BAB 5

“ Apa kamu siap menjalani semuanya ”, tanya Lola dengan wajah penuh kekhawatiran.

“ Tenang saja, ini hanya sementara aku bertahan disana hingga semua bukti terkumpul ”, ucap Liliana sambil tersenyum lebar, berusaha untuk menyembunyikan rasa sakit yang masih teramat sangat dalam hatinya agar sahabatnya itu tak khawatir lagi kepadanya.

“ Baiklah jika kamu bersemangat begitu aku merasa sedikit lega ”, ucap Lola sambil memasukkan beberapa makanan kesukaan Liliana kedalam paper bag yang telah dia siapkan.

“ Aku telah membuat sambungan telepon langsung untuk berjaga – jaga saja jika terjadi kondisi darurat ”

“ Nomor satu adalah nomor ponselku dan nomor dua milik pak Petrus ”

“ Aku sudah memberi tahu pak Petrus mengenai kondisimu dan dia akan dua puluh empat jam siaga jika sewaktu – waktu kamu merasa perutmu tak nyaman sehingga dia bisa segera membawamu pergi kerumah sakit karena aku merasa jika Harold akan abai terhadapmu  ”, ucap Lola menambahkan.

“ Terimakasih Lola, kamu adalah sahabat dan saudara terbaikku ”, ucap Liliana penuh haru.

Liliana cukup bersyukur, dalam kondisi terpuruk seperti ini ada sahabat rasa saudara disisinya sehingga dia tak merasa sendiri.

Keduanya segera keluar dari apartemen menuju rumah Liliana sambil bercengkerama ringan didalam mobil.

Sesekali Lola melemparkan lelucon ringan yang bisa membuat Liliana tertawa terbahak - bahak sampai meneteskan air mata.

Lola yang melihat sahabatnya bisa kembali ceria dan tertawa lepas tanpa beban seperti ini tentu saja merasa lega.

“ Teruslah tertawa lepas dan bahagia seperti ini karena kamu pantas mendapatkan itu semua ”

“Aku akan berusaha keras untuk segera membawamu keluar dari neraka yang kamu masuki sekarang agar senyum itu bisa terus merekah diwajah cantikmu setiap hari ”, batin Lola penuh tekad.

Begitu memasuki unit komplek, Lola yang melihat pemandangan yang menyakiti mata segera menghentikan laju mobilnya tak jauh dari kediaman Liliana dengan segera.

Lola sama sekali tak menyangka jika Harold dan kekasihnya akan bermesraan digarasi dengan pagar terbuka seperti itu pagi ini.

Liliana yang binggung kenapa Lola berhenti hanya bisa menelan kembali rasa sakit hatinya pada saat kedua matanya tak sengaja melihat kemesraan sang suami bersama kekasihnya.

Wanita itu mencium punggung tangan sang suami dan dibalas dengan ciuman dikening oleh Harold, hal yang sangat diinginkan oleh Liliana sebagai seorang istri yang tak pernah bisa dia dapatkan.

“ Seharusnya aku yang berada diposisi itu, bukan dia ”, batin Liliana menangis pilu.

Lola hanya bisa mengusap lengan sahabatnya itu untuk menguatkannya begitu dia melihat kesedihan kembali menyelimuti wajah cantik Liliana.

Untung saja Harold tak hafal mobil yang dipakai Lola sehingga dia melewatinya begitu saja tanpa curiga.

Selama ini, hal apapun yang menyangkit  Liliana, Harold sama sekali tak perduli sehingga dia juga tak terlalu mengenal Lola dan hanya tahu jika wanita itu adalah sahabat satu – satunya sang istri.

“ Apa kamu yakin mau pulang ”

“ Kamu bisa tinggal ditempatku hingga suasana hatimu membaik ”, ucap Lola penuh kekhawatiran.

“ Sekarang atau nanti  sama saja "

" Aku akan tetap berhadapan dengannya, jadi kenapa ditunda ”

“ Bukankah semakin cepat mendapatkan semua bukti akan semakin baik dan membuatku terlepas dari keluarga toxic itu secepatnya ”, ucap Liliana sambil menekan kemarahan dan kekecewaan yang timbul dalam hatinya sekuat tenaga agar air matanya kembali menetes keluar.

Liliana memejamkan kedua matanya sejenak untuk menormalkan detak jantungnya yang tak stabil dan mengambil nafas dalam – dalam beberapa kali sebelum pada akhirnya berkata “ Jalankan mobilnya, aku sudah siap ”.

Begitu tiba didepan rumah, Lola ikut turun dan berniat untuk mengantarkan sahabatnya itu hingga sampai didalam kamar guna memastikan semuanya aman.

Begitu kakinya melangkah masuk, Liliana sudah disambut oleh wanita muda berkulit kuning langsat dengan rambut diikat sebagian keatas dan sebagian lagi dibiarkan tergerai bebas memakai dress hijau lumut selutut.

“ Cantik dan anggun. Pantas saja Harold sangat mencintainya ”, batin Liliana menilai.

