Begitu seterusnya hingga tak terasa Lukky dan Audia sudah menikah selama tiga bulan, dan selama itu juga Lukky telah banyak bersabar dengan setiap penolakan Audia terhadapnya.
Tidak hanya sampai disitu, Audia juga sering menghina Lukky, meski bukan dengan kata-kata melain dengan bahasa tubuhnya. Tapi itu semua bisa dilihat dengan jelas, seperti yang biasa Audia lakukan ketika Lukky sedang mencium bibirnya.
Audia kerab berkali-kali menolak lidah Lukky yang mencoba masuk kedalam mulutnya, dan terus melepehkan air liur Lukky yang sempat masuk kedalam mulutnya. Audia sangat merasa jijik dan tak sanggup jika harus bertukar kuman serta jigong dengan Lukky.
Audia. "kakak belum gosok gigi?!"
Kilah Audia saat menolak ciuman dari bibir Lukky sambil mengelap bibirnya dengan kedua tangannya, lalu melepehkan ludahnya dihadapan Lukky, meski terluka namun Lukky tetap sabar.
Padahal selama ini Lukky selalu memenuhi kebutuhan Audia, baik sandang pangan dan papan. Bahkan ketika Lukky memiliki rejeki lebih ia juga membelikan perhiasan emas untuk Audia.
Seperti gelang emas yang berbentuk jam tangan, lalu kalung rantai biji merica dan tiga buah cincin emas dengan hiasan berlian asli. Namun sepertinya semua itu masih belum bisa meluluhkan hati Audia, yang bisa dikatakan sekeras batu tersebut.
Lukky. "kalau gitu kakak gosok gigi dulu ya."
Ujar Lukky sambil turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.
Ia tidak mau terbawa suasana dan menuruti egonya, meski sebetulnya hatinya sangat terluka, saat Audia memperlakukannya seperti itu. Selain itu Lukky juga tidak mau malam ini gagal lagi seperti malam-malam kemarin.
Pasalnya sejak Audia selesai haid saat itu, ia mulai ogah-ogahan melayani kebutuhan biologis Lukky. Audia sering mengeluh sakit setiap kali Lukky meminta secara baik-baik maupun paksa, alhasil Lukky pun lebih banyak mengalah dan banyak menahan hasrat seksualnya.
Hal seperti itu selalu terjadi di hari-hari berikutnya, tanpa Lukky sadari ternyata ia sudah bersabar selama tiga bulan. Dan selama tiga bulan tersebut ia hanya bisa menyentuh Audia sebanyak delapan kali, selebihnya Lukky terpaksa melakukan onani dikamar mandi.
Lukky. "sayang, kita lanjut ya? Kakak sudah gosok gigi."
Ujar Lukky memberi tahu Audia bahwa ia sudah gosok gigi, dan kembali mencoba untuk mencium bibir Audia.
Namun lagi-lagi Audia menolak ciuman dari Lukky, dengan menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri agar Lukky tidak bisa mencium bibirnya.
Karena Audia terus menolak ciuman dari Lukky, akhirnya Lukky berhenti mencium bibir Audia dan lebih memilih untuk mencium leher jenjang Audia. Ia betul-betul tak ingin kehilangan kesempatan untuk menyalurkan hasratnya.
Ia terus menciumi seluruh leher dan meremas-remas kedua dada Audia, lalu menyingkap long dress Audia keatas memperlihatkan tubuh Audia. Tidak puas sampai disana, Lukky mulai menggoyang-goyangkan gunung kembar Audia yang kini telah lebih besar dari sebelumnya.
Ia mengisap dan berkali-kali menarik-narik pelan pucuk yang berwarna coklat tersebut, lalu menjilatnya dan mengisapnya lagi. Puas bermain dengan pucuk berwarna coklat yang sudah mengeras, kini Lukky pindah pada area berharga milik Audia.
Ia membuka paksa kedua kaki Audia lebar-lebar, tentunya setelah Lukky berhasil membuka kain segitiga berwarna pink hambar, yang menjadi penutup hutan yang gundul. Karena Audia terus berusaha merapatkan kedua kakinya, akhirnya Lukky jongkok di antara kedua kaki Audia yang sedang dipaksa terbuka lebar oleh kedua tangan Lukky.
Lukky menunduk mendekatkan wajahnya ke area berharga milik Audia, setelah dekat perlahan Lukky membuka mulutnya lalu menjilatinya seperti sedang menjilati es krim, lalu kemudian memainkan lidahnya dan menggelitiknya dengan lidahnya.
Apa yang Lukky lakukan sontak membuat Audia menggeliat-geliat dan meremas-remas bantal dengan kedua tangannya, karena sensasi geli dan nikmat diarea berharga miliknya.
Sangking keenakannya area berharga milik Audia bahkan sampai basah, dan itu adalah tanda bagi Lukky bahwa area tersebut sudah siap untuk dimasuki. Dengan cepat dan tak ingin menunda-nunda lagi, Lukky membuka celananya mengeluarkan pusakanya yang sudah amat tegang, keras dan besar.
Lalu memasukkannya ke dalam area berharga milik Audia yang basa, area berharga Audia terasa lebih sempit dari biasanya bagi Lukky. Semua itu karena pusaka Lukky yang lebih besar dari biasanya, karena efek terlalu sering menahan hasrat dan terpaksa puasa.
Membuat nafsu Lukky menjadi dua kali lebih besar, dan itu juga berimbas pada pusakanya yang menjadi lebih besar dari biasanya. Hingga membuat Audia terpekik, saat Lukky memasakan dirinya menyatu dengan Audia.
Audia. "aaaaaaaa!"
Pekik Audia sambil meremas ujung bantal saat pusaka yang keras dan besar itu menembus area berharganya.
Lalu Audia kembali terpekik kembali, ketika Lukky menarik keluar pusakanya dan memasukkan lagi.
Audia. "Aua, aua, aua! Sakit!"
Rintih Audia kesakitan seperti yang sudah-sudah, namun Lukky seperti tidak mendengarnya.
Audia. "sudah kak, hentikan!"
Ujar Audia lagi sambil mencoba mendorong tubuh Lukky agar berhenti, tapi Lukky tak menghiraukannya dan terus melakukan aktivitas maju mundurnya.
Lukky. "tunggu sayang sedikit lagi. Ha! Ha! Ha!"
Ujar Lukky sambil ngos-ngosan, tak ingin menghentikan permainannya sebelum tuntas.
Audia. "aua, aua, aua. Sudah kak, Audia mohon tolong hentikan."
Ujar Audia disela-sela rintihan kesakitannya, ia juga bahkan sampai mengeluarkan air matanya.
Seolah sesungguh-sungguh sedang merasakan kesakitan dan tersiksa, membuat siapapun yang melihatnya pasti akan percaya bahwa ia sama sekali tidak menikmatinya. Namun semua itu bohong ia hanya belum bisa merelakan tubuhnya untuk Lukky.
Lukky. "sayang tolong tahan, sedikit lagi saja."
Ujar Lukky memohon dan meminta pengertian Audia, dengan tetap melanjutkan aktivitasnya.
Audia. "SAKIT! Audia sudah bilang sakit. Tapi kenapa kakak terus memasak?!"
Ujar Audia dengan suara meninggi lalu kemudian merendah, sambil mendorong tubuh Lukky menjauh darinya dengan sekuat tenaga.
Lukky sedikit terkejut mendengar suara Audia yang meninggi, dan mendorong tubuhnya dengan cukup kuat. Namun semua itu tidak serta merta membuat Lukky mengakhiri aktivitasnya, pasalnya ia sudah sampai pada puncak batas kesabaran.
*****
Author mau liburan dulu boleh nggak?
Soalnya author lagi sibuk nolongin suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments