Disepanjang perjalanan menuju ke pasar Lukky selalu mengajak Audia berbicara, sedangkan Audia hanya menjawab iya. Selain malas berbicara dengan Lukky ia juga tidak terlalu mendengar apa yang Lukky di katakan.
Oleh sebab itu Audia lebih banyak menjawab, Hmm dan iya saja.
Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, mereka pun sampai disebuah pasar tradisional yang cukup besar, dan yang paling terdekat dengan kawasan tempat tinggal mereka.
Lukky melambatkan laju Vespanya untuk memasuki kawasan tempat parkir, lalu memarkir Vespa disana dengan hati-hati.
Lukky. "yok"
Ujar Lukky mengajak Audia setelah selesai memarkir Vespa nya, dan dengan cepat meraih tangan Audia, lalu menggenggamnya.
Audia tak menolak saat Lukky memegang tangannya, ia hanya diam dan memilih berjalan mengikuti setiap langkah kaki Lukky, hingga mereka sampai dan berhenti disebuah toko emas dengan nama Star di spanduk tokonya.
"Hai bang Lukky! Mau cari apa?"
Sapa istri pemilik toko emas tersebut, yang sudah sangat mengenal Lukky.
Lukky. "ini kak, Lukky mau beli gelang yang cantik untuk istri Lukky."
Jawab Lukky pada istri pemilik toko emas, masih dengan memegang tangan Audia. Sementara istri pemilik toko emas tersebut langsung melihat kearah Audia, yang sedang berdiri disebelah kiri Lukky.
"Oooo, jadi ini istrinya Lukky. Cantik ya!, Kok mau sih sama Lukky? Padahal Lukky kayak begini?! Hahahaha"
Ujar istri pemilik toko emas sambil tertawa dengan maksud bercanda, di iringi dengan tawa Lukky juga.
Lukky. "hahahaha, Kakak ini"
Ujar Lukky ikut tertawa, karena ia tahu istri pemilik toko emas itu sedang bercanda, sementara Audia hanya tersenyum kaku menanggapi candaan mereka berdua.
"Kalau yang kayak gini mau nggak Lukky?"
Tanya istri pemilik toko emas pada Lukky, sambil memperlihatkan sebuah gelang emas, yang dibuat seperti jam tangan dengan ornamen berlian asli dibagian tengahnya.
Lukky. "ini berliannya asli kan kak?"
Tanya Lukky sambil memegang gelang tersebut.
"Iya dong Lukky, kakak kan tahu selera kamu. Oiya itu emas dua tiga ya, kalau emas dua empat gampang penyok."
Jelas istri pemilik toko emas itu dengan ramah.
Lukky. "coba sayang, bagus nggak?!"
Ujar Lukky pada Audia sambil memasangkan gelang tersebut, kepergelangan tangan kanan Audia, dan Audia hanya diam memperhatikan apa yang Lukky lakukan.
Lukky. "oiya bagus. Berapa ini kak?"
Tanya Lukky pada istri pemilik toko emas, setelah selesai memasangkan gelang ketangan Audia.
"Lima juta"
Jawab istri pemilik toko emas, sambil memegang buku nota pembelian.
Lukky. "ya udah Lukky ambil kak"
Ujar Lukky sambil mengeluarkan dompet dari saku celana panjangnya, dan langsung menyerahkan uang dengan lembar berwarna merah, yang telah ia kurangi terlebih dahulu jumlahnya sebanyak satu juta.
Lukky. "Ini kak hitung dulu."
Ujar Lukky menyerahkan uang, lalu melihat kearah Audia yang sedang berdiri di sebelahnya.
Lukky. "suka kan sayang?"
Tanya Lukky pada Audia, yang sejak tadi hanya diam memperhatikan gelang emas ditangannya.
Audia. "suka kak"
Jawab Audia sambil tersenyum manis sekali, dengan mata berbinar-binar karena senang.
Ini adalah pertama kalinya Audia tersenyum dengan tulus tanpa paksaan, dan senyumannya sungguh amat manis. Membuat Lukky semakin jatuh cinta padanya, dan rela melakukan apa pun untuk kembali melihat senyumannya.
Lukky. "besok-besok kalau kakak dapat rejeki lebih lagi, kakak akan belikan kalung ya sayang?!"
Kata Lukky sambil mengelus kepala Audia lembut, lalu kembali melihat kearah istri pemilik toko emas yang sedang sibuk menulis nota bukti pembelian.
"Ini Lukky suratnya. Duitnya pas ya. Makasih ya!."
Ujar istri pemilik toko emas tersebut setelah menghitung uang yang Lukky berikan.
Lukky. "iya sama-sama kak. Lukky balik ya?"
Ujar Lukky sambil berjalan meninggalkan toko emas tersebut.
"Iya hati-hati"
Kata istri pemilik toko emas itu ramah.
Lukky. "kita langsung pulang atau mau singgah dulu ke suatu tempat?"
Tanya Lukky pada Audia setelah mereka berada di tempat parkir, tentunya sambil memasangkan helem pada Audia.
Audia. "terserah kakak, Audia ikut saja."
Jawab Audia dengan sedikit ragu-ragu, karena sebetulnya ia ingin segera pulang tapi juga takut, jika Lukky akan meminta haknya begitu mereka sampai dirumah.
Pasalnya Lukky sudah membelikannya gelang emas, dan ia pasti akan meminta imbalan untuk itu. Itulah yang ada dipikiran Audia saat ini, karena itu ia berkata seperti itu.
Lukky. "kalau gitu kita jalan-jalan saja ya? Seperti orang yang sedang pacaran."
Ujar Lukky sambil menaiki Vespanya, dan di ikuti oleh Audia.
Lukky membawa Audia jalan-jalan ketaman kota, ia juga membelikan jagung bakar untuk Audia dan dirinya, lalu mengajak Audia duduk di bangku taman sambil menikmati matahari pagi, dan angin yang berhembus sepoi-sepoi layaknya orang yang sedang pacaran.
Lukky. "habis dari sini kira-kira sayang mau kakak bawa kemana lagi? Mumpung kita sedang diluar."
Ujar Lukky bertanya pada Audia yang asyik menikmati jangung bakar ditangannya.
Audia. "terserah kakak saja."
Jawab Audia masih seperti sebelumnya.
Lukky. "Hmm, bagaimana kalau kita kerumah Rudi? Disana banyak ikan dan ayam, dia punya kolam ikan dan pelihara ayam kampung. Jadi pas pulang kita bisa bawa ikan dan ayam kampung, untuk dimasak besok. Bagaimana mau nggak?"
Jelas Lukky dan bertanya kepada Audia.
Audia. "boleh"
Jawab Audia singkat.
Karena sudah sepakat akhirnya mereka pun pergi kerumah Rudi, yang berjarak sekitar satu jam dari lokasi mereka sekarang. Tentunya dengan ditempuh menggunakan Vespa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments