BAB 3

5 tahun kemudian.

Seorang anak kecil yang berumur 5 tahun sedang melompat-lompat, bukan hanya lincah berlari, tapi ia sangat pandai berbicara. Kepintarannya membuat semua orang takjub bila melihatnya.

Kulitnya yang putih, rambut hitam pekat dan rangka tubuh besar itu membuat ia terlihat seperti anak berumur 6 tahun. Namanya adalah Zacky, ia melambaikan tangannya ke arah Zezsya membuat Zezsya tersenyum.

Yang tadinya Zazsya berharap mandul, tapi ia malah melahirkan 3 bayi kembar. Tapi satu bayi di nyatakan meninggal, dua bayi lainnya di bawa oleh asisten Alzezco pergi setelah melakukan pertukaran dengan adiknya Zino.

Waktu itu, Zazsya ingin merampas kembali bayi tersebut, sayangnya ia di dorong oleh pengawal Alzezco hingga ia jatuh terjerembab dan mengalami pendarahan hebat dan di nyatakan koma.

Tapi, bayi yang di nyatakan meninggal itu ternyata hidup kembali. Karena saat itu si bayi ternyata mengalami mati suri. Zazsya yang awalnya koma karena pendarahan, ia sadar kembali setelah suara tangisan bayi di dekatkan ke telinganya. Mereka pun memilih untuk pergi jauh dari Negera tersebut agar bayinya tidak di ambil lagi oleh Alzezco.

Zezsya melihat Zacky yang sedang bermain duduk di kursi di depan toko buahnya sambil termenung. Sudah 4 bulan penjualan buah-buahan turun drastis yang membuat pemasukan menjadi kurang.

Itu karena sejak ada toko buah baru yang menyewa yang berseberangan dengan tokonya. Para pembeli lebih memilih di depannya, hasilnya buah yang tidak laku banyak yang busuk dan terpaksa di buang. Padahal, selama ini tokonya lumayan di kunjungi oleh pembeli.

Belum lagi pemilik toko datang menagih uang tunggakan selama 2 bulan ini, membuat Zazsya pusing. Zino sendiri hanya bisa membantu ia di toko karena ia butuh seseorang untuk membantunya.

"Pokonya kalian jangan beli di toko buah di seberang sana ya, aku pernah melihat dia menyemprotkan zat kimia agar buah-buahannya segar. Padahal semua buah yang dia jual busuk," bisik penjual buah yang ada di depan toko buah Zazsya kepada pembelinya yang bernama Bu Qee.

"Ah, yang bener Buk? Kalau seperti itu benar-benar keterlaluan sekali orang itu," ucap pembeli itu malah percaya.

"Iya, aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri lho. Bilang juga pada yang lain, kalo mau beli buah di sini aja, di jamin sehat dan berkualitas. Jangan beli di sana, buahnya busuk dan jelek, kalau memakannya malah masuk rumah sakit," hasut Buk Qee.

"Iya iya, saya mengerti, saya permisi dulu ya Bu," ucap pembeli itu berlalu meninggalkan toko buah Bu Qee.

Setelah pembeli itu pergi, Bu Qee tersenyum licik melihat Zazsya yang masih termenung menunggu pembeli. Ternyata Sebenarnya selama ini Bu Qee lah yang menghasut para pembeli agar tidak membeli di tokonya.

Melihat Zazsya yang terlihat sedih, seorang bocah kecil lucu dan imut pun datang menghampiri Mamanya dan memeluknya.

"Mama kenapa cedih?" tanya bocah kecil itu dengan suara khas anak-anak.

Zazsya menarik nafas dan tersenyum getir melihat ke arah buah hatinya tanpa menjawabnya.

"Mama kan cering bilang cama Zacky kalau kita tak boleh cedih, kalena ada Tuhan belcama kita," ucapnya dengan lembut dan penuh senyuman.