Melihat satu wanita hamil dan satu wanita dengan pakaian formal masuk kedalam rumah, Imelda segera menyapa keduanya dengan ramah.

“ Kamu pasti Liliana istri Harold kan....”

“ Dan Kamu pasti Lola sahabatnya Liliana ”

“ Kenalkan aku Imelda, salam kenal ”, sapa Imelda sambil mengulurkan satu tangannya.

Tak ingin berbasa – basi Liliana pun hanya mengangguk pelan dan melewatinya membiarkan Imelda berdiri mematung masih dengan satu tangan terangkat keatas.

Harold yang ketinggalan berkas tak sengaja melihat pemandangan tersebut dan diapun langsung meradang melihat perlakukan buruk yang diberikan oleh istrinya kepada Imelda.

Dengan cepat, Harold berjalan masuk dan langsung menarik satu tangan istrinya dengan kasar hingga membuat tubuhnya sedikit limbung.

Untung ada Lola yang berdiri disampingnya, jika tidak bisa dipastikan Liliana akan terjatuh dilantai dengan keras.

“ Apa – apaan kamu Harold !!!....”, teriak Lola penuh amarah.

“ Kalian yang apa – apaan !!!....”

“ Kenapa kalian bersikap kasar dan mengabaikan Imelda begitu saja !!! ”, teriaknya marah.

“ Cuih, hanya karena pelakor itu kamu hampir mencelakai istrimu ”

“ Dimana otakmu Harold !!! ”, ucap Lola penuh kecaman.

Harold yang mendapatkan tatapan menantang dari Lola tentu saja tak terima dan ketika dia mengangkat tangannya untuk menampar sahabat istrinya itu, usapan lembut Imelda menghentikan pergerakannya.

“ Sudahlah Harold, aku tak apa – apa ”

“ Mungkin memang aku tak terima dengan baik disini jadi mereka mengabaikanku ”, ucap Imelda dengan kedua mata berkaca – kaca.

Melihat adegan didepannya, Lola hanya memutar bola matanya dengan malas dan merasa jika wanita yang ada didepannya itu penuh dengan drama.

“ Kamu terlalu baik Imelda, tapi perbuatan mereka sudah sangat keterlaluan ”, ucap Harold lembut.

Liliana yang sedari tadi terdiam pada akhirnya mulai bersuara ketika sahabat dan suaminya akan kembali bertengkar.

“ Aku tak masalah kamu membawanya tinggal disini karena ini adalah rumahmu, tapi  setidaknya ceraikan aku dulu seperti apa yang kamu bilang sebelumnya ”, ucap Liliana tajam.

Harold yang melihat api kemarahan dalam mata Liliana pada akhirnya harus menelan semua kata yang hendak dia keluarkan karena tak ingin semua rencana besarnya berantakan dan kalah didetik – detik penentuan seperti ini.

Dia ingin semua pengorbanan dan perjuangannya menjadi sia – sia maka Haroldpun mulai menurunkan egonya demi semua keberhasilan.

“ Lili, tenanglah dulu karena marah akan mempengaruhi kondisi kandunganmu ”

“ Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku akan menceraikanmu setelah anak kita lahir ”

“ Selama ini aku terlalu sibuk dikantor sehingga tak bisa menemanimu setiap saat sehingga aku mengambil keputusan untuk membawa Imelda kesini ”

“ Setidaknya jika ada Imelda kamu tak akan kesepian karena memiliki teman untuk bercerita dan Imelda juga bisa membantumu sehingga kamu tak akan kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah ”

“ Dan lagi rumah sakit tempat Imelda berobat tak jauh dari tempat tinggal kita sehingga tak mungkin baginya untuk tinggal dirumah mama yang jaraknya sangat jauh dari rumah sakit ”ucap Harold dengan suara lembut.

Jika saja Liliana tak mengetahui fakta yang ada mungkin sekarang dia akan menangis haru karena pada akhirnya Harold bersikap lembut dan memberikan perhatian yang selama ini dia inginkan.

Tapi sekarang, melihat drama murahan yang Harold tunjukkan semakin membuat hatinya merasa muak.

Tak ingin menanggapi drama yang bisa membuat hatinya semakin sakit Liliana pun segera membalik badan sambil berkata “ Aku akan beristirahat didalam kamar dan kuharap tak ada yang menggangguku ”.

Melihat istrinya pergi begitu saja dengan ekpresi datar membuat Harold yang selama ini tak pernah istrinya abaikan ingin berjalan mengejarnya tapi suara bunyi ponsel disaku membuatnya mengurungkan niatnya dan berjalan menuju ruang kerjanya untuk mengambil berkas yang akan dia gunakan untuk meeting pagi ini.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

sebelum dua tahun ambil semua harta mu Li... kan perjanjian nya dua tahun... ini blm dua tahun kan?

2024-04-26

0

budak jambi

budak jambi

semoga kalian mendapat kn karma yg setimpal dgn apa yg kalian lakukan dasar imelda jalng

2024-05-02

0

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

ayo liliana ambil perusahaan ortu sblm 2 th

2024-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!