BAB 11

Melihat wajah Liliana yang sangat pucat dengan kedua mata terpejam dan beberapa selang menancam ditubuhnya hati Lola terasa seperti tercabik – cabik, sakit dan perih.

Dia tak menyangka jika sahabatnya akan mengalami nasib yang buruk seperti ini setelah menikah.

Pada awalnya, Lola yang melihat bagaimana baiknya perlakuan keluarga Bahtiar terhadap Liliana cukup merasa senang dan lega karena pada akhirnya sahabatnya itu bisa kembali merasakan kehangatan keluarga setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan yang terjadi beberapa bulan sebelum dia menikah.

Senyum cerah juga sempat terpatri diwajah cantik Liliana dalam satu tahun terakhir setelah sahabatnya itu mengaku jika dirinya mulai mencintai suaminya, suatu kabar yang cukup mengembirakan bagi Lola.

Dan kebahagiaan Liliana pun semakin sempurna ketika dia dinyatakan hamil oleh dokter setelah satu tahun pernikahan mereka terjadi.

Meski Harold masih bersikap dingin terhadapnya, namun keyakinan sahabatnya yang cukup besar jika sang suami akan luluh ketika buah hati mereka lahir kedunia membuat Lola pun mendukung apapun yang akan menjadi keputusan sahabatnya itu asalkan dia bahagia.

“ Seharusnya, aku lebih waspada lagi dan memperingatimu begitu feeling burukku tentang suamimu mulai terasa ”

“ Tapi sekarang, semua sudah terjadi dan menyesalpun tak ada gunanya lagi ”

“ Aku harap kamu tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan besar yang menimpahmu saat ini ”, batin Lola bermonolog.

Lola kembali menatap wajah Liliana dengan hati berkecamuk, berusaha mencari alasan apa yang akan dia berikan nanti ketika sahabatnya itu  kembali menanyakan kondisi mbok Sumi dan anak yang dilahirkannya.

Ingin berkata jujur, namun Lola takut Liliana tak sanggup mengatasi semua hal buruk yang menimpahnya secara bersamaan sehingga membuat kondisinya semakin memburuk.

Dengan hati gelisah, Lola duduk diatas sofa sambil memainkan jemari tangannya dan hal itu tentu saja mengundang perhatian Toni, supir sekaligus pengawal yang menjaganya datang mendekat.

“ Nona, alangkah baiknya anda memberitahu nyonya Liliana secara perlahan karena jika dia tahu dari orang lain maka efek yang ditimbulkannya akan semakin berat ”, ucap Toni berpendapat

Toni yang melihat Lola masih tampak bimbang dengan ucapannya pun kembali bersuara untuk meringankan beban pikiran majikannya itu.

“ Nyonya Liliana akan merasa terkhianati jika mendengar kabar duka itu dari orang lain dan mungkin itu bisa mempengaruhi kondisi kejiwaannya ”, ucap Toni menambahkan.

Lola menyadari jika semua yang dikatakan Toni benar adanya. Sudah cukup suami dan keluarganya menusuknya dari belakang.

Dan jika Lola juga melakukan hal yang sama, membohonginya mungkin Liliana akan sulit untuk percaya lagi terhadap orang lain karena semua orang yang berada didekatnya mengkhianatinya.

“ Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang Ton ? ”, tanyanya binggung.

“ Nona bisa mulai menceritakan mengenai kondisi sang anak terlebih dahulu sebelum memberitahu masalah mbok Sumi kepada nyonya Liliana ”, ucap Toni mengusulkan.

Baru saja Lola memikirkan kata yang pas untuk dia berikan kepada Liliana sahabatnya itu lebih dulu bersuara hingga membuatnya terkejut.

“ Memang apa yang terjadi dengan anakku ? ”

“ Apakah itu hal yang buruk ? ”

“ Lalu mbok Sumi ? ”

“ Apakah...apakah....”, belum juga Liliana melanjutkan ucapannnya, airmatanya sudah lebih dulu deras mengalir dipipinya.

Lola yang melihat hal tersebut langsung memeluk sahabatnya dengan erat sambil terisak.

“ Sabar ya Li, si kecil dan mbok Sumi sudah tenang sekarang ”

“ Mereka tak akan merasakan sakit lagi ”, ucap Lola sesenggukan.

Liliana yang sudah menduga jika anak yang ada dalam kandungannya beserta mbok Sumi telah meninggal dunia setelah dia melihat mereka berkumpul dengan kedua orang tuanya didalam mimpi membuat hatinya sangat hancur.

Diapun berteriak histeris dan hendak bangun dari tempat tidur namun tindakannya itu berhasil digagalka oleh Lola yang menahan pergerakannya dan menuntunnya untuk kembali naik keatas ranjang karena kondisinya yang masih belum stabil.

“ Lepaskan aku Lola, biarkan aku bertemu dengan anakku dan mbok Sumi..”

“ Mbok Sumi, ya...mbok Sumi pasti yang membawa dan merawat anakku sekarang...”

“ Kamu salah Lola, mbok Sumi dan anakku masih belum mati...”