Bayi yang di asuh oleh Zazsya kita tubuh menjadi anak yang lembut dan penyayang, Zazsya benar-benar bersyukur karena sudah memilikinya.

Dari balik tembok, Zino merasa amat sedih, karena dirinya lah Kakaknya sepeti ini. Ia sungguh menyalahkan dirinya karena ia punya penyakit. Andai saja malam itu penyakitnya tidak kambuh, andai Zazsya tidak pergi membeli obat untuknya, mungkin Kakaknya tidak akan menjadi kambing hitam oleh pencuri dan bertemu dengan Alzezco, mungkin mereka tidak terdampar di Negara Q yang penuh kesulitan ini.

"Ya sudah, sepertinya tidak ada pembeli yang datang hari ini, kalau gitu mari Mama bawa kamu ke taman bermain," ajak Zazsya tersenyum kepada Zacky.

Ini ia lakukan untuk menghalau rasa gundah di hatinya, lagian taman bermain juga tidak jauh dari toko, hanya berjarak 300 meter saja.

"Pergilah Kakak bawa Zacky jalan-jalan, biar aku yang jaga toko," ucap Zino mencoba untuk tersenyum meskipun sulit.

"Kakak mengandalkan mu," ucap Zazsya tersenyum.

Zazsya pun pergi bersama Zacky.

*

*

Alzezco keluar dari mobilnya menuju ke arah 3 orang yang sudah menunggunya.

"Oh kalian orangnya?" tanya Alzezco menatap tajam 3 orang yang ada di hadapannya kini.

Ya, tadi malam Alzezco mendapat kabar jika tanah yang sudah ia beli 3 tahun lalu mendadak ada mafia tanah yang mengaku jika itu adalah tanah hak milik mereka, Alzezco pun berangkat malam itu juga ke Negara Q.

Bukk!

Alzezco melempar beberapa dokumen di bawah kaki ketiga orang itu. Salah satu mengambilnya lalu memakai kacamata dan melihat isi dokumen tersebut.

"Heh! Apa kalian pikir aku tidak tahu jika kalian sudah memalsukan dokumen surat menyurat tanah ini! Kalian ingin mengelabui ku!" bentak Alzezco marah besar.

"Ta-tapi tanah ini hak milik kami," ucap bapak-bapak yang berumur 60 tahun itu terbata tapi bersikeras.

"Heh! Sudah tua bangka bukannya kalian bertobat dan duduk di rumah, tapi malah menjadi mafia tanah. Seharusnya kalian lihat dulu siapa yang kalian kelabui! Yeki, kirimkan bukti dokumen palsu mereka ke komandan Quotar, kita selesaikan mereka dengan hukuman Negara kita," ucap Alzezco menatap bapak-bapak itu tajam.

"Baik Tuan." angguk Yeki.

3 orang bapak itu terdiam dan mendadak ketakutan. Bagaimana tidak, mereka memang memalsukan dokumen surat tanah yang seharusnya bukan milik mereka. Ternyata mereka salah sasaran, mereka pikir pemilik tanah itu adalah orang biasa.

Triring! Triring!

Triring! Triring!

Tiba-tiba ponsel Alzezco berdering, Yeki mengangkatnya lalu memberikan kepada Alzezco.

"Halo."

"Ma-maaf Tuan, ini kesalahan saya. Saya benar-benar minta maaf atas keteledoran saya," ucap pengawal itu gugup.

"Katakan!"

"Tuan muda Alzeztron tiba-tiba ada di dalam jet dan saya baru menyadarinya setelah di beri tahu oleh Bi Lili," jawab pengawal itu ketakutan.

"Apa! Kenapa dia bisa ada di dalam jet!" bentak Alzezco.

Sungguh ia menghadapi masalah besar sambil melihat ke arah anak kecil di sampingnya yang saat itu memasang wajah imut membuat hati meleleh bila melihatnya.

"Tuan muda, Anda saja yang berbicara dengan Tuan besar, aku tidak sanggup menghadapinya," ucap pengawal itu memberikan ponselnya kepada Alzeztron dengan wajah yang menyedihkan.

