Akhirnya setelah tiga puluh menit Lukky menyudahi permainannya, ia mencium kening Audia dengan lembut seolah sedang mengucapkan terimakasih karena telah memberinya kenikmatan yang luar biasa, lalu berbaring dan kemudian tertidur disamping Audia, sedangkan Audia masih terjaga.
Ia tidak bisa tidur, tubuhnya terasa lengket dan gerah, akhirnya ia memilih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Audia berjalan kekamar mandi dengan langkah pendek karena ia tidak bisa berjalan seperti biasanya.
Ada rasa sakit diarea kewanitaannya setiap kali ia melangkah, ia bahkan berkali-kali meringis karena rasa yang baru pertama kali ia rasakan, sebelumnya hanya perlu berjalan sepuluh langkah untuk sampai ke kamar mandi, sekarang ia membutuhkan dua puluh langkah untuk beranda disini.
Audia menutup pintu pelan lalu menguncinya. setelah pintu terkunci Audia berjalan menuju wastafel, ia memutar keran, menampung airnya dengan tangan kanannya lalu memasukkannya kemulut, ia menggosok mulutnya kasar dengan jari dan telapak tangan seolah-olah banyak kuman disana.
Ia bahkan merasa jijik setiap kali Ingat bagaimana Lukky mencium bibirnya tadi, berkali-kali Audia mencuci mulutnya dengan air namun ia belum juga puas, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggosok gigi, bibir dan seluruh area mulutnya.
Audia berhenti menggosok gigi setelah ia merasa tidak ada lagi kuman atau pun air liur Lukky disana, kini ia ingin buang air kecil, namun sayang Audia harus lagi-lagi menderita dan tersiksa karena rasa sakit yang luar biasa dari area kewanitaannya ketika ia buang air kecil.
Audia bahkan sampai menangis sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena tidak tahan dengan rasa sakitnya, ia bahkan berkali-kali memaki Lukky dengan bergumam.
"Berengsek" gumam Audia.
Audia yang tadinya tidak memiliki perasaan apapun pada Lukky, perlahan-lahan mulai membenci Lukky, ia benci melihat penampilan Lukky yang memakai kalung rantai, anting-anting dan juga tindik.
Ia ngeri melihat tato ditangan, kaki dan juga punggung Lukky, kini Audia juga benci melihat teman-teman Lukky yang tak jauh berbeda dengan Lukky, ditambah lagi hari ini setelah satu hari usia pernikahan mereka.
Audia semakin tidak menyukainya setelah ia tahu, ternyata Lukky suka mengonsumsi minuman keras setiap kali sedang berkumpul dengan teman-temannya, bukan hanya itu Lukky juga memakai barang haram untuk membangkitkan imajinasinya agar ia bisa bekerja.
Awalnya Audia tahu saat melihat teman Lukky datang ketempat kerja Lukky yang berada disebelah rumah, temannya datang dengan tangan membawa minuman cointreau yang dibungkus dengan plastik hitam.
Mereka minum bersama disore hari menghabiskan tiga botol dalam sekejap, lalu mengisap sesuatu yang dilinting seperti rokok tembakau secara bergantian, mereka terlihat enjoy dan sama sekali tidak segan dengan Audia yang berjilbab menatap mereka dengan tatapan tajam tidak suka.
Namun Lukky menyadari arti dari tatapan itu, ia menghampiri Audia dan berbicara dengan lembut.
Lukky. "sayang ada apa? Kenapa sejak tadi berdiri disini?"
Tanya Lukky setelah berdiri didepan Audia yang sejak tadi berdiri didepan pintu yang menghubungkan rumah dengan bengkel.
Audia. "apa itu?"
Tanya Audia jutek dengan pandangan mata mengarah ke tangan kanan Lukky yang memegang lintingan tembakau khas Aceh tersebut.
Lukky. "ini rokok"
Jawab Lukky santai dengan tersenyum sambil mengusap lembut pucuk kepala Audia.
Audia tahu Lukky berbohong, ia tidak menyukainya namun ia juga tidak mengatakannya.
Audia. "kamu suka minum?!"
Tanya Audia mengubah pertanyaan setelah Lukky menjawab pertanyaan yang pertama dengan berbohong.
Lukky. "tidak, hanya sesekali."
Jawab Lukky tegas tapi masih dengan nada suara lembut.
Audia. "aku benci pria yang suka minum."
Ujar Audia lalu berlalu pergi meninggalkan Lukky begitu saja, Lukky tahu Audia marah padanya.
Lukky. "sayang malam ini mau makan apa, biar kakak beli sekarang atau kita makan diluar seperti tadi siang?"
Tanya Lukky sambil mengikuti Audia dan berharap bisa meredakan kemarahan Audia.
Audia. "tidak tahu, aku akan masak saja!"
Ujar Audia masih dengan nada ketus lalu membuka kulkas yang masih baru dan kosong, karena Lukky baru membelinya bersama dengan kasur, kompor dan juga peralatan masak sehari sebelum mereka menikah, begitu juga dengan sofa diruang tamu dan juga karpet permadani diruang tengah.
Semuanya baru dengan warna sesuai yang disukai oleh wanita yang dinikahinya, namun Audia tidak menyadarinya karena hatinya dipenuhi ketidak sukaan kepada Lukky jadi dia tidak bisa melihat apa yang dilakukan Lukky untuknya.
Padahal sebelum membeli semua itu Lukky bertanya padanya melalui telepon selulernya, seperti warna apa yang dia sukai? Ruang tamu seperti apa? Ruang keluarga seperti apa? Lalu kulkas yang berapa pintu dan kompor gas merk apa? Begitu detailnya lukky menanyakannya kepada Audia.
Audia. "bahkan disini tidak ada apa-apa untuk dimasak!."
Kata Audia ketus dan menutup kulkas dengan kuat hingga menghasilkan getaran.
Lukky. "sayang mau masak apa? Bagaimana kalau kita pergi belanja?"
Ajak Lukky sambil memegang tangan Audia, berharap saat ia melakukan itu semua amarah dan emosi Audia sirna, namun Audia justru menarik tangannya.
Ia tidak suka Lukky memegang tangannya, ia bahkan bergidik saat mendengar Lukky memanggilnya sayang, namun Audia tidak menolak saat Lukky mengajaknya pergi belanja ia justru menjawab iya dengan menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments