Lukky hanya berdiri diam memperhatikan Audia, yang sedang sibuk sendiri. Audia berjalan kesana kemarin mengambil handuk dan juga lulur, lalu masuk ke kamar mandi tanpa berbicara apa-apa.
Sebetulnya Audia ingin memakai lulur dikamar, tapi ia mengurungkannya karena ada Lukky, dan Audia tidak mau Lukky melihat tubuhnya. Meski Lukky adalah suaminya dan sudah dua kali melihat tubuhnya.
Audia masih belum bisa menerima Lukky sebagai suaminya, karena ia tidak memiliki perasaan kepadanya. Audia bahkan sempat berpikir bahwa Lukky adalah hukuman baginya, yang diberikan Allah melalui Nurmala.
Audia lupa. Padahal jika diingat-ingat lagi, ia sendirilah yang memintanya kepada Allah, dengan menampungkan tangan setiap selesai shalat. Audia selalu meminta kepada Allah untuk memberinya seorang suami yang sayang padanya, penyabar dan juga yang bisa menerima ia apa adanya, tapi ia lupa menyelipkan seperti apa kriteria fisiknya.
Audia meluluri seluruh tubuhnya, menggosoknya dengan lembut dan ia menikmatinya. Hampir satu jam lamanya Audia berada di kamar mandi, dan ia keluar setelah selesai mandi itu pun sudah dalam berpakaian.
Audia sengaja membawa baju gantinya kekamar mandi, ketika ia akan masuk ke kamar mandi tadi dan memakainya disana. Karena ia tidak ingin dengan sengaja memperlihatkan tubuhnya yang sedang dalam keadaan terbuka, kepada Lukky.
Karena ia takut Lukky akan mendekatinya, lalu meminta haknya jika ia melihat tubuh Audia dalam keadaan telanjang. Audia tidak ingin memberikan hak Lukky meski sekali pun ia tidak sedang datang bulan.
Oleh sebab itu ia sangat senang ketika mengetahui dirinya sedang haid, karena haid adalah senjata ampuhnya untuk menolak Lukky. Dan Lukky tidak akan bisa berbuat apa-apa, selain menerima dan menunggu sampai Audia selesai haid.
Itu yang ada dipikiran Audia, tapi ia tidak tahu apa yang ada dipikiran Lukky, dan seberapa pandainya Lukky dalam bidangnya menyalurkan hasratnya.
Lukky masih berada didalam kamar saat Audia keluar dari kamar mandi, ia sedikit kecewa saat melihat tubuh Audia yang sudah dalam keadaan mengenakan pakaian, padahal ia sengaja menunggu karena ingin melihat keindahan tubuh istrinya.
Bahkan sebetulnya tadi ia sangat ingin masuk ke kamar mandi, saat Audia berada dikamar mandi. Andaikan Audia tidak mengunci pintunya mungkin ia sudah melakukannya, namun Audia menggagalkan niat Lukky tersebut dengan mengunci pintunya.
Meski kecewa namun Lukky tidak menunjukkannya, ia hanya berjalan menghampiri Audia, lalu mengambil handuk dari tangan Audia.
Lukky. "kakak mandi dulu ya"
Kata Lukky mengatakan apa yang akan ia lakukan, sambil mengambil handuk yang tadi dipakai Audia, dari tangan Audia.
Padahal ada handuk lain yang tergantung di dinding sisi kamar, dekat dengan pintu kamar mandi. Tapi Lukky lebih suka memakai handuk bekas tubuh Audia.
Karena itu ia lebih memilih menunggu Audia selesai mandi, dari pada mandi dikamar mandi satunya, yang berada didekat dapur.
Sementara Lukky mandi Audia menyisir rambutnya, dan mengeringkannya didepan kipas angin yang sedang berputar. Audia sengaja menyisir rambutnya disana agar rambutnya cepat kering, dan bisa segera mengikat rambut panjangnya, agar tidak keluar-luar nanti ketika ia sedang memakai jilbab.
"Assalamualaikum, bang."
Sebuah salam terdengar dari luar kamar, dan yang menjawab Audia dari dalam kamar, Karena Lukky sedang mandi dan tidak mendengar salam tersebut.
Audia. "waalaikumsalam, abang lagi mandi."
Jawab Audia sambil mengenakan jilbab, setelah jilbab terpasang ia pun membuka pintu kamarnya, untuk melihat siapa yang memberi salam.
Seorang pria bertubuh lebih kurus dari Lukky, sedang berdiri didekat pintu kamar Audia dan Lukky. Penampilan pria tersebut lebih urakan dari Lukky, ditambah lagi dengan rambut gimbalnya yang terkesan seperti kotor.
Semakin membuat kesan tidak suka Audia, terhadap teman-teman Lukky.
"Maaf kak, Rio mengganggu. Rio cuma mau minta izin memakai kamar mandi yang didapur, karena kamar mandi yang dibengkel sedang dipakai oleh Hengky."
Kata Rio menyebutkan nama Hengky. Pria yang berpenampilan lebih menyeramkan lagi, dengan tato di sekujur tubuh hingga wajah, dan telinga yang dilubangi lalu ditutup dengan tutup botol air mineral.
Audia bahkan sempat berkali-kali bergidik ngeri saat melihat Hengky, Rio maupun Rudi kemarin, karena penampilan mereka yang sungguh-sungguh luar biasa. Dari orang-orang kebanyakan yang selama ini Audia lihat.
Audia. "ya, silahkan."
Jawab Audia singkat, lalu kembali menutup pintu. Tanpa Audia sadari Lukky sudah keluar dari kamar mandi dan sedang berpakaian didepan lemari.
Lukky. "siapa sayang?"
Tanya Lukky sambil memakai celana pendeknya, setelah Audia menutup pintu kamar.
Audia. "Rio, dia minta izin memakai kamar mandi yang didapur."
Jawab Audia menyebutkan salah satu nama teman Lukky, dengan pandangan sedikit tidak suka, melihat Lukky yang sedang berganti pakaian dihadapannya. Tanpa ada rasa malu sedikit pun terhadap Audia.
Lukky. "memangnya kamar mandi yang dibengkel kenapa?"
Tanya Lukky kembali kepada Audia, seperti tidak suka dengan apa yang dilakukan Rio.
Karena meskipun seperti tidak mengerti agama, Lukky itu sangat mengerti agama. Ia sangat menghormati wanita yang berjilbab, terlebih lagi istrinya sendiri adalah wanita yang memakai jilbab.
Jadi ia akan menjaganya dengan baik, ia tidak akan memberikan kesempatan kepada pria lain untuk melihat aurat Audia. Oleh sebab itu ia melarang teman-temannya masuk kedalam rumahnya, sebelum ia berada diluar dan memberi kode kepada Audia, jika ada temannya yang akan masuk ke rumah.
Walau hanya sekedar untuk mengambil gelas didapur, karena Lukky sangat tahu dengan kebiasaan Audia. Yang terbiasa berkeliaran didalam rumah tanpa mengenakan jilbab, jika hanya ada ia sendiri didalam rumah.
Sedangkan terhadap Lukky adalah sebuah pengecualian, karena meskipun Audia tidak memiliki perasaan terhadap Lukky. Lukky tetaplah suaminya, ia muhrim bagi Audia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments