Tajam

Kembali ke asrama, Tumang merasa berat melangkah, memikul beban pengetahuan yang baru saja dia dapatkan. Dia tidak yakin apakah dia harus membagikan temuannya dengan teman-temannya sekarang, atau apakah dia harus menyelidiki lebih lanjut sebelum mengungkapkan kebenaran itu.

Saat dia memasuki ruang tamu asrama, dia melihat sekelompok teman sedang duduk bersama, berbicara dengan serius. Wajah mereka tegang, dan Tumang bisa merasakan ketegangan di udara.

"Tumang, akhirnya kamu kembali," kata salah satu temannya, Joko, dengan suara gemetar. "Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan."

Tumang merasa detak jantungnya meningkat. Apakah mereka juga mengetahui sesuatu yang sama dengan yang dia temukan?

"Dartok, dia..." lanjut Joko, terlihat kesulitan menemukan kata-kata yang tepat. "Dia hilang. Sudah beberapa jam dan kita tidak bisa menemukannya di mana pun."

Tumang terdiam, terkejut oleh kabar itu. Dartok adalah temannya, dan berita tentang hilangnya membuatnya semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sangat buruk terjadi di asrama ini.

Tanpa ragu, dia memutuskan untuk membagikan temuannya dengan teman-temannya. Dia menceritakan tentang buku yang dia temukan dan tentang catatan-catatan misterius yang ada di dalamnya. Semua orang mendengarkan dengan napas tertahan, meresapi setiap kata yang dia ucapkan.

Setelah dia selesai berbicara, ada keheningan panjang di ruangan itu. Kemudian, salah satu teman mereka, Paijo, berkata dengan suara gemetar, "Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini. Kita tidak bisa membiarkan Dartok menjadi korban berikutnya."

Tumang merasa lega melihat bahwa teman-temannya bersedia untuk bergabung dengannya dalam mencari kebenaran. Bersama-sama, mereka merencanakan langkah-langkah selanjutnya: menyelidiki lebih lanjut tentang catatan-catatan di buku itu, mencari tahu apa yang terjadi pada Dartok, dan mengungkap rahasia gelap yang telah lama tersembunyi di asrama itu.

Dengan hati yang berat tapi tekad yang kuat, mereka bersiap-siap untuk menghadapi apa pun yang menunggu di balik pintu-pintu kegelapan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka mungkin berbahaya, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa mundur lagi. Dengan tekad yang kuat, Tumang dan teman-temannya mulai menyelidiki lebih dalam rahasia yang tersembunyi di asrama tersebut. Mereka memulai dengan memeriksa setiap sudut dan ruangan yang ada, mencari petunjuk yang bisa membawa mereka ke arah kebenaran.

Setiap malam, mereka mengadakan pertemuan rahasia di salah satu kamar mereka, membahas temuan mereka dan merencanakan langkah selanjutnya. Mereka merasa semakin dekat dengan mengungkap kebenaran yang tersembunyi, tetapi juga semakin sadar akan bahaya yang mengintai di setiap langkah mereka.

Tapi, semakin dalam mereka menyelidiki, semakin banyak pertanda aneh yang mereka temui. Mereka menemukan jejak-jejak aneh yang mengarah ke lorong-lorong gelap yang tidak pernah mereka ketahui sebelumnya. Mereka mendengar suara-suara aneh di malam hari, dan merasa seperti mereka selalu diawasi oleh sesuatu yang tak terlihat.

Berjalan lebih mendekat di bangunan tua yang tersembunyi di balik pepohonan, mereka menemukan sebuah ruangan rahasia yang terkunci rapat. Dengan susah payah, mereka berhasil membuka pintunya dan masuk ke dalam.

Di dalam ruangan itu, mereka menemukan berbagai macam barang aneh dan misterius: benda-benda penuh sawang, patung-patung aneh, dan lukisan-lukisan yang menakutkan. Mereka merasa seperti mereka telah menemukan sesuatu yang sangat berharga, tetapi juga sangat berbahaya.

Namun, sebelum mereka bisa menyelidiki lebih lanjut, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Dengan cepat, mereka menyembunyikan diri di balik barang-barang yang ada, berharap untuk tidak terlihat oleh siapa pun yang memasuki ruangan itu.

Tapi, saat pintu terbuka dan cahaya masuk ke dalam ruangan, mereka melihat sesuatu yang membuat bulu kuduk mereka merinding: seorang pria tua yang mengenakan jubah hitam, dengan tatapan mata yang dingin dan tajam. Mereka tahu bahwa pria itu adalah pemilik sejati dari ruangan rahasia ini, dan bahwa mereka telah mengganggu sesuatu yang seharusnya tidak mereka sentuh.

Mereka berusaha melarikan diri dari ruangan itu tanpa ketahuan pria tua itu. Tetapi, sebelum mereka bisa melakukannya, pria itu tiba-tiba berbalik ke arah mereka, membuat mereka terperangkap di dalam cahaya sinar bulan yang terang.

Saat mereka berdiri di hadapan pria tua yang misterius itu, sekeliling berhembus dan bercampur hawa merinding menjadi semakin tegang. Tatapan mereka saling bertautan dengan tatapan dingin pria tua tersebut, sementara detak jantung mereka berdegup kencang dalam ketegangan.

Tiba-tiba, pria tua itu mulai berbicara dengan suara yang dalam dan menggetarkan. "Kalian telah menyentuh sesuatu yang tidak boleh kalian sentuh," ujarnya dengan nada yang menggema di dalam ruangan.

Tumang dan teman-temannya saling pandang, tidak yakin bagaimana mereka harus bereaksi. Mereka tahu bahwa mereka telah memasuki wilayah yang sangat berbahaya, tetapi mereka juga sadar bahwa mereka tidak bisa mundur sekarang.

"Pak, kami hanya ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini," ucap Tumang dengan suara gemetar. "Kami tidak bermaksud mencelakai siapa pun."

Pria tua itu diam sejenak, seolah-olah mempertimbangkan kata-kata Tumang dengan serius. Namun, kemudian dia mengangguk perlahan, seolah memberikan restu yang tidak terucapkan.

"Kalian telah memasuki dunia yang penuh dengan misteri dan bahaya," ucapnya dengan suara yang serak. "Tapi jika kalian ingin mencari kebenaran, kalian harus siap untuk menghadapi segalanya."

Dengan itu, pria tua itu berbalik dan meninggalkan mereka sendirian di dalam ruangan yang gelap. Tumang dan teman-temannya saling berpandangan, merenungkan kata-kata yang baru saja mereka dengar.

Setelah pertemuan dengan pria tua yang misterius, Tumang dan teman-temannya merasa semakin bertekad untuk mengungkap kebenaran yang tersembunyi di asrama tersebut. Mereka kembali ke kamar-kamar mereka, merenungkan apa yang telah mereka pelajari dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya.

Malam berikutnya, mereka memutuskan untuk kembali ke bangunan tua yang mereka temukan sebelumnya, dengan harapan menemukan lebih banyak petunjuk yang akan membawa mereka lebih dekat ke kebenaran. Dengan hati-hati, mereka menjelajahi setiap sudut ruangan, mencari petunjuk yang mungkin terlewatkan sebelumnya.

Tiba-tiba, mereka menemukan sebuah pintu tersembunyi di salah satu dinding ruangan. Dengan penuh antusiasme, mereka membukanya dan masuk ke dalam ruangan tersembunyi di baliknya. Apa yang mereka temukan membuat mereka tercengang: ruangan itu dipenuhi dengan barang-barang kuno dan artefak yang tampaknya berasal dari zaman yang sangat lama.

Mereka mengamati setiap benda dengan seksama, mencoba mencari petunjuk yang mungkin terkait dengan misteri yang sedang mereka selidiki. Di antara barang-barang itu, mereka menemukan benda berbentuk kotak yang tertutup rapat. Di dalamnya ada sebuah buku, mereka membukanya dan mulai membaca halaman-halaman di dalamnya.

Buku itu berisi catatan-catatan tentang sejarah asrama itu sendiri, termasuk tentang pendirian dan pembangunan awalnya. Tetapi, semakin dalam mereka membaca, semakin jelas menjadi bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan sejarah asrama tersebut. Ada catatan tentang kejadian-kejadian aneh dan kejadian-kejadian yang tidak dapat dijelaskan, dan tentang rahasia-rahasia yang telah lama terlupakan.

Dengan hati-hati, mereka mencatat setiap detail yang mereka temukan, merencanakan untuk menyelidiki lebih lanjut. Mereka merasa semakin dekat dengan mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik misteri yang telah menghantui asrama itu selama bertahun-tahun.

Tetapi, saat mereka sedang sibuk mencatat, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Dengan cepat, mereka menyembunyikan buku itu dan bersembunyi di balik barang-barang lainnya, siap untuk menghadapi siapa pun yang mungkin memasuki ruangan tersebut.

Terpopuler

Comments

Anindya K Setiawan

Anindya K Setiawan

syukur kalau tumang bakal membuka misteri bangunan itu supaya semuanya teeungkap dengan jelas sekali, kerena dengan terungkap semuanya pasti akan terbuka begitu saja. kalau dibiarkan sama sekali maka semuanya akan tertutup dan penuh misteri.

#baca novel ini saya sebagai pembaca nggak bisa mengatakan apa apa, saking bukunya bagus banget dan salut buat penulisnya. Ceritanya begitu indah bahasannya, pokoknya mengalahkan penulis offline🙏#

satu kata buat kamu, tetap semangat ya jangan pernah berhenti dimana pun juga tetap menulis😊. potensi kamu benar benar bagus dan 👍🙏💕

2024-02-11

0

Anindya K Setiawan

Anindya K Setiawan

bukan jantung tumang saja yang berdwtak joko, jantung aku juga berdetak keras banget takut ada berita yang mengenaskan dan aku terbayang banyang mengingatnya.

2024-02-11

0

👑keluarga author

👑keluarga author

Tapi bagaimana dengan karakter Dartok yang hilang tadi? Apakah kita akan melihat dia muncul kembali di cerita ini? Saya sangat ingin tahu apa yang terjadi padanya dan apakah dia aman. Saya juga penasaran dengan Dartok, Dina! Mungkin dia memiliki peran yang lebih besar dalam pengungkapan misteri di asrama itu. Dan siapa pria tua yang misterius tadi? Apakah dia memiliki keterkaitan dengan rahasia yang tersembunyi di asrama tersebut?

2024-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!