"Papa!"

"Kenapa kamu ada di jet!" tanya Alzezco marah.

"Papa pelgi nggak ajak aku cih, aku juga ingin pelgi jalan-jalan cama Papa," jawab Alzeztron dengan ucapan dengan suara yang mengemaskan.

Tadi malam Alzezco berangkat secara terburu-buru, siapa sangka jika si bocah kecil yang cerdik itu diam-diam menyelinap masuk ke dalam jet tanpa di ketahui oleh Papa, pengawal dan Bi Lili pengasuhnya. Sedangkan satu kembarannya tinggal di rumah karena tidak mau ikut karena masih mengantuk. Namanya Alzezxon.

Alzezco memegang kepalanya karena pusing melihat anaknya yang semakin besar semakin nakal.

"Aku pergi bukan buat jalan-jalan! Ada masalah besar di sini yang harus aku selesaikan!" ucap Alzezco pelan, tapi geram.

"Kalau Papa nggak mau ajak aku pelgi, aku pelgi cama Paman Ben aja," sahut Alzeztron melihat ke arah pengawal yang ada di sampingnya.

"Ya sudah, pergi bersama Ben saja, tapi kalau kamu sampai kabur dan menghilang lagi, maka aku akan mengurung mu di kamar dan tidak akan memberikan mu game lagi selamat 6 bulan!" ancam Alzezco.

"Baik Pa," ucap si kecil tersenyum. Ia memberikan kembali ponsel kepada pengawal itu.

"Lalu di mana Alzezxon?" tanya Alzezco.

"Kata Bi Lili, dia ada di rumah sedang bermain sendirian."

"Baiklah, kalau begitu."

Alzezco memutuskan panggilannya dan kembali menyimpan ponselnya, lalu melanjutkan menyelesaikan permasalahannya saat itu.

"Ayo paman." Alzeztron menarik tangan Ben untuk pergi jalan-jalan.

"Kita mau ke mana Tuan muda?" tanya Ben setelah 20 menit menyusuri jalan.

Alzeztron melihat ada sebuah taman bermain di sebuah lapangan.

"Ke cana," ajaknya yang terlebih dahulu berlari ke lapangan menuju taman bermain tersebut.

"Jangan lari-lari Tuan Muda, nanti jatuh!" teriak Ben berusaha mengejar Alzeztron.

Alzeztron sengaja ingin melarikan diri dari Ben, ia bosan selama ini di ikuti terus oleh pengawal Papanya, ia juga ingin bebas. Setelah jauh ia berlari sambil melihat kebelakang tanpa sadar ia menabrak seorang anak laki-laki seusianya, mereka jatuh bersamaan.

"Aduuuuuh, tangan ku," ucap Alzeztron melihat sikutnya yang terluka lalu melihat ke arah anak yang ia tabrak tadi.

Mendadak keduanya terkejut menyadari ada sesuatu hal yang mengejutkan.

"Kamu Capa?" tanya Zacky mengangkat alisnya.

"Kamu yang capa? Kenapa wajah kamu milip cekali dengan ku? Bukanya Alzezxon di lumah?" tanya Alzeztron bingung.

"Capa Alzezxon? Aku nggak kenal!" ucap Zacky mengeleng cepat.

Keduanya sama-sama berdiri dan saling tatap menatap kebingungan. Seingat Alzeztron kembarannya tinggal di rumah, kenapa ada orang mirip lagi dengannya di Negara yang sangat jauh ini. Zacky juga sangat terkejut, kenapa ada orang yang begitu mirip dengannya dan sama persis, bahkan yang membedakan hanyalah baju.

Terpopuler

Comments

Praised93

Praised93

kalau 5 tahun kemudian ya anak nya 4 tahun

2024-05-02

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖

2024-04-30

0

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

kasian nasibnya mama kembar (zya)

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!