga sadar akan bahaya yang mengancam.
Namun, sebelum mereka bisa membuat keputusan, suara derap langkah kaki terdengar di lorong di luar ruangan. Dengan cepat, bayangan itu menghilang ke dalam kegelapan, meninggalkan Tumang dan temannya sendiri di dalam ruangan yang gelap.
Tumang dan teman-temannya bersembunyi di balik rak-rak buku, menahan napas mereka saat suara langkah kaki semakin mendekat. Mereka tidak tahu siapa yang datang, tetapi mereka merasa bahwa mereka tidak boleh terlihat.
Pintu ruangan itu terbuka dengan keras, dan Tumang dan teman-temannya melihat seseorang masuk. Itu adalah salah satu senior mereka, seorang santri yang telah tinggal di asrama ini selama bertahun-tahun.
"Ada apa di sini?" tanya senior itu dengan suara yang tenang, tetapi tajam.
Tumang dan teman-temannya berdiri, merasa tegang. Mereka tidak tahu apakah mereka harus memberitahunya tentang apa yang mereka temukan atau menyembunyikannya.
Namun, sebelum mereka bisa menjawab, senior itu melangkah maju, menatap ke arah meja altar dengan tatapan yang dalam. "Kalian telah menemukan sesuatu yang tidak seharusnya kalian temukan," ucapnya dengan suara yang serius. "Ini adalah ruangan yang penuh dengan kekuatan gelap, dan kalian tidak boleh menyentuhnya."
Tumang dan teman-temannya saling pandang, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka merasa terjebak di antara kebenaran yang mereka cari dan bahaya yang mengintai di setiap langkah.
Namun, sebelum mereka bisa membuat keputusan, suara bayangan muncul kembali di antara mereka. "Kalian telah mengganggu kekuatan yang lebih besar dari diri kalian sendiri," ucapnya dengan suara yang menggetarkan. "Kalian harus pergi dari sini sekarang juga, sebelum terlambat."
Tumang dan teman-temannya saling pandang, merasa semakin bingung. Mereka tahu bahwa mereka harus segera meninggalkan ruangan itu, tetapi mereka juga tidak bisa meninggalkan pertanyaan-pertanyaan mereka tanpa jawaban.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu, tetapi dengan tekad untuk kembali suatu hari nanti. Mereka tahu bahwa mereka belum selesai dengan misteri yang telah menghantui asrama itu selama bertahun-tahun, dan bahwa mereka harus menemukan jawaban yang mereka cari.
Dengan hati yang berat, mereka meninggalkan ruangan itu dan kembali ke kamar-kamar mereka masing-masing. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir, dan bahwa mereka harus siap untuk menghadapi segala sesuatu yang menunggu di depan.
Tumang mengernyitkan kening, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Dia merasa kehadiran makhluk halus itu semakin membuat suasana semakin mencekam. Namun, dia juga merasa bahwa ada sesuatu yang tidak benar dengan semua ini.
"Tapi kami hanya ingin mencari kebenaran," ucap Tumang dengan hati-hati. "Kami tidak bermaksud mencelakai atau mengganggu apapun di sini."
Bayangan itu menggeleng perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam. "Kebenaran tidak selalu mudah untuk ditemukan, dan tidak selalu aman untuk diungkapkan," katanya. "Ada kekuatan di luar sana yang jauh lebih besar dari pada kalian bisa bayangkan, dan mereka tidak akan ragu untuk melindungi rahasia yang terkandung di sini."
Tumang merasa semakin tegang. Apa yang sedang dia dan teman-temannya hadapi? Dan apa yang sebenarnya terjadi di asrama ini? Dia merasa semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi, dan bahwa mereka harus mencari tahu kebenaran dengan segala risikonya.
"Kami tidak akan mundur," ucap Tumang dengan mantap. "Kami akan terus mencari kebenaran, meskipun itu berarti menghadapi bahaya yang tak terbayangkan."
Bayangan itu diam sejenak, seolah-olah mempertimbangkan kata-kata Tumang dengan serius. Kemudian, dengan tiba-tiba, dia menghilang begitu saja, meninggalkan Tumang dan teman-temannya dalam kegelapan yang menyelimuti ruangan itu.
Tumang dan teman-temannya saling pandang, merasa semakin yakin bahwa mereka berada di jalur yang benar. Meskipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka bertekad untuk terus maju, mencari kebenaran yang tersembunyi di balik semua ini.
Dengan hati-hati, mereka mulai menyelidiki lebih dalam ruangan itu, mencari petunjuk yang mungkin membawa mereka ke arah yang benar. Mereka tahu bahwa mereka tidak boleh mengabaikan apa pun yang mereka temukan, karena setiap petunjuk bisa menjadi kunci untuk mengungkap misteri yang telah menghantui asrama ini selama bertahun-tahun.
Setelah beberapa saat, mereka menemukan sebuah buku kuno yang tersembunyi di balik tumpukan artefak. Dengan hati-hati, mereka membuka buku itu dan mulai membaca halaman-halaman di dalamnya. Apa yang mereka temukan membuat mereka tercengang.
Buku itu berisi catatan-catatan tentang sejarah asrama itu sendiri, termasuk tentang pendirian dan pembangunan awalnya. Tetapi, semakin dalam mereka membaca, semakin jelas menjadi bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan sejarah asrama tersebut. Ada catatan tentang kejadian-kejadian aneh dan kejadian-kejadian yang tidak dapat dijelaskan, dan tentang rahasia-rahasia yang telah lama terlupakan.
Dengan hati-hati, mereka mencatat setiap detail yang mereka temukan, merencanakan untuk menyelidiki lebih lanjut. Mereka merasa semakin dekat dengan mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik misteri yang telah menghantui asrama itu selama bertahun-tahun.
Tapi, saat mereka sedang sibuk mencatat, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Dengan cepat, mereka menyembunyikan buku itu dan bersembunyi di balik barang-barang lainnya, siap untuk menghadapi siapa pun yang mungkin memasuki ruangan tersebut.
Mereka menunggu dengan napas tertahan, menunggu untuk melihat siapa yang akan datang. Tetapi, saat pintu terbuka dan cahaya masuk ke dalam ruangan, mereka melihat sesuatu yang membuat mereka tercengang: seorang pria tua yang mengenakan jubah hitam, dengan tatapan mata yang dingin dan tajam.
Pria itu memandang mereka dengan tatapan yang penuh makna, seolah-olah dia bisa melihat melalui seluruh keberadaan mereka. Tumang dan teman-temannya merasa seperti mereka terpapar olehnya, tanpa ada tempat untuk bersembunyi.
Tumang dan teman-temannya menahan napas mereka saat pria tua tiba-tiba berubah menjadi sosok menyeramkan. Tubuhnya mulai melengkung, kulitnya berubah menjadi warna yang gelap, dan matanya memancarkan cahaya merah yang menakutkan.
"Malam yang gelap telah membangunkan ku," desis sosok itu dengan suara serak yang menusuk. "Apa yang kalian cari di sini? Apakah kalian berani mengganggu ketenangan kami?"
Tumang dan teman-temannya terdiam, terpaku oleh ketakutan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan menghadapi sesuatu yang begitu menakutkan.
"Tolong, kami hanya ingin mencari tahu apa yang terjadi di sini," ucap Tumang dengan suara gemetar. "Kami tidak bermaksud mengganggu siapa pun atau menyakiti apapun."
Sosok menyeramkan itu menggeram, tatapannya penuh dengan kebencian. "Kalian tidak punya hak untuk menyelidiki apa pun di sini," desisnya. "Ini adalah urusan kami, dan kalian tidak boleh mencampuri."
Tetapi, sebelum sosok itu bisa melangkah lebih dekat, Tumang dan teman-temannya melihat cahaya terang memenuhi ruangan. Mereka menoleh dan melihat bayangan melayang di ambang pintu, tubuhnya dipenuhi dengan cahaya yang terang.
"Sudah cukup, Kresna," ucap bayangan itu dengan suara yang tenang namun tegas. "Mereka datang dengan maksud baik. Biarkan mereka mencari kebenaran."
Sosok menyeramkan yang disebut Kresna mendesis marah, tetapi akhirnya dia mengalah. Dengan satu gerakan yang tiba-tiba, dia menghilang ke dalam bayangan, meninggalkan Tumang dan teman-temannya dalam keheningan yang mencekam.
Bayangan itu mendekat kepada mereka dengan lembut, menyelimuti mereka dengan cahaya yang menenangkan. "Maafkan Kresna," ucapnya. "Dia telah menjadi terlalu terpengaruh oleh kegelapan yang ada di sini. Tetapi kalian berada di jalur yang benar. Lanjutkan pencarian kalian, dan jangan pernah berhenti mencari kebenaran."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Anindya K Setiawan
ketakutan yang meme buat mereka bertahan dalam misteri yang akan terpecahkan dalam perjalanan mereka. apalagi Tumang bertemu dengan Kresna yang menurutnya menyeramkan dan menakutkan dirinya.
author hebat dalam permainan kata kata cocok banget buat les anak anak membuat novel terbagus 💕
2024-02-14
0
Mahendi meka shan
Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada merasa sendirian dalam perjuangan melawan kegelapan yang mengancam. Keberanian Sumirnah untuk terus bertahan sendiri patut diacungi jempol.
2024-02-14
0
🧐Genta
🔰Dalam suasana yang suram dan penuh misteri di asrama ini, Tumang dan teman-temannya merasa seperti terjebak di antara keinginan untuk mengungkap kebenaran dan ancaman yang mengintai di setiap sudut. Meskipun mereka berusaha mencari jawaban atas segala tanda tanya yang menghantui mereka, mereka dihadapkan pada pertanyaan yang semakin kompleks dan berbahaya. Dalam ketegangan yang menyelimuti ruangan gelap itu, mereka merasa terpikat oleh kekuatan yang lebih besar dari diri mereka sendiri, yang berusaha menjaga rahasia yang telah lama tersembunyi. Namun, di tengah kegelapan yang mengancam, ada juga cahaya harapan yang muncul, yang menuntun mereka untuk terus maju dalam pencarian kebenaran mereka. Meskipun dihadapkan pada rintangan dan bahaya yang tak terduga, Tumang dan teman-temannya tetap bertekad untuk mengejar kebenaran, meskipun harus melalui gelapnya malam yang penuh misteri itu. 🌹 setangkai bunga
2024-02-13
0