BAB 2

Keesokan harinya, hembusan angin yang masuk melalui jendela yang sejak semalam dibiarkan terbuka telah mengelitik lehernya akibat kencangnya angin yang masuk hingga membuat surai hitam panjang milik Liliana terbang terbawa angin.

Mata Liliana terasa panas dan berat karena semalamam suntuk dia menangis dan baru menyudahinya setelah dia tertidur akibat kelelahan.

Liliana mengelus perutnya yang mulai bergerak dan segera menyapa bayi munggil yang belum lahir tersebut dengan lembut sambil tersenyum lebar.

“ Maaf mama ya nak jika semalam mama membuatmu sedih ”

“ Mama janji itu adalah terakhir kalinya mama menangis untuk papamu ”

“ Kuharap dimasa depan kamu tak akan menyalahkan mama akan keputusan yang akan mama ambil setelah ini ”, ucap Liliana sambil membelai perutnya dengan lembut.

Liliana pun segera bangkit dan membersihkan diri didalam kamar mandi sebelum suaminya bangun.

Jujur saja Liliana masih belum sanggup untuk bertatap muka dengan Harold, apalagi kini ada wanita lain disampingnya.

Sungguh, sekeras apapun Liliana mencoba iklhas dia tak pernah bisa untuk rela dimadu seperti ini.

“Nyonya....”, mbok Sumi menatap majikannya dengan sedih.

Mbok Sumi mengkhawatirkan kondisi nyonya mudanya yang pagi ini turun dengan mata sembab dan lesu.

“ Pasti semalam nyonya telah melihat segalanya ”

“ Tuan Harold benar – benar jahat ”

“ Kenapa dia bisa membawa wanita lain kerumah ini disaat nyonya sedang hamil besar ”, batin mbok Sumi sedih.

Liliana yang melihat kesedihan diwajah pembantunya itu buru – buru tersenyum lebar agar wanita tua itu tak khawatir terhadapnya.

“ Mbok, aku mau beli bubur dulu didepan sekalian jalan – jalan mumpung cuaca cerah ”, ucapnya berusaha ceria.

“ Apa perlu mbok temani ?....”, tanyanya penuh kekhawatiran.

“ Nggak usah mbok ”

“ Mbok Sumi dirumah saja menyiapkan sarapan seperti biasa ”, ucapku sambil tersenyum.

Mendengar suara pintu dibuka, Liliana pun mempercepat langkahnya untuk pergi keluar dari rumah sebelum sang suami menggagalkan aksinya.

“ Pagi - pagi begini nyonya pergi kemana mbok ? ”, tanya Harold penasaran melihat siluet tubuh sang istri menghilang dibalik pintu.

“ Nyonya beli bubur didepan komplek tuan sekalian jalan pagi katanya ”, jawab mbok Sumi sopan.

“ Oh...”, ucap Harold dengan ekpresi datar.

Sudah biasa baginya jika Liliana pergi keluar pagi – pagi seperti ini untuk membeli bubur yang sejak masa kehamilannya ini menjadi hidangan favoritnya.

Harold yang memang tak menganggap keberadaan Liliana tak terlalu terpengaruh ketika istrinya itu pergi dan membiarkannya sarapan sendirian dirumah seperti sekarang.

Melihat mbok Sumi sibuk didapur, Harold pun segera naik keatas untuk membersihkan diri dan berganti pakaian karena semua perlengkapannya ada didalam kamar.

Begitu masuk, Harold yang melihat semua perlengkapannya pagi ini telah tersedia diatas ranjang langsung berjalan menuju kamar mandi.

Meski tak dianggap namun Liliana selalu menyiapkan semua keperluan Harold mulai pakaian, hingga hidangan yang akan dia makan meski hal tersebut tak pernah sedikitpun diapresiasi oleh suaminya.

Begitu tiba di jalan raya, Liliana segera masuk kedalam taxi online yang telah menunggunya didepan gerbang dan langsung meluncur kerumah sahabatnya, Lola.

Semalam, Liliana yang sudah sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan menumpahkan semua rasa sakit hatinya kepada Lola sahabatnya melalui telepon.

Lola yang semalam berada diluar kota mengurusi bisnisnya menyuruh Liliana datang ke apartemennya pagi ini untuk menghiburnya.

Dan disinilah sekarang, Liliana menceritakan semuanya dengan wajah penuh kekecewaan kepada sahabatnya yangs etia mendengarkannya.

Tak ada setitikpun air mata yang keluar karena semuanya telah habis dia tumpahkan sejak semalam.

“ Aku akan membantumu mengurus semuanya, kamu jangan khawatir ”, ucap Lola berusaha menghibur.

Lola pun segera menghubungi pengacaranya untuk mengurusi masalah perceraian sahabatnya tersebut sekaligus dia juga ingin mengambil alih perusahaan milik papa Liliana yang selama ini dikelola oleh Harold.

“ Hari ini, istirahatlah ditempatku dulu hingga suasana hatimu membaik ”

“ Seperti biasa, aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu didalam kulkas jadi jika ingin makan tinggal kamu panaskan dimicrowave ”

“ Aku akan pergi kekantor dulu untuk meeting pagi ini ”

“ Siang, jika tak ada hal penting dikantor aku akan usahakan pulang untuk menemanimu ”, ucap Lola penuh perhatian.