“ Mereka pasti menungguku dirumah sekarang....”

“ Ya, mereka pasti ada dirumah sekarang, jadi biarkan aku pulang...”, ucapnya meracau.

Lola yang melihat Liliana mulai mencabut selang infuse ditangannya segera menghentikan tindakannya dan membuat sahabatnya itu kembali berontak.

Melihat kondisi Liliana yang terus mengamuk, Toni segera memanggil perawat sementara Lola berusaha menenangkan sahabatnya yang masih terus saja berontak ingin pergi menemui mbok Sumi dan anak yang dilahirkannya itu.

Karena Liliana terus saja berontak, bahkan lengan yang diberi jarum infuse mulai berdarah membuat salah satu perawat terpaksa menyuntikkan obat bius untuk menghentikannya.

Setelah Liliana berhenti mengamuk dan tak sadarkan diri, Lola segera pergi untuk menemui dokter yang merawat sahabatnya itu dan berkonsultasi mengenai kondisinya.

“ Jika dibiarkan seperti ini terus pasien bisa mengalami depresi jadi saya sarankan sebaiknya nona mendatangkan psikolog untuk menanggani kondisi mentalnya yang terluka ”

“ Kebetulan dirumah sakit kami ada psikolog yang memang disiapkan untuk pasien dan keluarga pasien jika mengalami kejadian traumatis seperti ini ”

“ Anda bisa menemuinya dilantai tiga rumah sakit untuk berkonsultasi dengannya ”, ucap sang dokter menjelaskan.

Lola yang mendengar hal tersebut tentu saja menerima dengan baik saran yang diberikan oleh dokter yang menanggani Liliana dan segera mendatangi  ruang psikolog rumah sakit yang ada dilantai tiga untuk berkonsultasi agar mental sahabatnya bisa segera ditangani dengan segera.

Sementara itu didalam selnya, Harold yang semalaman tak bisa tidur karena memikirkan kondisi Imelda langsung menyuruh pengacara yang disewa papanya untuk membawanya pergi melihat kekasihnya begitu Martin menemuinya pagi ini.

“ Saya bisa mengupayakan tuan Harold untuk pergi menemui nona Imelda tapi itu hanya sepuluh menit saja, tidak lebih ”, ucap Martin menjelaskan.

“ Tidak masalah ”

“ Ayo segera pergi karena aku tak ingin membuang waktu berhargaku ini ”, ucapnya bersemangat.

Petugaspun segera membawa pergi Harold untuk menemui Imelda di klinik sementara Martin pergi untuk mendiskusikan kasus yang menimpah kliennya tersebut.

Kepala penyidik yang Martin datangi hanya bisa menatap lelaki berkulit sawo matang tersebut dengan senyum mengejek.

“ Tampaknya lawanmu kali ini bukan orang biasa Martin dan apa yang kamu lakukan sama sekali tak mempengaruhi penyidikan yang sedang berjalan ”, ucapnya meremehkan.

“ Apa maksudmu ? ”, tanya Martin penuh selidik.

“ Dia memiliki orang dalam yang ada dikantor pusat sehingga kita yang ada diwilayah seperti ini tak bisa berkutik ”

“ Barang bukti yang kamu hilangkan juga tak terlalu berimbas banyak karena mereka memiliki bukti lain yang sudah diamankan dan sekarang ada di tim penyidik satu dimana divisi itu tak bisa kamu sentuh jika kamu lupa ”, ucap  Darton, kepala penyidik polresta menjelaskan.

Martin terlihat sedikit terkejut karena tak menyangka jika Liliana akan memiliki orang kuat dibelakangnya karena sepengetahuannya istri Harold itu hanyalah seorang wanita yatim piatu yang selama ini dikendalikan oleh keluarga Bahtiar.

“ Lalu, siapa orang kuat yang selama ini ada berada dibalik istri Harold ”

“ Kenapa dia baru muncul sekarang saat semuanya sudah hancur dan tak terkendali lagi ”, batinnya penasaran.

Martin sudah tahu jika semua harta milik Liliana yang merupakan peninggalan almarhum kedua orang tuanya telah dikuasai sepenuhnya oleh keluarga Bahtiar.

Dan kini gadis itu tampaknya berusaha melawan setelah Harold berusaha mencelakainya sehingga orang yang berada dibaliknyapun muncul.

“ Kurasa pembebasan Harold ini tak akan berjalan mudah ”

“ Apalagi aku baru saja mendapatkan info jika Liliana sudah menggugat cerai suaminya setelah mbok Sumi dan anak dalam kandungannya meninggal dalam peristiwa naas malam tersebut ”, batin Martin bermonolog.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

itu balasa orang jahat yg gak tau diri... harta orang mau di kuasai

2024-04-26

0

Cattleya

Cattleya

psikiater kali ya maksudnya, bukan psikolog... 🥀

2024-04-26

0

Ma Em

Ma Em

biarkan Harold mendekam lama dipenjara dan keluarganya hidupnya menderita karena perusahaan yg dia kelola sudah ketahuan itu milik Liliana .

2024-02-07

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!