“ Maaf jika aku terus saja merepotkanmu ”, ucap Liliana tak enak hati.

“ Sudahlah, kita ini bersaudara meski tak memiliki hubungan darah sedikitpun ”

“ Apapun yang menjadi masalahmu akan menjadi masalahku juga ”

“ Semua sudah diurus pengacaraku dan aku akan memberimu kabar begitu pak Petrus menghubungiku ”, ucap Lola sebelum dia beranjak untuk mengambil tas kerjanya dan pamit pergi.

Sementara itu dikediaman Liliana tampak Harold dan Imelda menikmati sarapan mereka pagi ini dengan bahagia.

Keduanya tampak seperti pasangan pengantin baru dimana Imelda dengan telaten mengambilkan makanan kepada Harold yang menyambutnya dengan senyum ceria.

Hal yang tak pernah lelaki itu tampakkan selama menikah dengan Liliana dan tentu saja pemandangan tersebut membuat hati mbok Sumi merasa sedih.

“ Andaikan tuan bisa sehangat itu kepada nyonya mungkin rumah tangga mereka akan harmonis selamanya ”, batin mbok Sumi pilu.

Imelda yang merasa belum melihat istri Harold merasa penasaran akan sosok wanita yang menjadi pengantinya waktu itu setelah dia kabur dihari pernikahan mereka.

“ Harold, kemana istrimu ? ”

“ Kenapa dia tidak ikut sarapan dengan kita ? ”, tanya Imelda penuh perhatian.

“ Dia pergi keluar membeli bubur ”, jawab Harold singkat.

“ Apakah jauh tempatnya ”

“ Kenapa dia belum kembali padahal sebentar lagi kamu akan berangkat kekantor ”, tanyanya lagi dengan wajah penuh selidik.

“ Mungkin setelah makan bubur dia jalan – jalan sebentar ditaman mumpung hari cerah ”, jawab Harold sekenanya.

Imelda yang masih merasa tak puas akan jawaban yang diberikan oleh Harold berusaha untuk kembali bertanya “ Apakah dia sengaja menghindariku ? ”.

Harold yang melihat wajah Imelda berubah menjadi senduh segera menghibur hati wanita yang dicintainya itu agar dia merasa nyaman.

“ Kamu jangan salah paham ”

“ Aku yakin dia tak keberatan kamu tinggal disini ”

“ Selama hamil, Liliana memang selalu membeli bubur dan pulangnya dia akan jalan – jalan sebentar ditaman untuk menghirup udara pagi yang masih bersih agar janinnya sehat ”, ucap Harold menjelaskan dengan sabar.

“ Jadi istrimu sedang hamil ? ”, tanya Imelda dengan raut wajah terkejut.

“ Kami sepakat akan bercerai begitu anak tersebut lahir jadi kamu jangan khawatir karena setelah itu aku akan langsung menikahimu ”, Harold menjelaskan semuanya sambil mengenggam kedua tangan Imelda dengan lembut berharap wanita itu bisa mengerti keadaannya saat ini.

Melihat jika pagi ini bukan waktu yang tepat untuknya berdebat dengan Harold maka Imelda pun menyimpan kembali argument yang hendak dia keluarkan dan akan menunggu hingga lelaki itu pulang kantor nanti.

Setidaknya, dia bisa berbicara dengan Harold dan istrinya nanti sehingga hal yang menganjal dalam hatinya bisa segera hilang.

Sementara itu didapur, mbok Sumi yang tak sengaja mendengar percakapan keduanya tak terasa air matanya menetes tanpa diperintah dengan derasnya.

“ Malang benar nasibmu nduk ”

“ Jika mbok bisa, mbok akan membawamu pergi jauh dari rumah yang sudah seperti neraka ini agar hatimu tak semakin sakit ”, batin mbok Sumi nelangsa.

Sebagai wanita yang mengasuh Liliana sejak bayi dan meluhat tumbuh kembang putri semata wayang majikannya tersebut tentu saja mbok Sumi yang sudah ditinggal mati sang suami serta tak memiliki anak sudah menganggap Liliana seperti anaknya sendiri.

Jadi melihat perlakuan Harold seperti itu hatinya merasa hancur dan sakit. Jika saja dia memiliki kemampuan, sudah sejak lama Liliana akan dia bawa pergi jauh.

Namun sayangnya dia melihat Liliana mulai mencintai suaminya sehingga mbok Sumi hanya bisa berada disisinya untuk menguatkan dan mendoakan yang terbaik untuk majikannya tersebut.

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

cari donor jantung dikira murah! bisa milyaran. laki1 tdk tahu diri. uang siapa yang mau di pakai harorld

2024-04-29

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

kekayaan di ambil baru rasa kamu Harold... cewek nya kira itu harta si Harold kali yah...kasian deh loh 😂😂

2024-04-26

0

guntur 1609

guntur 1609

wah harold laki mokondo juga. tapi gak tahu diuntung

2024-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!